Daftar Blog Saya

Jumat, 13 April 2012

Karya Tulis

PENELITIAN DAN PENULISAN ILMIAH

PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang

Sejak abad ke-18, ilmu pengetahuan telah berkembang pesat dan melahirkan teknologi canggih yang berperan penting dalam kehidupan manusia. Perkembangan ilmu pengetahuan telah mengubah sejarah peradaban manusia menjadi lebih modern. Para ilmuan berhasil mengembangkan mengembangkan ilmu pengetahuan karena mereka bekerja secara sistematis, jujur dan disiplin. Mereka mengembangkan semua keterampilan yang mereka miliki. Keterampilan itu dinamakan keterampilan proses.Seseorang yang ingin mempelajari sains diharapkan dapat menggunakan dan melatih keterampilan proses yang dimilikinya sehingga akan terbentuk suatu sikap ilmiah dalam menjawab berbagai pertanyaan-pertanyaan di alam.

Metode ilmiah adalah langkah-langkah sistematis dan teratur yang digunakan dalam rangka mencari kebenaran ilmu pengetahuan. Metode ilmiah diperlukan dalam melakukan suatu penelitian. Mengapa kita harus melakukan penelitian ? Penelitian dilakukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dan rasa ingin tahu manusia terhadap suatu kejadian atau gejala alam tertentu. Ilmu pengetahuan terus berkembang karena para ilmuan tak berhenti mencari tahu dan meneliti mengenai gejala-gejala alam yang terjadi.
Berdasarkan uraian diatas penulis akan membahas mengenai struktur penelitian dan penulisan ilmiah, teknik penulisan ilmiah, teknik notasi ilmiah.

  1. Permasalahan

Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
1. Bagaimana struktur penelitian dan penulisan ilmiah ?
2. Bagaimana teknik penulisan ilmiah ?
3. Bagaimana teknik notasi ilmiah ?

  1. Tujuan

Tujuan dari makalah ini adalah :
1. Memberikan penjelasan mengenai struktur penelitian dan penulisan ilmiah
2. Memberikan penjelasan mengenai teknik penulisan ilmiah
3. Memberikan penjelasan mengenai teknik notasi ilmiah

PEMBAHASAN

A. Definisi Penelitian

Menurut Sukardi (2003) penelitian adalah proses ilmiah yang mencakup sikap formal dan intensif. Karakter formal dan intensif karena mereka terikat dengan aturan, urutan maupun cara penyajiannya agar memperoleh hasil yang diakui dan bermanfaat bagi kehidupan manusia. Intensif dengan menerapkan ketelitian dan ketepatan dalam melakukan proses penelitian agar memperoleh hasil yang dapat dipertanggungjawabkan, memecahkan problem melalui hubungan sebab akibat, dapat diulang kembali dengan cara yang sama dan hasil sama.
Penelitian menurut Kerlinger dalam Sukardi (2003) ialah proses penemuan yang mempunyai karakteristik sistematis, terkontrol, empiris, dan mendasarkan pada teori dan hipotesis. Beberapa karakteristik penelitian sengaja ditekankan oleh Kerlinger agar kegiatan penelitian memang berbeda dengan kegiatan professional lainnya. Penelitian berbeda dengan kegiatan yang menyangkut tugas-tugas wartawan yang biasanya meliput dan melaporkan berita atas dasar fakta. Pekerjaan mereka belum dikatakan penelitian, karena tidak dilengkapi dengan karakteristik lain yang mendukung agar dapat dikatakan hasil penelitian, yaitu karakteristik mendasarkan pada teori yang ada dan relevan dan dilakukan secara insentif dan dikontrol dalam pelaksanaannya.
Penelitian dapat pula diartikan sebagai cara pengamatan atau inkuiri dan mempunyai tujuan untuk mencari jawaban permasalahan atau proses penemuan. Baik itu discovery maupun invention. Discovery diartikan hasil temuan yang memang sebetulnya sudah ada. Sedangkan invention diartikan sebagai penemuan hasil penelitian yang betul-betul baru dengan dukungan fakta.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian adalah usaha seseorang yang dilakukan secara sistematis mengikuti aturan-aturan metodologi misalnya observasi secara sistematis, dikontrol, dan mendasarkan pada teori yang ada dan dipeerkuat dengan gejala yang ada.

B. Tujuan Penelitian

Tidak semua kegiatan penelitian itu memerlukan biaya, tenaga, dan waktu. Dalam kegiatan penelitian memang mengandung kegiatan yang sulit dan melelahkan, tetapi penelitian mempunyai tujuan yang hendak dicapai oleh peneliti. Beberapa tujuan penelitian diantaranya adalah :

  1. Memperoleh informasi baru.

Penelitian biasanya akan berhubungan dengan informasi atau data yang masih baru jika dilihat dari aspek sipeneliti. Walaupun mungkin saja suatu data atau fakta tersebut telah ada dan berada di suatu tempat dalam waktu lama. Apabila fakta tersebut baru diungkap dan disusun secara sistematis oleh seorang peneliti pada saat itu maka dapat dikatakan bahwa data peneliti tersebut dikatakan baru. Contoh data yang sering ditemui dalam kondisi tersebut misalnya adalah fakta sejarah yang diperoleh di sebuah situs desa Wonoboyo, Klaten. Dari situs tersebut ditemukan diantaranya peninggalan peradaban masyarakat kuno yang berupa guci, mata uang, batu permata, dan bagian bawah suatu bangunan yang merupakan bangunan kuno. Hasil-hasil temuan tersebut menurut para ahli arkeologi adalah peninggalan pada zaman Mataram kuno.

  1. Mengembangkan dan menjelaaskan

Dengan melakukan pengembangan dan usaha menjelaskan melalui teori yang didukung fakta-fakta penunjang yang ada, peneliti akan dapat sampai pada pemberian pernyataan sementara yang sering disebut hipotesis.

  1. Menerangkan, Memprediksi, dan Mengontrol Suatu Ubahan

Tujuan penelitian ini penting dalam aspek akademika karena dengan memiliki kemampuan yang mencakup menerangkan. Memprediksi dan mengontrol sesuatu, dapat dikatakan bahwa seseorang tersebut adalah ahli yang memiliki kelebihan apabila dibandingkan dengan orang awam.

  1. Struktur Penelitian dan Penulisan Ilmiah.

Sebenarnya banyak sekali bentuk dan cara penulisan keilmuan yang dapat kita temui dalam berbagai pedoman penulisan. Bentuk luarnya bias berbeda namun jiwa dan penalarannya adalah sama. Dengan demikian maka yang lebih penting adalah bukan saja mengetahui teknik-teknik pelaksanaannya melainkan memahami dasar pikiran yang melandasinya. Bagi seorang maestro penelitian ilmiah pada hakikatnya merupakan operasionalisasi metode ilmiah dalam kegiatan keilmuan. Demikian juga penulisan ilmiah pada dasarnya merupakan argumentasi penalaran keilmuan yang dikomunikasikan lewat bahasa tulisan. Untuk itu mutlak diperlukan penguasaan yang baik mengenai hakikat.
keilmuan agar dapat melakukan penelitian dan sekaligus mengkomunikasikannya secara tertulis. Demikian juga bagi seorang penulis ilmiah yang baik, tidak jadi masalah apakah hipotesis ditulis langsung setelah perumusan masalah, ditempat mana akan dinyatakan postulat, asumsi atau prinsip, sebabn dia tahu benar hakikat dan fungsi unsur-unsur tersebut dalam keseluruhan struktur penulisan ilmiah (Suriasumantri : 1993).

Struktur penulisan ilmiah yang secara logis dan kronologis mencerminkan kerangka penalaran ilmiah. Pembahasan ini ditujukan bagi mereka yang sedang menulis tesis, disertasi, laporan penelitian atau publikasi ilmiah lainnya, dengan harapan agar mereka lebih memahami logika dan arsitektur penulisan ilmiah. Dengan mengenal kerangka berpikir filsafati maka kita secara lebih mudah akan menguasai hal-hal yang bersifat teknis.

Pengajuan Masalah

Langkah pertama dalam suatu penelitian ilmiah adalah mengajukan masalah. Satu hal yang harus disadari bahwa pada hakikatnya suatu masalah tidak pernah berdiri sendiri dan terisolasi dari faktor-faktor lain. Selalu terdapat konstelasi yang merupakan latar belakang dari suatu masalah tertentu. Secara operasional suatu gejala baru dapat disebut masalah bila gejala itu terdapat dalam suatu situasi tertentu.
Dalam konstelasi yang bersifat situsional inilah maka kita dapat mengidfentifikasikan objek yang menjadi masalah. Identifikasi masalah merupakan suatu tahap permulaan dari penguasaan masalah dimana suatu objek dalam suatu jalinan situasi tertentu dapat kita kenali sebagai suatu masalah.

Ternyata identifikasi masalah memberikan kepada kita sejumlah pertanyaan yang banyak sekali. Dalam kegiatan ilmiah berlaku semacam asas bahwa bukan kuantitas jawaban yang menentukan mutu keilmuan suatu penelitian elainkan kualitas jawabannya. Lebih baik sebuah penelitian yang menghasilkan dua atau tiga hipotesis yang teruji dan terandalkan dari pada sebuah penemuan yang kurang dapat dipertanggungjawabkan. Ilmu merupakan pengetahuan ilmiah yang dikembangkan secara kumulatif di mana setiap permasalahan dipecahkan tahap demi tahap dan sedikit demi sedikit.
Permasalahan harus dibatasi ruang lingkupnya, pembatasan masalah merupakan upaya untuk untuk menetapkan batas-batas permasalahan dengan jelas, yang memungkinkan kita untuk mengidentifikasikan faktor mana saja yang termasuk ke dalam lingkup permasalahan, dan faktor mana yang tidak.

Perumusan masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan apa saja yang ingin kita carikan jawabannya. Perumusan masalah dijabarkan dari identifikasi dan pembatasan masalah, atau dengan katalain perumusan masalah merupakan pernyataan yang lengkap dan terperinci mengenai ruang lingkup permasalahan yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah. Massalah yang dirumuskan dengan baik, berarti sudah setengah dijawab. Perumusan masalah yang baik bukan saja membantu memusatkan pikiran namun sekaligus mengarahkan juga cara berpikir kita. Bagi kita sendiri sebaiknya logika berpikir ilmiah itulah yang didahulukan dan dengan demikian maka struktur penulisannya mencerminkan alur jalan berpikir. Jika postulat, asumsi dan prinsip dipergunakan dalam penyusunan kerangka teoritis dalam pengajuan hipotesis maka ketiga pikiran dasar tersebut sebaiknya dinyatakan dalam bagian kajian teoritis itulah diperlukan pernyataan secara tersurat mengenai pikiran-pikiran dasar yang melandasi kerangka argumentasi kita.

Penyusunan Kerangka Teoritis

Setelah masalah berhasil dirumuskan dengan baik maka langkah kedua dalam metode ilmiah adalah mengajukan hipotesis. Hipotesis merupakan dugaan atau jawaban sementara terhadap permasalahan yang diajukan. Cara ilmiah dalam memecahkan persoalan pada hakikatnya adalah mempergunakan pengetahuan ilmiah sebagai dasar argumentasi dalam mengkaji persoalan agar kita mendapatkan jawaban yang dapat diandalkan. Hal ini berarti bahwa dalam menghadapi permasalahan yang diajukan maka kita mempergunakan teori-teori ilmiah sebagai alat yang membantu kita dalam menemukan pemecahan.

Agar sebuah kerangka teoritis dapat meyakinkan maka argumuntasi yang disusun tersebut harus dapat memenuhi beberapa syarat. Pertama, teori-teori yang dipergunakan dalam membangun kerangka berpikir harus merupakan pilihan dari sejumlah teori yang dikuasai secara lengkap dengan mencakup perkembangan-perkembangan terbaru.

Pengetahuan filsafati tentang suatu teori adalah pengetahuan tentang pikiran-pikiran dasar yang melandasi teori tersebut dalam bentuk postulat, asumsi atau prinsip yang sering kurang mendapatkan perhatian dalam proses belajar mengajar. Kedua, Analisis filsafatidari teori-teori keilmuan yang mendasari pengetahuan tersebut dengan pembahasan eksplisit mengenai postulat, asumsi, dan prinsip yang mendasarinya. Ketiga, mampu mengidentifikasikan masalah yang timbul sekitar disiplin keilmuan tersebut.

Pada hakikatnya kerangka berpikir dalam pengajuan hipotesis didasarkan pada argumentasi berpikir deduktif dengan mempergunakan pengetahuan ilmiah, sebagai premis-premis dasarnya. Mempergunakan pengetahuan ilmiah sebagai premis dasar dalam kerangka argumentasi akan menjamin dua hal. Pertama, karena kebenaran pernyataan ilmiah telah teruji lewat proses keilmuan maka kita merasa yakin bahwa kesimpulan yang ditarik merupakan jawaban yang terandalkan. Kedua, dengan mempergunakan pernyataan yang secara sah diakui sebagai pengetahuan ilmiah maka pengetahuan baru yang ditarik secara deduktif akan bersifat konsisten dengan tubuh pengetahuan yang telah disusun.

Kerangka teoritis suatu penelitian dimulai dengan mengidentifikasi dan nengkaji berbagai teori yang relevan serta diakhiri dengan pengajuan hipotesis. Bahwa produk akhir dari proses pengkajian kerangka teoritis ini adalah perumusan hipotesis harus merupakan pangkal dan tujuan dari seluruh analisis.
Metodologi Penelitian

Setelah kita berhasil merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari pengetahuan ilmiah yang relevan maka langkah berikutnya adalah menguji hipotesis tersebut secara empiris. Artinya kita melakukan verifikasi apakah pernyataan yang dikandung oleh hipotesis yang diajukan tersebut didukung atau tidak oleh kenyataan yang bersifat faktual. Masalah yang dihadapi dalam proses verifikasi ini adalah bagaimana prosedur dan cara dalam pengumpulan dan analisis data agar kesimpulan yang ditarik memenuhi persyaratan berpikir induktif. Penetapan prosedur dan cara ini disebut metodologi penelitian yang pada hakikatnya merupakan persiapan sebelum verifikasi dilakukan.

Metodologi adalah pengetahuan tentang metode-metode, jadi metodologi penelitian adalah pengetahuan tentang berbagai metode yang dipergunakan dalam penelitian. Setiap penelitian mempunyai metode penelitian masing-masing dan metode penelitian tersebut ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian.

Pada hakikatnya proses verifikasi adalah mengumpulkan dan menganalisis data dimana kesimpulan yang ditarik kemudian dibandingkan dengan hipotesis untuk menentukan apakah hipotesis yang diajukan tersebut ditolak atau diterima. Dengan demikian maka teknik-teknik yang tergabung dalam metode penelitian harus dipilih yang bersifat cocok dengan perumusan hipotesis.

Penyusunan metodologi penelitian mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

  1. Tujuan penelitian secara lengkap dan operasional dalam bentuk pernyataan yang mengidentikasikan variable-variabel dan karakteristik hubungan yang akan diteliti
  2. Tempat dan waktu penelitian di mana akan dilakukan generalisasi mengenai variable-variabel yang diteliti
  3. Metode penelitian yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian dan tingkat generalisasi yang diharapkan
  4. Teknik pengambilan contoh yang relevan dengan tujuan penelitian, tingkat keumuman dan metode penelitian
  5. Teknik pengumpulan data yang mencakup identifikasi variable yang akan dikumpulkan, sumber data, teknik pengukuran, instrument dan teknik mendapatkan data
  6. Teknik analisis data yang mencakup langkah-langkah dan teknik analisis yang dipergunakan yang ditetapkan berdasarkan pengajuan hipotesis.

Hasil Penelitian

Dalam membahas hasil penelitian tujuan kita adalah membandingkan kesimpulan yang ditarik dari data yang telah dikumpulkan dengan hipotesis yang diajukan. Secara sistematik dan terarah maka data yang telah di kumpulkan diolah, deskripsikan, bandingkan dan evaluasi yang semuanya diarahkan pada sebuah penarikan kesimpulan apakah data tersebut data tersebut mendukung atau menolak hipotesis yang diajukan. Hasil penelitian dapat dilaporkan dalam kegiatan sebagai berikut :

  1. Menyatakan variabel-variabel yang diteliti
  2. Menyatakan teknik analisis data
  3. Mendeskripsikan hasil analisis data
  4. M.emberikan penafsiran terhadap kesimpulan analisis data
  5. Menyimpulkan pengujian hipotesis apakah ditolak atau diterima

Ringkasan dan Kesimpulan

Kesimpulan penelitian merupakan sintesis dari keseluruhan aspek penelitian yang terdiri dari masalah, kerangka teoritis, hipotesis, metodologi penelitian dan penemuan penelitian. Sintesis ini membuahkan kesimpulan yang ditopong oleh suatu kajian yang bersifat terpadu dengan meletakkan berbagai aspek penelitian dalam perspektif yang menyeluruh. Kesimpulan dapat diperinci ke dalam langkah-langkah sebagai berikut :

  1. Deskripsi singkat mengenai masalah, kerangka teoritis, hipotesis, metodologi dan penemuan penelitian
  2. Kesimpulan penelitian yang merupakan sistesis berdasarkan keseluruhan aspek
  3. Pembahasan kesimpulan penelitian dengan melakukan perbandingan terhadap penelitian lain dan pengetahuan ilmiah yang relevan
  4. Mengkaji implikasi penelitian
  5. Mengajukan saran

Abstrak

Abstrak merupakan ringkasan seluruh kegiatan penelitian yang paling banyak terdiri dari tiga halaman. Keseluruhan abstrak merupakan sebuah eseiyang utuh dan tidak dibatasi oleh sub judul.
Daftar Pustaka

Pada hakikatnya daftar pustaka merupakan inventarisasi dari seluruh publikasi ilmiah maupun nonilmiah yang digunakan sebagai dasar bagi pengkajian yang dilakukan.
Riwayat Hidup

Sebuah tulisan ilmiah kadang-kadang disertai riwayat hidup penulisnya. Riwayat hidup ini biasanya merupakan deskripsi dari latar belakang pendidikan dan pekerjaan yang mempunyai hubungan dengan penulisan ilmiah yang disampaikan.

Usulan Penelitian

Usulan penelitian hanya mencakup langkah pengajukan masalah, penyusunan kerangka teoritis dan pengajuan hipotesis serta metodologi penelitian. Usulan penelitian biasanya dilengkapi dengan jadwal kegiatan, personalia peneliti serta aspek-aspek lainnya yang berhubungan dengan penelitian umpamanya pembiayaan.
D. Teknik Penulisan Ilmiah

Teknik penulisan ilmiah mempunyai dua aspek yaitu gaya penulisan dalam bentuk pernyataan ilmiah serta teknik notasi dalam menyebutkan sumber dari pengetahuan ilmiah yang dipergunakan dalam penulisan. Komunikasi ilmiah harus bersifat jelas dan tepat yang memungkinkan proses penyampaian pesan yang bersifat reproduktif dan impersonal.

Bahasa yang dipergunakan harus jelas di mana pesan mengenai objek yang ingin dikomunikasikan mengandung informasi yang disampaikan sedemikian rupa sehingga sipenerima betul-betul mengerti akan isi pesan yang disampaikan kepadanya.
Penulis ilmiah harus menggunakan bahasa yang baik dan benar. Sebuah kalimat yang tidak bias diidentifikasikan mana yang merupakan subjek dan mana yang merupakan predikat serta hubungan yang terkait antara subjek dan predikat kemungkinan besar akan merupakan informasi yang tidak jelas. Dalam menulis karangan ilmiah penggunaan kata harus dilakukan secara tepat artinya kita harus memilih kata-kata yang sesuai dengan pesan apa yang ingin disampaikan.

Komunikasi ilmiah harus bersifat reproduktif, artinya bahwasipenerima pesan mendapatkan kopi yang benar-benar sama dengan prototipe yang disampaikan sipemberi pesan, seperti fotokopi. Dalam komunikasi ilmiah tidak boleh terdapat penafsiran yang lain selain isi yang dikandung oleh pesan tersebut, sedangkan dalam komunikasio estetik sering terdapat penafsiran yang berbeda terhadap objek komunikasi yang sama, yang disebabkan oleh penjiwaan yang memang tidak ditujukan kepada penjiwaan melainkan kepada penalaran dan oleh sebab itu harus dihindarkan bentuk pernyataan yang tidak jelas atau bermakna jamak.
E. Teknik Notasi Ilmiah

Pernyataan ilmiah yang kita pergunakan dalam tulisan harus mencakup beberapahal. Pertama, harus dapat kita identifikasikan orang yang membuat penyataan tersebut. Kedua, harus dapat kita identifikasikan media komunikasi ilmiah di mana pernyataan itu disampaikan apakah itu makalah, buku, seminar, lokakarya dan sebagainya. Ketiga, harus dapat kita identifikasikan lembaga yang menerbitkan publikasi ilmiah tersebut beserta tempat berdomisili dan waktu penerbitan itu dilakukan. Cara mencantumkan hal tersebut dalam tulisan ilmiah disebut teknik notasi ilmiah. Terdapat bermacam-macam teknik notasi ilmiah yang pada dasarnya mencerminkan hakikat dan unsur yang sama meskipun dalam format dan symbol yang beerbeda-beda. Dibawah ini akan dipelajari teknik notasi ilmiah yang menggunakan catatan kaki (footnote). Tanda catatan kaki diletakkan diujung kalimat yang kita kutip dengan mempergunakan angka arab yang diketik naik setengah spasi. Catatan kaki pada tiap bab diberi nomor urut mulai dari angka 1 sampai habis dan diganti dengan nomor 1 kembali pada bab yang baru. Beberapa contoh cara penulisan catatan kaki :

  1. Jika satu kalimat terdiri dari beberapa catatan kaki, tanda catatan kaki diletakkan di ujung kalimat yang dikutip sebelum tanda baca penutup. Sedangkan satu kalimat yang seluruhnya terdiri dari satu kutipan tanda catatan kaki diletakkan sesudah tanda baca penutup kalimat. Contoh :Larrabe mendefinisikan ilmu sebagai pengetahuan yang dapat diandalkan1 sedangkan Ricther melihat ilmu sebagai sebuah metode2 dan Conant mengidentifikasikan ilmu sebagai serangkaian konsep sebagai hasil dari pengamatan dari percobaan3. Kalimat yang kita kutip harus dituliskan secara tersurat dalam catatan kaki sebagai berikut ;

1Harlod A. Larrabe, Reliable Knoeledge (Boston : Houghton miffin,1964),hlm,4. hlm. 4.
2Maurice N. Ricther, Jr. Science as a Cultural Process (Cambrige : Schenkman, 1972), hlm.15.
3James B. Connant, Science and Common Sence (New Haven : yale University press, 1961),hlm. 25.

  1. Jika pengarang yang jumlahnya sampai tiga orang dituliskan lengkap sedangkan jumlah pengarang yang lebih dari tiga orang hanya ditulis nama pengarang pertama ditambah kata et al. (et all : dan lain-lain)

4William S. Shakian and Mabel L. Sahakian, Realms of Philosophy (Cambrige : Schkenkman, 1965).
5 Sukarno et all., Dasar-DasarPendidikan Science (Jakarta : Bhrata,1973)

  1. Kutipan yang diambil dari halaman tertentu disebutkan halamannya dengan singkatan p (pagina) atau hlm. (halaman). Jika nama pengarang tidak ada langsung saja dituliskan nama buku atau dituliskan Anom.
    6James R. Newman (ed), What is Science? (New York : Simon and Schuster, 1995).
  2. Jika sebuah makalah yang dipublikasikan dalam majala, Koran, kumpulan karangan atau disampaikan dalam forum ilmiah dituliskan dalam tanda kutip yang disertai dengan informasi mengenai makalah tersebut.

7Karlina,”Sebuah Tanggapan: Hipotesis dan Setengah Ilmuan”. Kompas 12 Desember 1981, hlm. 4.

  1. Jika pengulangan kutipan dengan sumber yang sama dilakukan dengan memakai notasi op. cit ( opera citato : dalam karya yang telah dikutip), loc. Cit (loco citato : dalam tempat yang telah dikutip) dan ibid (ibidem : dalam tempat yang sama).
    8Ibid, hlm. 131.

Semua kutipan tersebut, baik yang dikutip secara langsung maupun tidak langsung, sumbernya kemudian kita sertakan dalam daftar pustaka.

PENUTUP

A. Kesimpulan

Struktur penulisan ilmiah yang secara logis dan kronologis mencerminkan kerangka penalaran ilmiah. Pembahasan ini ditujukan bagi mereka yang sedang menulis tesis, disertasi, laporan penelitian atau publikasi ilmiah lainnya, dengan harapan agar mereka lebih memahami logika dan arsitektur penulisan ilmiah. Dengan mengenal kerangka berpikir filsafati maka kita secara lebih mudah akan menguasai hal-hal yang bersifat teknis. Struktur penulisan dan penelitian ilmiah yaitu :

  1. Pengajuan masalah
  2. Penyusunan kerangka teori dan pengajuan hipotesis
  3. Metodologi penelitian
  4. Hasil penelitian
  5. Ringkasan dan Kesimpulan

Teknik penulisan ilmiah mempunyai dua aspek yaitu gaya penulisan dalam bentuk pernyataan ilmiah serta teknik notasi dalam menyebutkan sumber dari pengetahuan ilmiah yang dipergunakan dalam penulisan. Komunikasi ilmiah harus bersifat jelas dan tepat yang memungkinkan proses penyampaian pesan yang bersifat reproduktif dan impersonal. Bahasa yang dipergunakan harus jelas di mana pesan mengenai objek yang ingin dikomunikasikan mengandung informasi yang disampaikan sedemikian rupa sehingga sipenerima betul-betul mengerti akan isi pesan yang disampaikan kepadanya.

Salah satu teknik notasi ilmiah yang digunakan adalah catatan kaki(footnote). Catatan kaki adalah keterangan tambahan yang terletak di bagian bawah halaman dan dipisahkan dari teks karya ilmiah oleh sebuah garis sepanjang dua puluh ketukan.

DAFTAR PUSTAKA

Sukardi. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta : Bumi Aksara
Suriasumantri, Jujun. 1993. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Universitas Sriwijaya. 2009. Pedoman umum Format Penulisan Tesis. Universitas Sriwijaya : Program Pascasarjana.

Jumat, 06 April 2012

BAGI-BAGI WAWASAN

Pengertian karya tulis ilmiah

Karya tulis ilmiah adalah :

karya tulis yang memiliki karakteristik keilmuan dan memenuhi syarat keilmuan, yaitu:

  1. Isi kajian berada pada lingkup pengetahuan ilmiah.
  2. Menggunakan metode berpikir ilmiah.
  3. Sosok tulisan keilmuan

Jenis-jenis kaarya tulis ilmiah

  1. Buku Pelajaran

Dikatakan sebagai karya tulis ilmiah di bidang pendidikan karena memiliki

kebenaran ilmiah dan disusun dengan landasan teori tertentu.

  1. Makalah

Makalah adalah sebuah karya tulis ilmiah mengenai suatu topik tertentu

yang mencakup dalam ruang lingkup permasalahan.

Ciri-ciri makalah

  1. Merupakan hasil kajian literatur atau hasil laporan pelaksanaan kegiatan lapangan mengenai suatu permasalahan.
  2. Mendemonstrasikan pemahaman teoritik dan kemampuan menerapkan prosedur, prinsip dan teori yang berhubungan dengan permasalahan
  3. Menunjukkan kemampuan pemahaman isi dan berbagai sumber yang digunakan.
  4. Mendemonstrasikan kemampuan menyusun berbagai sumber informasi dalam satu kesatuan sintesis yang utuh.

Makalah yang sering digunakan dalam karya tulis ilmiah

  1. Common paper, makalah yang dibuat secara deskriptif dan dengan mengemukakan berbagai aliran dan pendapat serta diperlukan argumentasi untuk mempertahankan suatu aliran atau pendapat tersebut.
  2. Position paper, makalah yang dibuat untuk menunjukkan penguasaan pengetahuan serta di pihak mana penulis berdiri dan diperlukan sintesis juga evaluasi dalam penyusunannya.
  1. Modul

Adalah materi pelajaran yang disusun sedemikian rupa sehingga

pembacanya diharapkan dapat menyerap sendiri materi tersebut.

  1. Diktat Pelajaran

Adalah catatan tertulis suatu bidang studi yang disiapkan oleh guru untuk mempermudah pengayaan materi pelajaran atau bidang studi yang dibahas dalam proses pembelajaran.

  1. Terjemahan

Adalah karya tulis hasil penerjemahan dari buku atau karya tulis bahasa

asing ke bahasa Indonesia atau sebaliknya.

Syarat seorang penerjemah, yaitu:

  1. Menguasai materi yang akan diterjemahkan.
  2. Menguasai bahasa asing.
  3. Menguasai bahasa Indonesia yang baik.
  4. Menguasai teknik menterjemahkan.
  5. Memahami latar belakang dari budaya bahasa asing tersebut.

Laporan Hasil Penelitian

Merupakan sajian tertulis dari hasil kegiatan penelitian yang telah dilakukan atau bisa dikatakan sebagai pertanggungjawaban dari kegiatan penelitian.

Jika disusun dalam kaitannya dengan persyaratan akademik, maka bentuk laporannya dapat berupa skripsi, tesis atau disertasi.

Artikel Ilmiah

Artikel ilmiah berbeda dengan laporan hasil penelitian yang baku. Perbedaannya terdapat pada:

  1. Bahan yang ditulis dalam artikel ilmiah lebih bersifat singkat padat dan enak dibaca.
  2. Sistematika diawali dengan kajian pustaka yang merupakan pendukung atau pembahasan rasional pentingnya masalah yang diteliti.
  3. Prosedur penulisan artikel dapat ditulis sebelum laporan penelitian diselesaikan

Macam-macam artikrl ilmiah

  1. Artikel Ilmiah Hasil Penelitian

adalah tulisan ilmiah yang didasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan. Artikel ini disusun sedemikian rupa sehingga tetap menampilkan semua aspek laporan hasil penelitian, tetapi dalam format yang lebih ringkas.

  1. Artikel Ilmiah Non Penelitian

adalah artikel-artikel hasil pemikiran yang relevan, hasil penelitian

terdahulu, disamping teori yang dapat digali dari buku-buku teks.

Prosedur teknin penulisan artikel ilmiah

  1. Pengembangan gagasan.
  2. Perencanaan penulisan naskah.
  3. Pengembangan paragraf.
  4. Penulisan draf.
  5. Finalisasi.

Komponen-komponen artikel ilmiah

  1. Judul

Judul hasil pemikiran hendaknya mencerminkan masalah yang dibahas. Pemilihan kata-kata yang mengandung unsur-unsur utama masalah dan judul harus memiliki daya tarik yang cukup kuat bagi pembaca.

  1. Nama Penulis

Nama penulis artikel hendaknya tanpa disertai gelar akademik atau profesional guna menghindari bias seniorita dan wibawa serta inferioritas penulis.

  1. Abstrak dan kata kunci

Berisi ringkasan dari isi artikel yang dituangkan secara padat, bukan pengantar atau pengantar penulis.

  1. Pendahuluan

Menguraikan hal-hal yang dapat menarik perhatian pembaca dan hendaknya berisi paparan tentang permasalahan penelitian, wawasan dan rencana penulis dalam rangka pemecahan masalahnya.

  1. Bagian inti

Lazimnya bagian inti berisi kupasan, analisis argumentasi, komparasi, keputusan dan pendirian atau sikap penulis mengenai masalah yang dibicarakan.

  1. Metode

Menguraikan bagaimana penelitian dilakukan seperti rancangan atau desain penelitian, sasaran atau target penelitian, teknik pengumpulan data, pengembangan instrumen dan teknik analisis data.

  1. Hasil penelitian

Hasil penelitian hendaknya disajikan secara padat, dan komunikatif.

Perhitungan statistik tidak perlu disajikan dalam artikel.

  1. Pembahasan

Dalam pembahasan, penulis menyajikan hasil interpretasi temuannya dan mengaitkannya dengan struktur pengetahuan yang telah mapan, dan hasil penelitian terdahulu. Sehingga diharapkan lahirnya teori-teori baru atau modifikasi teori yang telah ada.

  1. Penutup, kesimpulan dan saran

Merupakan bagian akhir yang pada dasarnya mengakhiri diskusi dengan

sesuatu pendirian atau menyodorkan beberapa alternatif penyelesaian.

  1. Daftar rujukan

Semua rujukan yang terdapat dalam tulisan hendaknya dimasukkan ke

dalam daftar rujukan.

Artikel ilmiah pada sebuah jurnal (terbitan lokal, regional, Nasional atau Internasional)

  1. Harus memahami aturan jurnal (gaya selingkung) yang akan dijadikan tujuan penulisan. Karena tiap-tiap jurnal memiliki gaya selingkung yang berbeda.
  2. Harus memahami prosedur pemuatan artikel ilmiah oleh penerbit jurnal.
  3. Prosedur pemuatan artikel itu diantaranya:

1) Penulis menyerahkan naskahnya kepada pengelola jurnal atau Ketua Dewan Editor.

2) Ketua Dewan Editor meminta bantuan beberapa penyunting ahli untuk menilai naskah tersebut dan menetapkan layak tidaknya naskah tersebut dimuat.

3) Penyunting ahli berperan sebagai wasit, yang menentukan layak atau tidaknya naskah tersebut dimuat di jurnal. Kemungkinan hasil evaluasi: (1) layak dimuat tanpa revisi, (2) dapat dimuat dengan revisi, (3) tidak layak dimuat.

4) Jika hasilnya perlu direvisi, maka penulis diminta merevisi untuk nanti dinilai kembali dan seterusnya sampai naskah tersebut layak untuk dimuat.

Fungsi karya ilmiah bagi karier guru

Fungsi karya tulis ilmiah bagi karir guru adalah mereka yang berkehendak memperdalam pengetahuan dan kemampuan dalam mengembangkan profesi dan ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan.

Selain itu karya tulis ilmiah dapat dijadikan sebagai sarana untuk kenaikan pangkat atau jabatan yang lebih tinggi.

Kaitan pengembangan profesi guru dengan karya tulis ilmiah

Penulisan karya tulis ilmiah dapat dijadikan sarana untuk pengembangan profesi guru. Jadi jika seorang guru ingin menaikkan pangkatnya, maka ia harus menulis sebuah karya tulis ilmiah.

Dengan angka kredit yang berbeda-beda, diantaranya:

  1. Untuk makalah yang berisi ulasan ilmiah hasil gagasan sendiri di bidang pendidikan.

a. Dalam bentuk buku yang dipublikasikan (angka kreditnya 8)

b. Dimuat dalam majalah ilmiah (angka kreditnya 4)

c. Tidak dipublikasikan, tetapi didokumentasikan di perpustakaan sekolah dalam bentuk buku (angka kreditnya 7)

d. Dalam bentuk makalah tidak dipublikasikan , tetapi didokumentasikan perpustakaan sekolah (angka kreditnya 3,5)

e. Karya tulis ilmiah hasil penelitian, pengkajian, survey dan atau evaluasi di bidang pendidikan:

1) Dalam bentuk buku dan dipublikasikan (angka kreditnya 12,5)

2) Dalam majalah ilmiah yang dipublikasikan (angka kreditnya 6)

3) Tidak dipublikasikan, tetapi didokumentasikan di perpustakaan sekolah dalam bentuk buku (angka kreditnya 8)

4) Tidak dipublikasikan, tetapi didokumentasikan di perpustakaan sekolah dalam bentuk makalah (angka kreditnya 4)

  1. Buku pelajaran atau modul
    1. Bertaraf nasional (angka kreditnya 5)
    2. Bertaraf provinsi (angka kreditnya 3)
    3. Diktat pelajaran (angka kreditnya 1)
    4. Karya terjemahan buku pelajaran atau karya ilmiah yang bermanfaat bagi pendidikan (angka kreditnya 2,5)

Angka kredit diatas diperuntukan bagi perseorangan. Bila kelompok, maka penulis utama mendapat 60% dan penulis pembantu mendapat 40% dan dibagi rata yang jumlahnya tidak lebih dari 5 orang

Kiat-kiat jadi penulis

  1. Mempunyai cita-cita untuk menjadi penulis.
  2. Banyak membaca.
  3. Menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
  4. Sering berlatih menulis.
  5. Mencoba mengirimkan tulisan ke media cetak.

Membuat karya tulis ilmiah:

Kriteria pemilihan permasalahan:

  1. Untuk memulai menulis harus diawali dengan mengangkat permasalahan yang ada di lingkungan sekitar, mulai dari permasalahan yang sederhana sampai ke permasalahan yang paling kompleks.
  2. Ruang lingkup permasalahan haru dari yang kecil sampai lingkup yang besar, serta dari lingkup terbatas sampai lingkup terluas.
  3. Permasalahan yang diangkat harus merupakan masalah yang aktual, penting dan perlu.

Setelah menetapkan kriteria permasalahan yang akan diangkat, langkah selanjutnya adalah:

  1. Membuat daftar permasalahan yang timbul dalam benak pemikiran sendiri.
  2. Dari daftar permasalahan tersebut, buatlah skala prioritas dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan:

1) Apakah masalah ini berguna atau cukup penting untuk saya persoalkan?

2) Apakah masalah ini akan menghasilkan sesuatu yang baru?

3) Apakah masalah cukup menarik perhatian?

4) Apakah masalah tersebut cukup terbatas, artinya tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit?

5) Apakah masalah yang dipilih didukung data dan keterangan-keterangan yang berhubungan dengan pokok persoalan.

6) Apakah masalah ini dapat diselesaikan dengan fasilitas dan kemampuan yang dimiliki?

Untuk membuat konsep yang akan dijadikan acuan, maka harus dibuat garis besar penulisan (outline), karena outline akan menjadi pedoman penulisan yang nantinya akan menghasilkan karya yang lebih baik dan sistematis.

Konseptualisasi dan pengembangan gagasan:

³ Pengelompokkan masalah kehidupan sehari-hari, diantaranya:

1. Pendidikan 5. Budaya

2. Ekonomi 6. Kesehatan

3. Politik 7. Keamanan

4. Sosial 8. Agama dan sebagainya

³ Masalah pendidikan dapat dijabarkan menjadi:

  1. Kurikulum
  2. Pembelajaran
  3. Evaluasi
  4. Bimbingan Karir
  5. Administrasi Pendidikan
  6. Tujuan Pembelajaran
  7. Perencanaan Pembelajaran
  8. Guru dan Siswa, dan sebagainya

Untuk mengembangkan konsep dan gagasan yang akan dituangkan kedalam outline, kita dapat melakukannya dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan:

  1. Mengapa masalah tersebut bisa terjadi?
  2. Apakah ada faktor penyebab yang mempengaruhinya?
  3. Kapan dan dimana masalah itu terjadi?
  4. Upaya apa yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut?
  5. Siapa yang bisa melakukannya?
  6. Apa akibatnya bila masalah tersebut dibiarkan? Dan seterusnya.

Konseptualisasi dan pengembangan gagasan dapat dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:

  1. Cari, temukan dan pilih salah satu masalah yang menjadi prioritas pertama.
  2. Menentukan judul atau tema permasalahan yang dipilih.
  3. Membuat kerangka garis besar karangan atau outline penulisan.
  4. Menguraikan atau menjelaskan baik secara teoritik maupun secara empirik.

Bagian-bagian outline penulisan karangan ilmiah, terdiri dari:

  1. Judul
  2. Kata Pengantar
  3. Daftar Isi
  4. Daftar Tabel
  5. Daftar Gambar
  6. Bab Pendahuluan
  7. Bab Penjelas/Uraian/Pembahasan
  8. Bab Kesimpulan dan Rekomendasi
  9. Daftar Pustaka

Mengembangkan ide atau gagasan dalam bentuk tulisan

Keuntungan berkomunikasi melalui tulisan, yaitu:

  1. Susunan tatabahasa dan struktur kalimat dapat disempurnakan.
  2. Hasil karya tulis dapat diteliti ulang untuk lebih disempurnakan.
  3. Pembahasan dan sistematika berfikir, alur berfikir dapat dikaji ulang sehingga lebih sempurna dan sistematis.
  4. Memiliki nilai dokumenter yang cukup tinggi, karena dapat dibaca ulang.
  5. Dapat menyebarluaskan informasi dan mudah diperoleh semua diperoleh semua orang.

Kelemahan komunikasi dalam bentuk tulisan, yaitu:

  1. Tidak semua orang mampu memahami isi pemikiran, karena hal ini memerlukan wawasan pengetahuan yang luas untuk mencernanya.
  2. Jarak komunikasi dan psikologis antara penulis denganpembaca masih terlalu jauh atau lebar, karena penulis dan pembaca tidak berkomunikasi secara langsung.

Pola penulisan karya tulis ilmiah :

  1. Pola pemecahan topik adalah topik bahasan yang masih dalam lingkup suatu tema menjadi bagian-bagian yang lebih sempit untuk dianalisis.
  2. Pola masalah dan pemecahannya, adalah pola yang telah terlebih dahulu mengemukakan masalah dalam lingkup pokok bahasan untuk kemudian dianalisis pemecahannya.
  3. Pola kronologi, menggarap topik menurut urutan peristiwa yang terjadi.
  4. Pola perbandingan, pola yang mengemukakan dua aspek atau lebih dari satu topik dengan menunjukan perbedaan dan persamaan dari aspek tersebut.

Gaya penuturan karya tulis ilmiah:

  1. Deskripsi atau gambaran tertulis dimana penulis berusaha menggambarkan wujud benda atau gejala melalui kata-kata.
  2. Narasi atau kisah yaitu model penuturan yang menyajikan rangkaian cerita atau suatu kejadian dalam waktu tertentu.
  3. Ekspose atau penjabaran, yaitu penuturan yang menjelaskan dan menafsirkan fakta, gejala atau suatu kejadian.
  4. Argumentasi atau penyajian alasan, yaitu jenis penuturan yang mengemukakan fakta yang mendukung pandangan seseorang atau penulis.

Karya tulis ilmiah dalam arangka mendapatkan gela terdiri dari :

  1. Skripsi

Skripsi adalah karya tulis ilmiah resmi akhir seorang mahasiswa dalam menyelesaikan Program Sarjana (S1). Skripsi merupakan bukti kemampuan akademik mahasiswa dalam penelitian yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.

Karakteristik Skripsi:

1) Untuk bidang pendidikan, skripsi terarah pada eksplorasi atau pemecahan masalah pendidikan.

2) Untuk bidang non-kependidikan, skripsi terarah pada permasalahan bidang keilmuan yang sesuai dengan program studi mahasiswa.

3) Ditulis atas dasar hasil pengamatan dan observasi lapangan atau penelaahan pustaka.

4) Ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar

Tesis:

Tesis adalah karya tulis ilmiah resmi akhir seorang mahasiswa dalam menyelesaikan Program Magister (S2). Tesis merupakan bukti kemampuan yang bersangkutan dalam penelitian dan pengembangan ilmu pada salah satu bidang keilmuan dalam Ilmu Pendidikan

Karakteristik Tesis:

  1. Berfokus pada kajian mengenai salah satu isu sentral yang tercakup dalam salah satu disiplin dalam ilmu pendidikan sesuai dengan program studi yang ditempuh oleh mahasiswa yang bersangkutan.
  2. Merupakan pengujian empirik terhadap posisi teoritik tertentu.
  3. Menggunakan data primer sebagai data utama yang dapat ditunjang oleh data sekunder.
  4. Ditulis dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar, kecuali untuk program studi bahasa asing.

  1. Disertasi

Disertasi adalah karya tulis ilmiah resmi akhir seorang mahasiswa dalam menyelesaikan Program S3 ilmu pendidikan. Disertasi merupakan bukti kemampuan yang bersangkutan dalam melakukan penelitian yang berhubungan dengan penemuan baru dalam salah satu disiplin Ilmu Pendidikan.

Karakteristik Disertasi:

  1. Berfokus pada kajian mengenai salah satu disiplin Ilmu Pendidikan sesuai dengan bidang yang dipelajari.
  2. Kajian berfokus pada penemuan baru dalam disiplin ilmu yang dikaji secara mendalam.
  3. Mengunakan data primer sebagai data utama, ditunjang oleh data sekunder apabila diperlukan.
  4. Ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar, kecuali untuk program studi bahasa asing.

Senin, 26 Maret 2012

SOAL SENI BUDAYA XI SMA-SMK-MA

UJIAN AKHIR SEMESTER .... TAHUN PELAJARAN 20....-20....

Mata Pelajaran : SENI BUDAYA Hari, Tanggal : , Januari 20

Kelas/ Jurusan : XI BHS,IPA,IPS Waktu : ( 90 menit)

I. PILIHLAH SATU JAWABAN YANG BENAR !

01. Bentuk disederhanakan, diubah, digayakan pada bentuk yang artistik disebut.…

A. Anyaman B. Keramik C. Batik tulis D. Tenunan E. Ukiran

02. Karya seni rupa murni, contohnya….

A. Kerajinan keramik C. Dekorasi tulisan E. Illustrasi karikatur

B. Lukisan abstrak D. Desain industri

03. Gambar untuk menunjukkan posisi, disebut ….

A. Model B. Sketsa C. Motif D. Denah E. Ekpressi

04. Untuk memperoleh keindahan ornament kita harus memeperhatikan beberapa hal, yang terpenting….

A. Desain B. Motif C. Skets D. Media E. Penyelesaian


05. Mendesain Trophy, harus sesuai dengan selera ma syarakat, hal ini termasuk....

  1. Applied Art B. Fine Art C. Audio-Visual D. Pure Art E. Seni Murni

06. Mengapa desain termasuk seni rupa ? Karena : Wujud….

A. akhir harus tetap indah, berguna, dan dapat diterima masyarakat.

B. akhir tidak harus indah, berguna, dan dapat diterima masyarakat.

C. akhir tidak berguna, dan tidak dapat diterima masyarakat.

D. indah, berguna, dan tidak dapat diteri ma masyarakat.

E. awal harus tetap indah, tak berguna, dan wujud akhir diterima masyarakat.

07. Untuk memperindah Masjid dengan diberi…

A. Pahatan B. Dekorasi C. Lukisan D. Religius E. Gapura dan menara

08. Merupakan cabang seni rupa yang berupaya untuk memecahkan persoalan kebutuhan masyarakat akan peralatan dan benda sehari-hari untuk menunjang ke giatannya. Adalah konsep untuk :

A. Desain produk C. Desain arsitektur E. Seni

B. Desain Grafis D. Desain Tata ruang

09. Kegiatan dengan cara mereaksi karya seni dengan melihat, mendengarkan, mengobservasi, mengana lisa, menikmati, menilai dan meresapi nilai-nilai seni terhadap karya seni yang bisa menimbulkan re aksi perasaan sedih, gembira, kagum, bangga, terharu hanyut memikirkan masa silam dan masa depan dsb., disebut kegiatan….

A. Kolaburasi B. Reformatif C. Akomodatif D. Interpretatif E. Apresiasi

10. Mendesain Sampul tugas paper, harus sesuai dengan selera masyarakat, hal ini termasuk....

A. Applied Art B. Fine Art C. Pure Art D. Seni Murni E. Audio-Visual

11. Karya seni harus unik, maksudnya adalah….

A. Seperti biasa B. Digayakan C. Bentuk berubah D. Duplikasi yang ada E. Lain dari yang lain

12. Gambar untuk memperjelas tulisan/ maksud,seni :

A. Dekorasi B. Pahat C. Kerajinan D. Reklame E. Illustrasi

13. Desain Kaos untuk anak balita illustrasinya berupa gambar…. :

A. Kereta api, mobil, kapal laut D. Bola dunia, api menyala pada lilin

B. Kuda terbang, kambing dan pohon kelapa E. Gunung, burung phoenix

C. Masjid, ketupat, bedug, kaligrafi Arab

14. Suatu hasil karya seni dikatagorikan fine/ pure art (seni murni) apabila….

A. Segi kegunaan lebih penting dari pada nilai seninya

B. Memenuhi kebutuhan fisik seseorang

C. Memenuhi kebutuhan fisik dan emosional seseorang

D. Karya seni yang dinikmati keindahannya dan sebagai kepuasan batin seseorang

E. Proses pembuatan dan finishing/ penyelesaian nya dikerjakan secara sungguh-sungguh dan tuntas

15. Reklame berupa Papan Nama berukuran besar dan permanent, disebut….

A. Baliho C. Bill board E. Spanduk

B. Iklan mini D. Katalogus

16. Reklame berupa Papan Nama berukuran besar dan sementara, disebut….

A. Baliho C. Bill board E. Spanduk

B. Iklan mini D. Katalogus

17. Karya seni dikatakan indah dan menarik, jika….

A. Keunggulan materi, sehingga harga lebih mahal

B. Kebenaran memilih materi, sehingga bagus

C. Kehebatan dalam ketrampilan dan memberi kan argumentasi atau alas an

D. Keanggunan bingkai dan penampilan serta ba han berkualitas

E. Mempunyai Komposisi harmonis, unik, sesu ai dengan prinsip-prinsip seni

18. Menikmati karya seni, disebut….

A. Rekreasi C. Modifikasi E. Kolaburasi

B. Apresiasi D. Interpretasi

19. Menggambar obyek benda, adalah menggambar ;

A. Model C. Kaligrafi E. Ekpressi

B. Sketsa, skets D. Mistar

20. Modifikasi dalam seni, bisa diartikan sebagai….

A. Mencontoh/ meniru yang ada di alam diung kapkan pada karya seni.

B. Mengungkapkan renungan perasaan dan menjadi karya baru.

C. Mengalami perubahan bentuk (distorsi), sehingga menjadi karya baru.

D. Menilai karya seni secara obyektif baik segi fisik maupun non fisik.

E. Memadukan bentuk satu dengan yang lain, se hingga menciptakan bentuk baru yang unik dan menarik.

21. Reklame berupa Papan Nama berukuran besar dan permanent, disebut….

A. Baliho B. Iklan mini C. Bill board D. Katalogus E. Spanduk


22. Reklame berupa Papan Nama berukuran besar dan sementara, disebut….

A. Baliho B. Iklan mini C. Bill board D. Katalogus E. Poster


23. Merk dagang, ditempel pada kain, tas, disebut:

A. Etiket B. Brosur C. Poster D. Katalogus E. Label

24. Reklame berupa Merk dagang, ditempel pada kemasan berupa botol, gelas, kaleng, disebut :

A. Etiket B. Brosur C. Poster D. Katalogus E. Label


25. Tata susunan debgan unsur-unsur seni di pertim bangkan dengan prinsip-prinsip seni, adalah….

A. Proporsi B. Komposisi C. Kesatuan D. Harmony E. Balance


26. Menggambar Tampak atas, depan,samping, meng gambar….

A. Model B. Sketsa, skets C. Kaligrafi D. Mistar Proyeksi E. Ekpressi

27. Keseimbangan dalam prinsip seni, disebut….

A. Unity B. Contras C. Komposisi D. Harmony E. Balance

28. Pusat perhatian , dalam prinsip seni disebut….

A. Unity B. Contras C. Komposisi D. Harmony E. Emphasis

29. Salah satu karya seni Islami contohnya….

A. Rebana B. Sandiwara C. Kaligrafi Arab D. Hiasan janur E.Tarian

30. Seni cerita yang dipertunjukkan di pentas, gerak tubuh dan dialog sebagai media dasar disebut …

A. Deklamasi B. Sastra C. Dongeng D. Teater E. Kidung

31. Tulisan indah ayat Alqur’an/ Hadits Nabi,adalah:

A. Pahat B. Lukis C. Kerajinan D. Dekorasi E. Kaligrafi Islam

32. Menggambar binatang bertujuan untuk gambar pe raga pelajaran, peragaan mode, teknik dalam olah raga dsb., adalah gambar

A. Model C. Kaligrafi E. Ekpressi

B. Sketsa, skets D. Illustrasi

33. Bentuk disederhanakan, diubah, digayakan pada bentuk yang artistik disebut.…

A. Anyaman C. Batik tulis E. Ukiran

B. Keramik D. Tenunan

34. Karya seni rupa murni, contohnya….

A. Kerajinan keramik C. Desain industri E. Illustrasi karikatur

B. Lukisan abstrak D. Dekorasi tulisan

35. Gambar untuk menunjukkan posisi, disebut ….

A. Model B. Sketsa C. Motif D. Denah E. Ekpressi

36. Untuk memperoleh keindahan ornament kita harus memeperhatikan beberapa hal, yang terpenting….

A. Desain B. Motif C. Skets D. Media E. Penyelesaian


37. Mendesain Trophy, harus sesuai dengan selera ma syarakat, hal ini termasuk....

A. Applied Art B. Fine Art C. Audio-Visual D. Pure Art E. Seni Murni

38. Untuk memperindah Masjid dengan diberi…

A. Pahatan B. Dekorasi C. Lukisan D. Religius E. Gapura dan menara

39. Merupakan cabang seni rupa yang berupaya untuk memecahkan persoalan kebutuhan masyarakat akan peralatan dan benda sehari-hari untuk menunjang ke giatannya. Adalah konsep untuk :

A. Desain produk C. Desain arsitektur E. Seni

B. Desain Grafis D. Desain Tata ruang

40.Kegiatan dengan cara mereaksi karya seni dengan melihat, mendengarkan, mengobservasi, mengana lisa, menikmati, menilai dan meresapi nilai-nilai seni terhadap karya seni yang bisa menimbulkan re aksi perasaan sedih, gembira, kagum, bangga, terharu hanyut memikirkan masa silam dan masa depan dsb., disebut kegiatan….

B. Kolaburasi B. Reformatif C. Akomodatif D. Interpretatif E. Apresiasi


H.M. ALI GHUFRON BERPOSE DEPAN KARYA SENI LUKIS"ASMAUL HUSNA" karya Tahun 1986


H.M. ALI GHUFRON MEMBAWAKAN "SHALAWAT NABI" Tahun 2011


H.M. ALI GHUFRON MENYAMPAIKAN "CERAMAH AGAMA MONOLOGIS" DI MALANG TV Tahun 2005


H.M. ALI GHUFRON MENYAMPAIKAN "CERAMAH AGAMA MONOLOGIS" DI MALANG TV Tahun 2005

Folded Corner: BAB 1 BERKARYA SENI RUPA NUSANTARA

A. PENGERTIAN SENI

Seni adalah pengalaman estetis yang diwujudkan melalui kegiatan kreatif dengan melalui berbagai media, menghasilkan karya pesona (Artistik dan Estetis).



Kesenian bagian dari hasil kebudayaan dalam perkembangannya dari zaman prasejarah sampai zaman modern. Pandangan terha dap perkembangan seni bersifat dinamis, dimulai dari perkembangan konsep, penampilan, tehnik dan bahan selalu menga lami peru bahan disebabkan perkembangan ilmu penge tahuan, teknologi dan seni.

Istilah seni secara etimologis merupakan paduan kata dari art (Inggris) dan ars (Latin) atau techne (Yunani). Istilah techne kerap dipadankan dengan kemahiran atau ketrampilan yang tinggi dalam mencip takan benda-benda kebutuhan sehari-hari ( Desain ).

Sebutan Seni dikenal di Indonesia sejak zaman penjajahan Jepang hingga kini.

Secara etimologi berasal dari bahasa Belanda ”Genie” = lembut, rumit, pelik, dsb. Diambil dari bahasa Latin “Genius”= Pemi kiran dan penemuan yang luar biasa atau

menak jubkan. Kemudian Seni dari istilah ba hasa Indonesia. Bahasa Inggris Art ”, seni mannya disebut ”Artis” apapun seni yang dite kuninya.

Sedangkan istilah seni rupa merupakan pa danan kata dari Visual Art (seni rupa atau yang dapat dili hat), Fine Art (seni indah), ada yang menyebutnya Pure Art (seni murni).

Istilah pure art kini disamakan dengan karya seni murni yang tidak memiliki kegunaan praktis, tetapi hanya sebagai keindahan saja, seperti lukisan Abstrak, musik klasik, teater absurd, sulit diapresiasi oleh awam.

Budaya rupa adalah; ungkapan melalui rupa yang indah di sekitar lingkungan manusia. Wujudnya dapat berupa sebuah gambar, bangunan, interior rumah, mebeler, benda elektronik, majalah yang sarat dengan gambar, hingga tayangan pariwara/ iklan televisi.

Dari sejumlah karya manusia itu terdapat benda-benda yang indah sehingga perasaan kita dapat tergugah, itulah karya seni rupa.

Kalau kita melihat lahirnya, seni adalah hasil perpa duan nalar dan perasaan secara seimbang, karya seni di samping Estetis (mempunyai nilai keindahan), tampilan Art istik (nilai- nilai seni) , dan Etis (nilai kesopanan). Karena manusia diberi kelebihan dengan

Logika (pikir ), Etika (nilai moral) dan Estetika (nilai perasaan indah). Maka terus mengalami perkem bangan sejalan dengan kemajuan zaman dan peradaban nya.

Misalnya ; Seni Rupa, Seni Musik, Seni Vokal, Seni Tari, Seni Sastra, Seni Teater/ drama

Cabang Seni Rupa Meliputi : Seni Lukis, Seni Pahat/ Patung, Seni Illustrasi, Seni Dekorasi, Seni Reklame, Seni Grafis/ Printing/ cetak, Seni Arsitek tur, Seni Kerajinan/ Kriya dan Desain Industri, serta Kaligrafi/ tulisan indah.

B. JENIS - JENIS KARYA SENI

1. SENI RUPA, karya seni yang mengguna kan media wujud. Artinya karya seni yang dapat dinikmati oleh indra lihat (visual).

Senimannya ; perupa, pelukis, pemahat, pematung , dekorator, illustrator, desainer, Kaligrafer, dsb.

2. SENI MUSIK (Instrumentalia), karya seni dengan media nada (bunyi) yang berirama secara ritmis, dinamis dan harmonis. Karya seni ini dapat dinikmati oleh indra dengar (Audiotory/ Audio).

Senimannya ; musikus, musisi, pemusik, violis, aranger, komponis, komposer, gitaris, pianis, drum mer, bassis, panjak, pemukul terbang/ penerbang dsb.

3. SENI SUARA (Vokalia), karya seni medianya nada (suara) yang berirama seca ra ritmis, dinamis dan harmonis. Karya seni suara dinikmati oleh indra dengar.

Senimannya ; Vocalis, penyanyi, biduan, Sin den, Penembang, Waranggana, Qari’ Qori’ah, Nasid, Hadi, Rapper, Jazzer, Rocker, Pedangdut dsb.

4. SENI TARI, ialah karya seni yang menggunakan media gerak yang ritmis dan dinamis, penikmatan nya menggunakan pengli hatan, dengar pada irama musik yang mengiringinya (Wiraga, Wirama, Wirasa).

Senimannya; koreografer, penata tari, penari, dancer, rodad, tandak, joged dsb..

5. SENI SASTRA, ialah karya seni menggu nakan media bahasa yang bernilai sastra, penik matannya menggunakan indra lihat- dengar (Audio – visual).

Senimannya ; sastrawan, pujangga, penya ir, penulis, cerpenis, novelis, dsb..

6. SENI TEATER / DRAMA, ialah karya seni melalui media bahasa yang bernilai sastra, gerak laku (acting), mimik ( penji waan pada wajah ). baik di arena, pentas maupun film. Penikmatannya mengguna kan indra penglihatan dan pendengaran. Ditunjang oleh seni sastra, seni rupa, seni musik, seni tari,seni vocal (Audio – visual)

Senimannya ; teaterwan, pelaku, aktor, dramawan, pemain, figuran , Pemain Utama/ Prota gonis, Penengah/ Tritagonis dan Lawan/ Antagonis dsb. Ceritanya : Kome di, Tragedi, Tragikomedi.

C. PENCIPTA/ PELAKU SENI :

Seniman ; “ Orang yang aktif, kreatif men cipta dan melakukan kesenian “. Ada yang profesional ada pula yang Amatir.

Ada 2 macam seniman, yaitu :

1. Seniman Akademis ; berasal dari sekolah seni secara formal, sangat teoritis.

2. Seniman Autodidak ; berasal dari bakat seni secara alami dan mengembangkan secara tidak formal melalului sekolah ke senian. Seniman ini sering lebih berkem bang dan melejit ke papan atas atau go Internasional. Jika karyanya terkenal men jadi seniman legendaris yang di kenang terus sepanjang zaman.

D. PROSES PENCIPTAAN SENI

Penciptaan oleh seniman dengan cara ;

a. Modifikasi: Memadukan bentuk satu dengan yang lain, sehingga menciptakan bentuk baru yang unik (lain dari pada yang lain).

b. Aplikatif/ duplikasi : Mencontoh dan meni ru yang ada pada alam diungkapkan pada suatu jenis karya seni ( duplikat ).

c. Expressif : Mengungkapkan perasaan dan pikiran yang mengalami perubahan bentuk (distorsi), menjadi karya baru.

d. Kolaborasi : Memadukan antara jenis satu dengan jenis seni lain dalam satu tampilan yang baru.

C. CABANG SENI RUPA

Cabang seni rupa dapat dibedakan me nurut terapan dan pembuatannya, wujud/ ukuran karya dan ciri khas tersendiri, yaitu :

1. SENI LUKIS, karya seni rupa 2 dimensi dengan media garis, warna, bidang, tekstur yang lebih mementingkan segi ekspressi atau ungkapan perasaan seseorang, dikom posisikan secara sera si. Coraknya: Naturalistis, Realistis, Ekspressif, Ro mantis, Surrealistis, Impressionis, Abstrak, dsb..

2. SENI PAHAT/ PATUNG, karya seni rupa tiga dimensi dengan media garis, bidang, warna, tekstur, ruang yang di komposisikan secara serasi, merupakan ungkapan perasaan seniman. Corak nya: Naturalistis, Realistis, Ekspressif, Romantis, Surrealistis, Impressionis, Abstrak, dsb..

3. SENI DEKORASI, karya seni rupa 2 dan 3 dimen si dengan media garis, bidang, war na, gambar dan tulisan yang digunakan untuk menghias bidang, ruang dan benda. Macamnya : Interior (dalam ru angan) dan Eksterior ( luar ruangan ).

4. SENI ILLUSTRASI, karya seni rupa 2 di mensi berupa gambar untuk menunjang tulisan dan memperjelas maksud atau infor masi berdiri sendiri. Umumnya gambar ber corak realis, ada berupa simbolis, karton, fotografi, semi realis bahkan abstrak.

Macamnya: Illustrasi Sampul (cover) Majalah/ kitab, Cerita bergambar (cergam) , Simbol/ logo, peragaan mode, vignette (hiasan pada bidang kosong, pada undangan, di sebelah puisi/ artikel), Karikatur ; (gambar kritikan kehidupan Ipoleksos budhankamrata dsb. ), rambu-rambu lalu lintas, logo, lambang.

5. SENI REKLAME, karya seni rupa dua dan tiga dimensi berupa gambar dan tulisan untuk seruan, ajakan, himbauan dari;

1). Pemerintah kepada masyarakat (Reklame Peme rintah), untuk meningkatkan taraf hidup, kesehat an, kebersihan tatib lalin, kesejahteraan, dsb.

2).Dari Produsen kepada konsumen (Reklame Swasta), semata-mata mencari keuntungan ekonomis atau laba.

Media : Visual, Audio, Audio-Visual.

Macamnya : Iklan (segala reklame pada media masa) , sponsor, poster, spanduk, billboard, etiket, baliho, cut out display, brosur, label, sample/ mons ter ( ujicoba ) , trade mark, selebaran, katalogus, slide, film, etalage, show room, neon box dsb.

6. SENI GRAFIS, karya seni rupa 2 dimensi beru pa gambar dan tulisan sebagai pe nunjang atau berdiri sendiri sebagai kar ya grafis/ cetakan.

Tekniknya, dengan acuan/ alat cetak untuk direproduksi dengan jumlah banyak, hasil sama.

Dilihat dari acuan yang digunakan :

1) Cetak datar, acuan yang digunakan datar ; contoh fotografi, cetak offset, fotokopi, printing set, lithografi dsb..

2) Cetak tinggi, acuan yang digunakan tim bul; contoh stempel, grafis printing;

3) Cetak dalam, acuan yang digunakan ce kung; contoh drypoint, grafis printing.

4) Cetak tembus, acuan yang digunakan ber lobang; sablon sederhana cara air brush.

5) Cetak saring, acuannya screen/ kain sutra ; untuk : kain, kertas, plastik.

7. SENI ARSITEKTUR, karya seni rupa 3 dimensi berupa penunjang kehidupan dan biasanya memen tingkan guna dari pada bentuk. Berfungsi sebagai Rumah tinggal, Pertokoan, perkantoran, fasilitas umum. Penunjangnya adalah seni dekorasi. Setiap suku dan bangsa serta zaman mempunyai ciri khas bentuk artistik.

8. SENI KERAJINAN/ KRIYA, karya seni rupa dua dan tiga dimensi penunjang kehi dupan sehari-hari, ada yang menjadi ben da praktis ada yang souvenir atau cendera mata. Pada setiap daerah mempunyai ciri khas, karena bahan yang diambil dari daerah setempat, atau yang disesuaikan dengan keadaan, letak geografis, adat buda yanya. Indonesia yang terdiri dari berba gai suku dan pulau, maka sangat bermacam ragam hasil seni kriya yang dapat dihasilkannya.

Macam Seni Kerajinan/ Kriya, yaitu :

1. Seni Kerjinan Batik

2. Seni Kerjinan Keramik

3. Seni Kerjinan Logam

4. Seni Kerjinan Anyam

5. Seni Kerjinan Ukir

6. Seni Kerjinan Songket/ bordil

7. Seni Kerjinan Tenunan

8. Seni Kerjinan pernak-pernik-cindera mata

9. Seni Kerjinan Home Industri

Daerah-daerah penghasil seni rupa terapan :

1. Ukir kayu : Jepara, Bali;

2. Logam kuningan : Juanan Kab. Pati;

3. Perak bakar : Kota Gede Yogyakarta;

4. Keramik Gerabah, porselin : Kasongan- Yogya karta, Dinoyo-Malang;

5. Batik : Pekalongan, Solo, Yogyakarta, Madura:

6. Kerajian kulit: Cibaduyut-, Solo,Yogya karta;

7. Songket,ulos ; Berbagai kota Nusa Tenggara, Sulawesi, Sumatera Barat;

8. Cenderamata : Bali, Yogyakarta, Ban dung, Solo, Tangguangin-Sidoarjo;

9. Wayang Golek: Sukabumi, Cirebon, Tasikmalay

10. Bordiran : Tasikmalaya, Kudus, Bangil-Pasuruan, Tulungagung

11. Anyaman Tasikmalaya, Silungkang-SumatraBarat,

SENI BATIK

I. PENGERTIAN DAN FUNGSINYA

Membatik merupakan kegiatan berkarya seni meng gunakan bahan lilin yang dipanaskan dan mengguna kan alat canting atau kuas untuk membuat pola gambar atau motif yang dioleskan di atas selem bar kain. Teknik pewarnaannya menggunakan tek nik tutup celup. Karya seni batik ini merupakan salah satu seni terapan Nusantara yang menjadi ciri khas kebanggaan bangsa Indonesia.

Sekarang ini, teknik membatik sudah lebih berkem bang. Membatik tidak saja menggunakan alat can ting tetapi sudah menggunakan jenis peralatan lain seperti kuas dan cap (printing). Maka karya seni batik kemudian dibedakan menjadi :

a. Karya seni Batik Tulis

Menggunakan alat tradisional berupa canting dengan teknik yang lebih sederhana.

b. Karya seni Batik Cap (printing)

Menggunakan alat modern dengan teknik yang lebih bebas dan kreatif. Berdasarkan fungsinya, seni membatik dibedakan menjadi dua yaitu :

a. Fungsi Praktis

Kain Batik dipergunakan sebagai bahan sandang untuk pakaian, sarung bantal, taplak meja dan sebagainya.

b. Fungsi Estetis

Kain dengan motif batik dapat dipergunakan sebagai karya seni hias atau lukisan.

II. POLA BATIK

Gambar-gambar yang digunakan dalam membatik bia sanya menggunakan ragam hias. Untuk karya seni ba tik tradisional selalu menggunakan ragam hias tertentu yang telah lama diterapkan secara turun-temurun sejak jaman dulu. Ragam hias tersebut mempunyai makna atau simbolik tertentu. Namun saat ini sudah banyak dijumpai ragam hias batik dengan pola kreasi yang lebih bebas.

Pola Hias merupakan unsur dasar yang dapat dipergu nakan sebagai pedoman dalam mendesain sebuah hiasan. Cara membentuk pola :

Ragam hias adalah bentuk susunan pola hias dari satu atau lebih motif hias dengan kaidah estetik tertentu se hingga menghasilkan bentuk yang indah

Ragam hias dibedakan menjadi tiga yaitu :

a. Motif geometris (pilin ganda, swastika, tumpal)

b. Motif non geometris (manusia, tumbuhan, hewan)

c. Motif benda mati (air, awan, batu, gunung, matahari)

III. BAHAN DAN PERALATAN MEMBATIK

a. Bahan yang diperlukan :

Bahan utamanya adalah kain mori/ sutera, lilin (malam), soda api dan pewarna.

Jenis kain katun merupakan jenis kain yang disaran kan dan sangat baik menyerap warnanya. Sedangkan kain sutera lebih halus dan harganya tentu saja lebih mahal. Gunakan ukuran kain yang akan dibatik se suai kebutuhan.

Lilin yang digunakan untuk membatik bermacam-macam, seperti :

- Lilin putih

- Lilin kuning

- Lilin hitam

ketiganya dibuat dari minyak latung buatan pabrik

- Lilin tawon yang dibuat dari sarang lebah

dan sebagainya

Pewarnya yang digunakan untuk membatik dapat menggunakan pewarna modern buatan pabrik seperti Napthol, Indigosol dan Remasol atau berasal dari alam seperti :

- Warna hijau dari daun-daunan (daun kepyar)

- Warna merah dari daun jati muda

- Warna kuning dari kunyit (kunir) yang dicampur dengan kapur sirih

b. Alat yang digunakan

Peralatan tradisional yang masih sering digunakan adalah canting, kuas, wajan, kompor, gawangan, dandang besar, sarung tangan dan setrika.

Canting merupakan alat pokok yang digunakan untuk menuliskan lilin cair di atas kain. Alat ini terbuat dari tembaga dengan tangkai kayu. Badan canting digunakan untuk mengambil dan menampung lilin cair dan carat (pipa kecil diujung badan canting) digunakan sebagai jalan keluarnya lilin cair.

Berdasarkan fungsinya dibedakan :

- Canting reng-rengan (untuk membuat desain awal)

- Canting isen (untuk mengisi bidang yang sudah dibuat polanya)

Berdasarkan ukurannya dibedakan :

- Canting kecil

- Canting sedang

- Canting besar

Berdasarkan jumlah caratnya dibedakan :

- Canting cecekan (bercarat tunggal)

- Canting loron (bercarat dua)

- Canting telon (bercarat tiga)

Wajan digunakan sebagai wadah lilin yang dipanaskan diatas kompor

Kompor digunakan untuk memanaskan lilin

Gawangan terbuat dari kayu atau bambu digunakan untuk membentangkan kain sehingga mempermudah menuliskan lilin menggunakan canting

Sarung tangan digunakan untuk pelindung tangan pada saat proses pewarnaan

Dandang besar digunakan untuk mencelup kain yang telah selesai dibatik dalam proses pewarnaan dan pelarutan lilin

Sterika digunakan untuk menghilangkan sisa lilin yang masih menempel dengan cara menyetrika kain batik dengan kertas koran diatasnya sehingga lilin akan menempel ke kertas

IV. PROSES MEMBATIK

Langkah-langkah dalam proses membatik yaitu :

a. Membuat desain pada kertas terlebih dulu atau langsung pada kain.

b. Persiapan alat dan mencairkan lilin dalam wajan

c. Lilin cair diambil menggunakan canting dan dioleskan ke atas kain sesuai dengan gambar yang sudah dibuat

d. Setelah selesai kain dicelupkan ke dandang berisi pewarna dilanjutkan dicelup ke dalam larutan garam lalu bilas

e. Jika ingin menggunakan warna kedua, maka :

f. Ulangi langkah ketiga untuk menutup kain yang dikehendaki tetap pada warna pertama

g. Setelah itu kain dicelupkan ke dandang berisi pewarna kedua dilanjutkan dicelup ke dalam larutan garam lalu bilas

h. Jika ingin menggunakan warna ketiga, maka :

i. Ulangi langkah ketiga untuk menutup kain yang dikehendaki tetap pada warna kedua

j. Setelah itu kain dicelupkan ke dandang berisi pewarna ketiga dilanjutkan dicelup ke dalam larutan garam lalu bilas

k. Setelah selesai, masukkan kain ke dalam dandang berisi larutan soda api untuk melarutkan lilin yang menempel di kain.

A. Klasifikasi Karya

Seni Rupa Nusantara

Seni Rupa ; jenis kesenian yang pengungkapan nya dalam bentuk rupa meliputi unsur-unsur seni, yaitu ; titik, garis, warna, bidang, bentuk, ru ang, tekstur, cahaya, gelap-terang.

Seni Rupa disebut juga seni Visual, kare na ekspresinya dengan wujud dan penikmat annya melalui penglihatan ( visual ).

Seni Rupa; ungkapan Estetika (nurani keindahan ) manusia untuk mengenal, mewujud kan, dan menya tukan dengan lingkungannya. Setiap suku dan bangsa dari sejak prasejarah hingga kini selalu membutuhkan kesenian yang bisa menjadi simbol peradaban manusi a untuk selamanya.

1) Jenis-jenis Karya Seni Rupa

a. Seni Rupa berdasarkan jenis matra dibagi menjadi dua, yaitu :

1) Seni Rupa dua dimensi atau 2 matra

2) Seni Rupa tiga dimensi atau 3 matra

1) Seni rupa dwimatra (dua dimensi); karya seni rupa berbentuk datar atau 2 ukur an (panjang dan lebar) yang dapat dilihat dari depan saja, misal nya; lukisan, gambar, dekorasi tulisan, papan reklame/ bill board.

2) Seni rupa trimatra (tiga dimensi) yaitu ; karya seni rupa berbentuk bongkah, mem punyai ukuran ( pan jang, lebar, tinggi dan volume ), yang dapat dilihat dari segala arah sisi pandang. Contoh ; seni kera mik, patung, bangunan/ arsitektur, dekorasi ,dsb.

b. Seni Rupa berdasarkan pembuatannya ;

1) teknik handmade ( buatan tangan )

2) teknik masinal ( buatan mesin )

3) teknik komputer ( printing/ cetakan )

4) teknik photografi ( printing/ cetakan )

5) teknik campuran (paduan segala teknik)

c. Karya Seni rupa berdasarkan corak atau alirannya terdiri :

1) Naturalisme

2) Realisme

3) Romantisme

4) Ekspressionisme

5) Impressionisme

6) Fauvisme

7) Dadaisme

8) Surrealisme

9) Kubisme

10) Futurisme

11) Abstrak

12) Abstrak Kaligrafi

13) Pop-Art

14) Cinetisme/ Optik dan Kinetik

a. Karya Seni rupa ditinjau dari tujuannya dibedakan menjadi dua, yaitu karya seni murni ( fine art ) dan karya seni terapan ( applaet art ).

1) Karya seni murni (fine/ pure art), dicipta kan untuk keindahan ( untuk memenuhi batin/ emosi/ psikologis).

2) Karya seni terapan (applaet art), dicipta kan tujuan fungsional sebagai media edu kasi/ pendidikan, berekspressi/ ungkapan perasaan , rekreasi/ hiburan, terapi / peme riksaan kesehatan , religi/ keagamaan dan komunikasi/ perhubungan.

b. Karya Seni rupa ditinjau dari tujuan nya dibedakan menjadi ;

Secara umum tujuan penciptaan karya seni sebagaimana ilmu pengetahuan yang mem punyai berbagai tujuan, sedangkan tujuan seni adalah sebagai berikut :

1) Ekpresi pribadi. Ungkapan emosi nal terda lam (dari renungan, perasaan, angan-angan / cita-cita) diwujudkan dalam berbagai ben tuk kesenian, simbolisasi rupa, kata-kata, nada, dan segala jenis seni;

2) Aktualisasi diri. Upaya untuk membangun eksis tensi diri melalui ungkapan estetis de ngan bentuk yang artistik dan unik (lain da ri pada yang lain);

3) Eksperimentasi. Upaya pencarian dan perco baan mengolah berbagai unsur rupa dengan ber bagai macam media untuk memperoleh origi nalitas karya estetis;

4) Pembaharuan nilai keindahan. Upaya krea tif untuk menciptakan hal-hal baru baik teknik maupun dalam berungkap seni;

5) Objek ekonomi. Penciptaan seni sejalan de ngan selera masyarakat atau pemesan un tuk alasan perdagangan, galeri lelang, aset keka yaan, koleksi karya untuk dijual lagi, maupun peningkatan nilai ekonomi dengan berkeseni an; lagu, musik, puisi dsb.;

6) Rekaman peristiwa. Proses penciptaan karya seni dengan alasan merekam suatu peristiwa tertentu yang menyentuh nurani dan bermak na;

7) Alat Komunikasi. Upaya membangun ga gasan atau imajinasi dan fantasi seniman agar karya nya dapat diterima masyarakat apreasiator;

8) Terapi kejiwaan. Sebagai pengayaan jiwa bagi seniman dan masyarakat apresiator untuk hibur an, kenikmatan, maupun penyehatan rohani. Bahkan untuk pengobatan/ medis gangguan jiwa/ stres;

9) Pementasan/ pagelaran/ pameran untuk me ningkatkan apresiasi masyarakat sehingga memperoleh pengalaman baru dalam menik mati karya seni;

10) Keagamaan/ Religius. Seni dijadikan salah satu media penyampaian ajaran agama;

11) Politik. Seni sebagai alat pendukung kam panye, dan propaganda idiologi politik tertentu, calon presiden/ wakil presiden tertentu dsb.;

12) Dan lain-lain, berbagai tujuan secara positif atau negatif, tergantung yang menggunakan dengan media seni tersebut.

c. Fungsi Seni secara Umum

Fungsi karya seni sangat juga sangat be ragam, bahkan satu karya seni bisa memi liki beberapa fungsi sekaligus. Seni da lam kehidupan manusia memiliki peran dan fungsi psikologis, sosial, ekonomi, budaya, bahkan lebih luas dari itu.

Beberapa fungsi yang lazim antara lain se bagai berikut :

a. Penggalian nilai keindahan, sehingga mampu memotivasi masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidupnya;

b. Sebagai proses pembelajaran pada masya rakat terhadap sesuatu, baik nilai-nilai maupun fenomena alam;

c. Penyadaran sosial budaya, proses penya daran terhadap sesuatu peristiwa, baik se jarah, sosial, budaya maupun lainnya;

d. Pemaknaan. Seni dapat mengangkat kehi dupan masyarakat ke arah yang lebih ber makna;

e. Pemberdayaan sosial, sehingga seni mam pu mempengaruhi zamannya;

f. Pembudayaan dan dokumen sejarah. Peris tiwa atau objek tertentu dibudayakan se hingga memiliki makna;

g. Pemanfaatan teknologi untuk menunjang seni, dan sebagai penunjang kehidupan;

h. Penyampaian ajaran agama dengan sangat bijaksana;

i. Sebagai penjaga nilai norma dan etika da lam kehidupan masyarakat.

j. Sebagai monumen sejarah budaya dalam kurun waktu/ zaman tertentu

k. Sebagai prestasi generasi tertentu yang hidup pada zaman tertentu.

C. Klasifikasi Karya Seni Rupa Murni & Terapan

1) Pengertian karya seni murni (fine/pure art)

Karya seni murni (fine/ pure art), dicipta kan untuk tujuan fungsional ( untuk meme nuhi batin/ emosi/ psikologis). Perwujudannya bisa 2 di mensi (dwimatra) atau 3 dimensi (trimatra).

Contoh karya seni rupa Murni anatara lain sebagai berikut :

1) Seni lukis corak abstrak

2) Seni keramik murni (non fungsional).

3) Kerajinan lanka/ kuna sebagai hiasan.

4) Seni grafis abstrak

5) Seni patung abstrak

6) Seni puisi kongkrit

Yang keduanya di atas berdasarkan prin sip-prinsip seni rupa

2) Pengertian Karya seni terapan (applaet art)

Karya seni terapan (applaet art), dicipta kan se bagai tujuan fungsional, yaitu un tuk me mehuni kebutuhan fisik dan psiko logis. Biasanya diterapkan sebagai media edukasi/ pendidikan, berekspresi/ ungkapan perasaan , rekreasi/ hiburan, terapi/ pemeriksaan kese hatan, religi/ keagamaan dan komunikasi/ perhubungan.

Sebagai contoh : Kerajinan tangan, perleng kapan interior, perabot rumah, mebeler/ fur niture, dan sebagainya. Seni rupa terapan ini ada dua :

1)Seni kriya (Craft) seni Kerajinan.

2) Desain (design) atau rancang bangun

a. Seni kriya (Craft) seni Kerajinan ta ngan ini dibuat dengan tujuan meles ta rikan seni rupa tradisional yang mempunyai ciri khas daerah atau bangsa yang biasanya terikat oleh aturan nilai tertentu atau nilai filoso fi. Contoh : Kerajian perak bakar dari Kota Gede Yogyakarta, Ukiran kayu Jepara, Keramik gerabah Kasongan Yogyakarta, anyaman bambu Tasik malaya, batik Pekalongan, seni ke rajinan pernik-pernik dari Bali.

b. Desain (design) atau rancang bangun. Dalam membuat seni terapan terlebih dahulu dibuat desain (design) atau rancang bangun dengan tujuan agar produk seni dimi nati oleh konsumen. Proses pembuat an desain meliputi em pat tahapan, yaitu :

a) studi kelayakan;

b) studi awal;

c) studi detail;

d) pembuatan karya jadi

Tugas ( Praktik )

Buatlah sebuah Gambar Desain seni kriya sa lah satu dari bentuk Alat-alat Dapur atau alat perabot rumah tangga dengan bentuk artistik tapi tetap fungsional, harga terjangkau. Buatlah seolah-olah tiga dimensi, dengan ge lap terang dan bayangan serta begron atau latar belakang.

g. Seni Indonesia - Islam

Menurut sejarah Cina, orang Islam di Indonesia sudah ada sejak zaman Majapahit. Pemerintahan kerajaan Kediri juga sudah men jalin hubungan dagang dengan bangsa Gujarat yang beragama Islam. Di Tuban ditemukan ba tu nisan bertahun 1082 M. yang menunjukkan makam orang Islam. Namun Islam benar-benar menunjukkan keberadaannya sejak berdiri nya kerajaan Perlak, Samudra Pasai, dan Aceh Kebudayaan Islam yang datang ke Indonesia dibawa oleh orang Gujarat (India) , sedangkan Islam yang datang ke Gujarat berasal dari Persia, maka kebudaya an Islam yang datang ke In donesia bukan kebudayaan yang asli dari ta nah kelahirannya yakni Arabia, namun kebuda yaan Islam yang sudah mengalami perjalanan panjang.

Zaman Indonesia Islam ini disebut zaman Madya. Di zaman ini bukan berarti punahnya kebu dayaan terdahulu (Hindu-Budha), tetapi terjadi perpaduan yang disebut Sinkretisme : perpaduan kebudayaan pra Hindu, Hindu-Bu dha, disesuaikan dengan kebudayaan Islam. Atau terjadi Akulturasi; perpaduan kebuda yaan yang lama dengan yang baru. Hal ini dilakukan oleh para Waliyullah yang terke nal dengan Wali Songo, karena berjumlah sembi lan orang, setiap periodenya. Waliyullah pada periode ke-4 yang tersebar di daerah pesisir Pulau Jawa, yaitu :

WALI SANGA :

1. Sunan Maulana Malik Ibrahim (............... …………………..) di Gresik

2. Sunan Ampel (........................................) di..................................................................

3. Sunan Giri (.............................................) di...............................................................

4. Sunan Drajat (…............................................)

di.................................................................

5. Sunan Muria (........................................) di................................................................

6. Sunan Bonang (…......................................) di...............................................................

7. Sunan Kalijaga ( ......................................) di...............................................................

8. Sunan Kudus (….........................................) di...............................................................

9. Sunan Gunungjati (…....................................) di...............................................................

1. Kelebihan Islam

Islam dapat berkembang pesat di Indonesia karena mempunyai beberapa faktor kelebihan :

a) Syarat-syarat memeluk Islam tidak sulit dan tidak berbelit-belit, cukup mengucapkan dua kalimah Syadadat, yaitu ucapan kesaksian bahwa tiada Tuhan selain Alloh dan Nabi Muhammad SAW. adalah utusan Alloh.

b) Islam disebarkan dengan secara kompromis tanpa kekerasan, bahkan para Waliyyulloh me madukan kebudayaan yang ada (akulturasi), yang berifat kontradiktif. Sebagai bukti dibiarkannya bangunan candi Hindu-Budha tetap berdiri, bahkan dibangun menara Masjid yang modifikasi bentuk candi Jawa Timur, yakni Menara Kudus. Dengan mema sukkan ajaran Islam pada cerita wayang.

Sesajian dialihkan untuk acara kenduri dan sha daqoh memberi makan sanak saudara, fakir miskin dengan berdoa dan berdzikir terlebih dahulu kepada Alloh SWT.

c) Islam tidak mengenal kasta. Semua ma nusia memepunyai kedudukan dan ting katan yang sama. Yang memebedakan tinggi rendahnya martabat manusia ada lah ketaqwaan, amal ibadah dan tingkah lakunya. Oleh karena itu, orang-orang Hindu dari golongan Waisa dan Sudra se nang menerimanya, karena dengan demiki an mereka tidak lagi merasa hina dan ren dah. Golongan Waisa, Sudra inilah yang pertama kali masuk agama Islam. Padahal, orang dari kasta ini jumlahnya paling banyak. Lebih-lebih setelah raja-raja mere ka menganut ajaran Islam, sebagi an besar rakyatnya mengikutinya.

d) Cara peribadatan Islam sangat mudah, fleksibel, kompromi. Selain tidak menun tut biaya yang tinggi, peribadatannya juga gampang diikuti. Bagi yang belum menguasainya diberikan kelong garan dan tuntunan bertahap.

e) Ajaran Islam mudah difahami, logis, luas dan luwes, sehingga cepat dimengerti dan dikerjakan baik kaum laki-laki maupun perempuan, sendiri atau bersama-sama.

f) Penyebarannya tidak menyolok. Islam di Indonesia disebarkan melalui berbagai proses kegiatan seperti; perdagangan, upacara adat, per kawinan, kesenian, persaudaraan, pergaulan kemasyarakatan dsb..

g) Tokoh-tokoh penyebarnya orang-orang terperca ya. Mereka adalah para Wali yulloh yang segala tindak bicaranya menjadi panutan dan teladan orang banyak.

h) Islam yang datang ke Indonesia sudah melalui India yang juga berkebudayaan Hindu-Budha, sehingga ketika datang di Indonesia yang juga Hindu-Budha, Islam telah mempunyai banyak kesamaan dan terjadi akulturasi.

Akulturasi ; adalah perubahan besar yang terjadi dalam kebudayaan sebagai akibat ada nya kontak antar kebudayaan yang belang sung lama. Kelompok yang memiliki kebudaya an berbeda saling berhubungan secara lang sung dan intensif.

Perubahan dari proses akulturasi ini total , teta pi masih ada yang bertahan, menerima sebagi an, mengadakan penyesuaian dengan unsur-unsur kebudayaan yang baru.

Proses Akulturasi analisa para ahli antar:

1. Substitusi; Unsur kebudayaan yang lama diganti dengan unsur kebudayaan yang baru yang lebih memberikan kegu naan bagi keperluan hidup masyarakat.

2. Sinkretisme ; Unsur–unsur lama masih berfungsi dan bercampur dengan unsur ba ru sehingga membentuk sistem yang baru. Contoh, Sinkretisme banyak terjadi dalam unsur keagamaan(Hindu, Budha dan Islam) di Indonesia. Tradisi-tradisi lama masih bertahan, bercampur dengan hal yang baru.

3. Adisi ; Ditambahkannya Unsur –un sur baru kepada unsur yang lama yang masih berlaku. Contoh, Yang moderen dipakai yang tradi sional juga masih digunakan. Masjid diba ngun dipadukan de ngan bangunan Candi.

4. Dekulturasi ; Adanya suatu unsur yang hilang diganti dengan unsur yang baru.

Contoh, dengan adanya Selamatan atau kenduri, maka memasang sesa jian mulai punah sedikit demi sedikit akhirla punah tergilas perubahan za man.

5. Originasi ; Masuknya unsur budaya yang sama sekali baru sehingga menimbulkan per ubahan besar. Contoh : Kemajuan teleko munikasi dan informasi, komuninikasi sangat mempengaruhi kemajuan secara pesat.

6. Rejection/ Penolakan ; proses akulturasi yang terlalu cepat dan dipaksakan, sehingga banyak anggota masyarakat yang tidak siap menerima perubahan. Akibatnya mereka meonlak, baik secara terang-terangan atau secara diam-diam atau sembunyi-sembunyi.

6. Penetrasi atau Penerobosan Kebudayaan ; Unsur kebudayaan asing mempengaruhi ke budayaan setempat, secara intensif sehingga mengakibatkan terjadinya perubahan besar pada kebudayaan setempat. Ada yang secara damai ada yang paksaan. Penetrasi secara damai disebut penetration pacifique,

dilakukan oleh para pedagang dan penyebar agama Islam. Contohnya, masuknya pengaruh Hindu dan Islam di Indonesia.

Penetrasi secara paksa bahkan dengan ke kerasan, disebut penetration violente, dila kukan melakukan penaklukan lalu penja jahan. Contoh, penjajahan orang-orang Eropa di Afrika, Asia ter masuk Indonesia.

2. Peninggalan Kebudayaan Islam di Indonesia, dapat dibedakan seni arsitek tur yang berupa Masjid, makam, dan Istana, serta seni hias yang berupa seni ukir, kaligrafi, wayang, dan keris.

a. Seni Arsitektur

Adanya larangan bagi umat Islam untuk memuja roh nenek moyang dan menyem bah patung-berhala serta Dewa-dewa, maka masa itu tidak ada lagi pembangunan candi. Sebagai gantinya muncul bangunan lain yang bercirikan Islam.

1. Masjid, sebagai tempat sujud atau tempat ibadah sholat distilahkan Baitullah, karena merupakan tempat menyembah kepada Allah SWT., Tempat berkumpulnya umat Islam, pada setiap hari, setiap seminggu se kali, peringatan hari-hari besar Islam dan juga tempat mendidik ge nerasi penerus pe lanjut pemeluk dan perjuangan Islam. Dengan bentuk bangunan megah dan artis tik. Seperti masjid Demak, Masjid Banten, Masjid Kudus, dll. Masjid mempunyai Ku bah, Menara, Mihrab, Mimbar untuk khuth bah dengan hiasan Kaligrafi Arab yang artis tik, bangunan mas jid mempunyai ciri khas, antara lain :

a. Atap Masjid/ Kubah berbentuk tumpa ng bersusun, hal ini mengambil dari bentuk pura agama Hindu. Jumlahnya selalu gasal : 1, 3, 5, 7. Yang bersusun 3 mempunyai makna: Iman Islam dan Ihsan.

Seni bangunan masjid di Indonesia menda pat pengaruh dari kebudayaan sebelumnya, yaitu kesenian Hindu, seni tradisional dae rah dan lain -lain. Contoh :

1) Masjid Demak mendapat pengaruh dari seni bangun Jawa, yaitu rumah tumpang.

2) Menara Kudus yang menyerupai candi Jawa Timur

3) Menara Masjid Banten, mendapat penga ruh seni bangunan Belanda.