Daftar Blog Saya

Senin, 17 November 2008

PUISI dan SYI'IRAN BASA JAWA (Sangka Santri....)


PAK ALI GHUFRON SINGOSARI MALANG SEDANG EKSPRESSI PUISI.......

KUMPULAN PUISI SAAT TERJADINYA SUNAMI ACEH 2006


TRAGEDI TANAH RENCONG
Ali Ghufron, Singosari Malang, 2 Januari 2005

Di Tanah rencong yang dibanggakan
Menjerit-jerit kesakitan, menyebut-nyubut Asma Mu, Ya Alloh….
Astaghfirullohal ‘Adhim, Lahaula walaquwwata illah billahil ‘aliyyil ‘adhim
Kau luluh lantakkan Banda Aceh rata dengan tanah, tiada beda dengan tanah lapang air tergenang, segala hilang tak terbilang

Ya Alloh….
Tak ada lagi mahkota jabatan
Tak ada lagi harta kebanggaan
Tak ada lagi rumah tinggal
Tak ada lagi sanak keluarga
Tak ada lagi cengkrama permainan
Tak ada lagi tetangga kenalan
Tak ada lagi kecantikan
Tak ada lagi kegagahan
Tak ada lagi kesombongan
Tak ada lagi
Rontok….
digoyang dendang makhluk Mu, gempa tektonik berulang-ulang

Apakah ini tadzkirah peringatan Mu
Apakah ini fitnah cobaan Mu
Apakah ini adzab hukuman Mu

Ya Alloh….
Tak ada lagi hiruk pikuk kendaraan
Tak ada lagi lalu lalang kesibukan
Tak ada lagi gemerlap lampu penerang
Tak ada lagi bebunyian hiburan dan rekreasi
Tak ada lagi senyum sapa ucapan salam
Tak ada lagi transaksi dan perdagangan
Tak ada lagi sekolah dan perkuliahan
Tak ada lagi komunikasi pembicaraan
Tak ada lagi !
Rata…..
dihempas libas makhluk Mu gelombang Tsunami si ombak kobra menerjang

Hanya Masjid-masjid tempat pasujudan bertengger kokoh atas Izin Mu,

Apakah ini tadzkirah peringatan Mu
Apakah ini fitnah cobaan Mu
Apakah ini adzab hukuman Mu

Puing sisa berikan bukti,
Mayat-mayat kaku jadikan saksi sebagai musyahidin,
Mencari sanak saudara silih berganti, ratap tangis memilukan datangkan simpati,
Sunyi sepi nasehat hikmah yang sarat berisi, bagi saudara mereka yang berfikir
Bela sungkawa seantero dunia sumbangkan arti, relawan kemanusiaan berbondong datang ulurkan tangan tuk sesama.

peringatan, cobaan atau hukuman Mu ?


DUKA SERAMBI MAKKAH
Ali Ghufron, Singosari, 2 Januari 2005

Allohu Akbar !
Tersentak oleh keBesaran Alloh Dzat Yang Maha Besar
Betapa amat kecil segala ciptaan
Berpuluh ribu mayat bergelimpangan terbujur kaku dengan segala gerak laku yang qalbu bagai disayat sembilu
Kematian itu satu, sebabnya ada beribu-ribu, dimanapun pasti bertemu
Kiamat kecilkah gerangan ?
Ya…. Kiamat kecil !
Kiamat kecil
Kiamat kecil
Kiamat kecil…….

Innalillahi wainna ilahi roji’un
Sungguh segalanya milik Mu, dan kembali ke haribaan Mu
Duka Serambi Mekah
Datangkan duka dunia
Bela sungkawa berkepanjangan
Akal menjadi dangkal, takdir berdzikir
Mata menjadi saksi
Hati datangkan simpati

Subhanalloh
Maha Suci Dzat Yang Maha Suci
Gempa dan badai Tsunami datangkan hikmah
Tak hanya Pakar, tukang parkirpun bertasbih kepada Mu
Sehabis menyaksikan Maha Suci Mu

Bayi mungil satu setengah bulan bertahan, induknya mati terseret gelombang, ayahnya diam terheran-heran menyaksikan anak kesayangan tersenyum manis menawan
Lelaki di tumpakan sampah sampai enam hari enam malam tak setes airpun ke kerongkongan tak sebutir makanpun ke perutnya, masih bertahan hidup, bicara terbata-bata
Anak berusia lima tahun naik almari terapung nikmat sempat pindah ke springbet ditungganginya seluruh keluarga yang disayangi tak menyaksi kan dan menyahut jeritannya
Masjid putih berkubah hitam Baiturrahman tetap bisa menjadi kebangga an Icon Serambi Makkah ke depan
Satu generasi Kau taburi Rahmat Mu Wahai Dzat Yang Memberi Rahmat

Kiamat kecil gerangan ?
Ya…. Kiamat kecil !
Kiamat kecil
Kiamat kecil
Kiamat kecil, Miniatur kiamat…….


BADAI TSUNAMI SEBUAH NAMA
Ali Ghufron, Singosari, 2 Januari 2005

Lempeng bumi laut bergeser, kata ahlinya
badai tsunami menyapa bumi, puluhan ribu jiwa tersapu mati, tua muda, remaja bay, kaya miskin, tentara polisi, tak peduli
Waktu dhuha dikala gempa, porak porandakan gerak kehidupan,
Andai…. kau datang tengah malam mereka lelap tidur mendengkur betapa lebih mengujutkan seluruh daratan,

Allah Maha Belaskasihan, Allah masih belas kasihan,

Nanggroe Aceh Darussalam,
Aceh yang sarat keagamaan,
Aceh yang indah kebudayaan,
Aceh yang dinamik tari Saman,
Aceh yang bersuara emas kalimah Allah diisenandungkan,
Aceh yang punya kebanggaan Kesultanan Malikus Shaleh tahun seribu dua ratus sekian, sampai seribu dua ratus sekian,
Aceh yang punya Kepahlawanan Tuenku Umar, Cut Nyak Dien, Cut Mutiah, pahlawan nasional,
Aceh yang Serambi Makkah, orang manapun kalau naik haji melalui pelabuhan Sabang,
Aceh yang daratanmu mirip di Mesopotamia, indah molek menawan,
Aceh yang punya tanaman daun impian, daun obat yang banyak disalahgunakan,
Aceh yang punya pemimpin daerah gubernur Abdullah Puteh bernama,
Aceh yang punya masalah dengan pemerintahan,
Allah Maha Belaskasihan, Allah masih meberikan belas kasihan,

Gelombang Tsunami hanya sebuah nama,
Samaran dari Malaikat Izrail sang pencabut nyawa,
Gelombang Tsunami hanya sebuah nama,
Titisan air bah di zaman Nabi Nuh ‘Alaihissalam, yang meneng gelamkan seluruh daratan,
Gelombang Tsunami hanya sebuah nama,
Mungkin samaran Nabi Khidir ‘Alaihissalam, yang mencekik anak kecil calon misionaris kafir
Gelombang Tsunami hanya sebuah nama,
Seperti bencana alam zaman Nabi Luth ‘Alaihissalam, membalikkan kaun homosexsual yang berlebihan dan mencibirkan ajaran Nabi mereka,
Gelombang Tsunami hanya sebuah nama,
Reingkarnasi generasi yang akan dartang,
Wallahua’lamu bishshowab.

Allah Maha Belaskasihan, Allah masih meberikan belas kasihan,



ACEH…. ! SETIAP MUSIBAH BERHIKMAH
Ali Ghufron, Singosari, 2 Januari 2005

Kematian datang, jerit tangis mengiang
Puluhan ribu mayat dikuburkan, shalat ghoib dimana-mana
Beribu-ribu pengungsi, bermilyard-milyard santunan simpati
Beribu-ribu yatim piatu, berjuta-juta mengangkatmu,

Musibah yang ada, hikmah yang tersisa
Kau jarang disentuh bapakmu, akan diprioritaskan
Kau dianak tirikan, akan dimanjakan
Kau dibilang penghianat, akan dijadikan pahlawan
Kau dibilang kampungan, akan lebih kota di mata dunia

Musibah yang ada, hikmah yang tersisa
Sejarah yang terkuburkan, terungkap jasa baikmu
Semerbak wangi dibuat tawar, kan lebih wangi ke penjuru
Serentah takabbur, terhina sampai ke liang kubur
Sekelompok sombong, seluruh hamparan terbengong

Musibah yang ada, hikmah yang tersisa



BELA SUNGKAWA DAN DOAKU PADAMU
Ali Ghufron, Singosari, 2 Januari 2005


Aku berbela sungkawa
Syahidin berbangga

Aku berbela sungkawa
Para relawan berdatangan

Aku hanya bisa berbela sungkawa
Para malaikat memanjakanmu

Aku sekedar bisa berbela sungkawa
sedang malaikat penjaga sorga kan menyambutmu dengan ramah

Aku dengan berbela sungkawa
Panjatkan doa kepada Rabbiku, smoga dirahmati, peroleh ampunanNya.


GEMURUH TAHLIL DAN DOA TUK NANGGROE ACEH DARUSSALAM
Ali Ghufron, Singosari, 2 Januari 2005

Saudara kita berduka
Masih ada tersisa dalam tanya
Masihkan akan hidup berikutnya
Sebuah kota menjadi bisu, mati, mencekam dengan mayat-mayat bergelimpangan di pinggiran jalan

Secercah harapan tinggal harapan
Tak lagi ingat saudara, anak, istri, apalagi sesuku
Aceh yang ceria tiba-tiba meledak dengan jerit tangis bersautan
Terhempas gejala alam badai tsunami menggulung seluruh isi hanyut dengan hitungan detik meregang ribuan nyawa

Tersiar kabar duka berjuta saudara kita
Selembar sajadah serambi Makkah robek sudutnya di banda kota sejarah penuh kenangan
Di hari libur Ahad Pahing dua puluh enam Desember penghujung tahun dua ribu empat
Gelombang pasang hempaskan sayap berbisa datang kematian ratusan ribu jiwa

Saudara kita berduka
Masih ada tersisa orang-orang yang takziyah ikut berduka
Dengan gemuruh membaca kalimah tahlil dan shalat ghoib mintakan ampunan
Masih ada kepedulian sesama, walau sebelumnya sempat tak tegur sapa
Bahkan ingin menghabisi mereka Gerakan Aceh Merdeka

Saudara kita berduka
Masih ada belas kasihan penghuni dunia
Masih tersisa orang arif bijaksana, ikut mendoakan dengan doa sejadi-jadinya
Bersedia menolong dengan berbagai kelebihan yang ada
Saudara, semoga arwamu dibalas sorga,

Amin, semoga Allah mengabulkan.


AKU BERTANYA KEPADAMU TENTANG GELOMBANG KOBRA TSUNAMI
Ali Ghufron, Singosari, 2 Januari 2005

Wahai Allah….aku bertanya kepada Mu

Mengapa Kau ciptakan bumi ?
Untuk kau pakai hidup, dan kelola sumber alamnya !
Bila berlebihan, Aku tidak suka kepada mereka yang berlebih-lebihan
Kan binasalah kau dengannya

Wahai Allah….aku bertanya kepada Mu

Mengapa Kau ciptakan laut ?
Untuk kau pakai hidup, dan kelola sumber alamnya !
Bila berlebihan, Aku tidak suka kepada mereka yang berlebih-lebihan
Kan binasalah kau dengannya

Wahai Allah….aku bertanya kepada Mu

Mengapa Kau ciptakan gelombang kobra Tsunami yang mematikan ?
Untuk Kupakai menunjukkan Kebesaran Ku, dan ambilah hikmahnya !
Bila berlebihan, Aku tidak suka kepada mereka yang berlebih-lebihan
Kan binasalah kau dengannya

Aku faham, bahwa Engkau Maha Kuasa
Engkau ciptakan bumi untukku
Aku faham, bahwa Engkau Maha Kuasa
Engkau ciptakan laut untukku
Aku faham, bahwa Engkau Maha Kuasa
Engkau ciptakan gelombang kobra Tsunami yang mematikan saudaraku

Tapi aku belum mampu mengambil hikmahnya, Astaghfirullah…..

Wahai Allah….aku bertanya kepada Mu
Tegurankah itu…. Astaghfirullah…..

Wahai Allah….aku bertanya kepada Mu
Cobaankah itu…..Astaghfirullah…..

Wahai Allah….aku bertanya kepada Mu
Hukumankah itu….. Astaghfirullah…..

Aku terlelap tidur, dalam mimpi lelaki berjubah bersorban putih membisiku “ engkaupun harus hati-hati “

Astaghfirullah…..
Akupun terbangun, mengapa aku bertanya pada Tuhan ? seharusnya bertanya pada diriku sendiri…. Astaghfirullah…..

SEMENTARA ACEH DAN SUMATERA UTARA
Ali Ghufron, Singosari, 2 Januari 2005

Ya Allah, Wahai yang terkandung dalam seluruh nama-nama Allah,
Dia Yang menciptakan langit dan antariksa yang tiada saka,
mencipta bumi dan segala kelengkapan tambang tiada batas,
dan gerak pergeseran serta gejala alam, tanah longsor, banjir bandang, angin gending, angin beliung, gempa Vulkanik, gempa Runtuhan, gempa tektonik, gelombang tsunami dengan korbannya atas Kehendak Mu belaka, yang tiada Tuhan selain Dia, tiada sembahan selain Dia, tiada wajib ditaati selain Dia
Dialah yang wajib dipuji yang benar-benar kuasa di atas segala-galanya, Wahai yang terkandung dalam seluruh nama-nama Allah, Ya Allah

Ya Rahman, Wahai Yang Maha Pengasih, semua tak terkecuali masih Engkau Kasihi, masih ada sisa yang hidup di antara yang mati. Baik kepada yang iman maupun yang ingkar kepada Mu, Wahai Yang Maha Pengasih, Ya Rahman

Ya Rahim, Wahai Yang Maha Penyayang, Dialah Yang Maha Penyayang kepada hambaNya yang mau beriman. Dialah yang memberi Rahmat yang besar tak dapat dinilai dengan harta benda dan kenikmatan di dunia, inilah yang diberikan kepada mayat-mayat korban syahidin, bayi dan kanak-kanak, ahli ibadah dan kebaikan, Wahai Yang Maha Penyayang, Ya Rahim

Ya Malik, Wahai Yang Maha Mengusai dan merajai segala-galanya, KeMaha Kuasa MU yang tiada tara, KeMaha Kuasa MU yang telah merendam daratan seketika, mematikan, menghidup kan, menggerakkan, dan mendiamkan, menumbuhkan kembali, Andai Kau tunjukkan yang lebih dahsyat tak kuatlah menerimanya, Wahai Yang Maha Mengusai dan merajai segala-galanya alangkah Kuasanya Engkau, Ya Malik

Ya Quddus, Wahai Yang Maha Suci, Yang bersih dari sifat kurang, tak kurang suatu apapun Engkau, skenario Mu dalam kejadian teramat bersih, terbukti tempat suci Mu tetap tegar tak bergeming diterjang badai tsunami yang menghancurkan, bayi mungil yang suci Kau hidupkan, walau ibundanya tenggelam, Alangkah Suci Wahai Yang Maha Suci, Ya Quddus

Ya Salam, Wahai Yang Maha Sejahtera, Dia lah yang memegang kendali kesela matan seluruh alam, dan hanya Dia lah dari segala cacat dan kekurangan. Salah satu bukti pada keluarga Konbes Polri yang sempat berucap memuji Mu dengan :” Ya Salam, Ya Salam, Ya Salam” Kau selamatkan dari malapetaka yang Kau kirimkan, hanya itu yang ku tahu, Wahai Yang Maha Sejahtera, Dia lah yang memegang kendali keselamatan seluruh alam, Ya Salam

Ya Mukminu, Wahai Yang Maha Pemberi keamanan, Dia lah yang mengaman kan seluruh makhluk Nya. Selain yang Kau beri petaka, masih lebih banyak yang Kau amankan dari gelombang kobra tsunami, hanya ujung barat, Aceh dan sebagaian Sumatra Utara, Sri Langka India, pantai Thailan saja, Dia lah yang mengamankan seluruh makhluk Nya, Wahai Yang Maha Pemberi keamanan, Ya Mukminu

Sementara tak kuasa aku melanjutkan memuji Mu dengan Asmaul Husna(8 –99)
Sementara kilu lidahku tuk membaca ayat-ayat Mu yang amat sempurna
Sementara tak mampu mengeja huruf Alif Lam Mim Mu, Ya Sin Mu
Sementara tak jelas dengarkan Nama Besar Mu dikumandangkan dari Masjid Mu



ACEH....YA HUA, KAU YANG MAHA MENJAGA

Masihkah ada penjagaan untukku
Sedang aku jarang terjaga untuk Mu
Aku sering alpa untuk Mu dari pada mengingat Mu
Kau Yang Maha Menjaga dalam keabadian Mu, Ya Hafid

8. Yang Maha Menjaga ,
9. Yang Maha Mulia,
10. Yang Maha Perkasa,
11. Yang Maha Mengatasi segala sesuatu,
12. Yang Maha Pencipta,
13. Yang Maha Mengadakan,
14. YangMaha Pemberi bentuk,
15. Yang Maha Pengampun,
16. Yang Maha Memaksa,
17. Yang Maha Pemberi,
18.Yang Maha Pemberi rizqi,
19. Yang Maha Pembuka pintu rahmat,
20.Yang Maha Mengetahui,
21. Yang Maha Penahan,
22. Yang Maha Mela­pangkan,
23. Yang Maha Merendahkan derajat,
24. Yang Maha Men­gangkat (derajat),
25. Yang Maha Pemberi kemuliaan,
26. Yang MahaPemberi kehinaan,
27. Yang Maha Mendengar,
28. Yang Maha Meli­hat,
29. Yang Maha Bijaksana,
30. Yang Maha Adil,
31. Yang Maha Halus (lemah lembut),
32. Yang Maha Waspada,
33. Yang Maha Pen­yantun ,
34. Yang Maha Agung,
35. Yang Maha Pengampun,
36. Yang Maha berterima kasih,
37. Yang Maha Tinggi,
38. Yang Maha Besar,
39. Yang Maha Memelihara,
40. Yang Maha Mengawal,
41. Yang Maha Penghitung,
42. Yang Maha Pemilik Kebesaran,
43. Yang Maha Mulia,
44. Yang Maha Mengawasi,
45. Yang Maha Mengabulkan,
46.Yang Maha Luas (karunia-Nya),
47. Yang Maha Bijaksana,
48. Yang Maha Penyayang,
49. Yang Maha Menang,
50. Yang Maha Membangkit­kan,
51. Yang Maha Menyaksikan,
52. Yang Maha Benar,
53. Yang Maha Mengurusi,
54. Yang Maha Kuat,
55. Yang Maha Kukuh,
56. Yang Maha Memimpin,
57. Yang Maha Terpuji,
58. Yang Maha Menghitung,
59. Yang Maha Memulai,
60. Yang Maha Mengembalikan,
61. Yang Maha Menghidupkan,
62. Yang Maha Mematikan,
63. Yang Maha Hidup,
64.Yang Maha Tegak,
65. Yang Maha Menemukan,
66. Yang Maha MuliaKeadaan-Nya,
67. Yang Maha Esa,
68. Yang Maha Dimintai,
69. Yang Maha Kuasa,
70. Yang Maha Menguasai,
71. Yang Maha Mendahului,
72. Yang Maha Mengakhiri,
73. Yang Maha Awal,
74. Yang Maha Akhir (tidak ada yang mengakhiri-Nya),
75. Yang Maha Dhahir(jelas Kekuasaan-Nya),
76. Yang Maha Ter sembunyi Dzat-Nya,
77. Yang Maha Memimpin,
78. Yang Maha Mengatasi segala ketinggian,
79. Yang Maha Baik, 80. Yang Maha Menerima Tobat,
81. Yang Maha Menuntut bela,
82. Yang Maha Pemaaf,
83. Yang Maha Kasih sayang,
84. Yang Maha Memiliki sekalian raja,
85. Yang Maha Mem punyai Kebesaran dan Kemuliaan,
86. Yang Maha Adil,
87. Yang Maha Meng himpun segala makhluq,
88. Yang Maha Kaya
89. Yang Maha Menjadi­kan kaya,
90. Yang Maha Menolak,
91. Yang Maha Memberi kemelara­tan,
92. Yang Maha Memberi man faat,
93. Yang Maha Pemberi cahaya,
94. Yang Maha Pemberi petunjuk,
95. Yang Maha Mengadakan sesuatu,
96. Yang Maha Kekal,
97.Yang Maha Mewarisi ( tetap hidup sesu­dah segalanya lenyap),
98. Yang Maha Cerdik,
99. Yang Maha Sha­bar

Foto saat berdakwah di Stasiun Televisi Malang, Malang TV bersama Siswa SMAI dan Madrasah Aliyah Al Maarif Singosari Malang

ISTIGHFAR

Astaghfirullohal Adhim 3X Innalloha Ghofurur rahiim
( Lirik oleh Drs. H.M. Ali Ghufron)

Ojo siro banget banget ngonmu urip ono ndunyo,
Malaikat juru pati ngawasake marang siro.
Malaikat juru pati bakal njabut nyowo iro,
Nggone njabut yo ngenteni dawuh Alloh kang Kuoso.

Sregep ngaji yo ibadah, apik marang podo manungso,
Iku dalan nyang swargo, ugo ngentengake marang sikso.
Males ibadah ngumbar nafsu, dalan jembar nyang neroko,
Mongko sombong lan takabbur, bakale oleh sikso kubur.

Senajan sak iki pada susah rekoso uripe,
Nanging tetep cekelan agama Islam lan imane.
Bakal slamet n ing akherat uga gampang ing lanjrate,
Sebab ikhlas madep matep nyembah marang Pengerane.

Nanging wong kang sregep ibadah limang waktu ora bubrah,
Mangko bakal oleh nikmah, oleh swarga Fa Insya Alloh.
Iman marang gusti Alloh ibadah klawan Istiqomah,
Shalat, poso, zakat, haji sarana lillahita’ala.

Wong kang sregep ibadahe, ngati-ati oleh njabute,
Koyo narik rambut ing glepung alus krono sakakene.
Nanging wong kang keset-males nyembah gusti kang kuoso,
Yo bakal piwales nazak pati nemen rekosone.

Koyo narik eri salak, kang ditarik songko sutro,
Dedel duel kahanane koyo sembrono mongso uripe.
Manungso bakal dikumpulake karo wong-wong kang dadi srawungane,
Mongko mumpung isih sempat sak durunge ketekan patine.

Mugi kula lan njenengan angsal syafaat Rasulillah,
Ten dina kiamat mangke ra ketemu rasa susah.
Anak bojo ora kenal bapak ibu pada pisah,
Sing nulungi amung siji catetan amal ibadah.

Poro Sederek
( Lirik oleh Drs. H.M. Ali Ghufron)

Poro sederek kulo sedoyo, jaler estri enom lan tuwo 2X, Mumpung urip no alam dunyo, saben waktu podo ilingo.

Ngelingono yen ono timbalan timbalane ra keno wakilan 2X, Timbalane kang Moho Kuoso gelem ora bakale lungo.

Yen lungane ora dinyono, sugih miskin bakale mrono 2X, Dunyo brono ditinggalno, sing digowo amal ing dunyo.

Disalini penganggo putih yen wis budal ora biso mulih 2X, Tumpakane kereta jawa roda papat rupa manungsa.

Jujugane omah guwo tanpo bantal tanpo keloso 2X, Yen omahe gak ono lawange turu dewe gak ono rewange.

Ditutupi anjang-anjang, diuruki den siram kembang 2 X, Tanggo dulur podo sambang podo nangis koyo wong nembang.

Lamun ing kubur bakal ditarap, dikoni karo malaikat 2 X, Takon sepisan ora den jawab daging balunge pating pencelat.

Mulo dulur podo’o tobat sak durunge ketekan sekarat 2 X, Ayo podo ngelakoni sholat, bakal slamet dunyo akherat.

Rugi Dunyo
Rugi dunyo gaksepiro’o, rugi akherat bakal ciloko 2 X, Sebab dunyo wot-wotane, kangge nuju akherate.

Wong uripe sregep ibadah, ono ing kubur bakale nikmat 2 X, Wong kang akeh mak siyate, nang neroko piwalese.

Urip ndik ndunyo mung sedelo, sing suwe ana akhirate 2 X, Bejo temen wong kang ibadahe ciloko kang akeh maksiyate.

Jelatah-pangkat pepaesing dunyo, ibadah-maksiyat pilihan iro 2 X, Akeh maksiyat olehe neroko, sregep ibadah oleg swargo.

DULUR-DULUR
( Lirik oleh Drs. H.M. Ali Ghufron)
DULUR-DULUR MUSLIMIN MUSLIMAT
AYO PADA NGGOLEK SANGU AKHIRAT
SAK DURUNGE KETEKAN SEKARAT
ANA ING KUBUR BAKAL DITARAP

BAKAL DITAKONI KARO MALAIKAT
AMAL KITA ORA ANA SING KLIWAT
AYO PADA NGELAKONI SHOLAT
RINA WENGI MUMPING SIK SEMPAT

ZAMAN SAK IKI WIS JEDEK KIAMAT
AKEH WONG SENENG NGEKONI MAKSIYAT
NINGGALNO SHOLAT LAN EMOH MBAYAR ZAKAT
WIS KADUNG KROSO NIKMAT LALI AKHIRAT

DULUR-DULUR AYO PADA SREGEP NGAJI
SAK DURUNGE KETEKAN PATI
TINIMBANG GETUN ONOK ING DINO MBURI
URIP NDIK NDUNYA ORA BISA DIBALENI

KONCO-KONCO SING SIK SENENG NDEM-NDEMAN
DULUR-DULURKU SING SENENG TOGELAN
AYO PODO DICEGAH GAK TERUS-TERUSAN
SEBAB MENDEM KOYA WONG EDAN, SENENG TOGELAN NGRUSAK MASA DEPAN

SENENG TOMBOKAN GAK ISO DADI JUTAWAN
SING AKEH MARI OLEH TAMBAH JORJORAN
WONG MAIN NGONO DIREWANGI SYETAN, DIJAK SENENG GAE KONCO LANGGANAN

KONCO NOM-NOMAN SING SREGEP NYELENGI,
YEN WIS AKEH DUETE DIGAWE RABI
CALON BOJONE YO ISO NYENENGI, MOROTUWANE YO MELOK NYENENGI
SREGEP TANGI ING TENGAH WENGI
DULUR-DULUR AYO PADA SADAR,
SAK DURUNGE KETEKAN MODAR
TINIMBANG GETUN GAK KENEK DIBAYAR
URIP NDIK NDUNYA IKU MUNG SAK GEBYAR

Tidak ada komentar: