Daftar Blog Saya

Senin, 17 November 2008

Tentang Ibadah Qurban

HAKEKAT KURBAN

A. Sekarang kita berada pada bulan hajji (Dzulhijjah). Dalam bilan ini ada dua upacara keagamaan besar yang dilaksanakan oleh umat Islam di seluruh penjuru dunia. Antara lain ;
1. Ibadah Haji, yang dilaksanakan di negeri Arab Saudi di kota Makkah oleh umat Islam yang berkemampuan ke sana. Mampu disini dalam pengertian
a. Mampu fisik dan mental
b. Mampu pembiayaan, Ongkos Naik Haji/ Biaya Perjalanan Ibadah Haji (ONH/ BPIH), biaya di rumah selama ditinggal ibadah haji.
c. Mampu pengetahuan, terutama tentang agama, khususnya manasik haji

2. Ibadah shalat Idul Adha, yang dilaksanakan di negeri masing-masing yang ada umat Islamnya, Yang pada malam hari Idul Adha Bertakbir, tahhlil dan Tahmid sampai akhir hari Tasyrik.
3. Dilanjutkan menyembelih binatang kurban untuk dibagikan kepada yang berhak menerimanya.

Ketiga macam ibadah tersebut adalah ibadah yang kita warisi teladannya dari Abul Millah (Bapak Syariat/ ajaran) Nabiyullah Ibrahim ‘Alaihissalam yang dilanjutkan oleh Nabi kita Muhammad SAW. hingga hari qiyamat kelak.
Pengertian Kurban ; Kurban berasal dari kata Quruba artinya dekat, qurban diartikan segala yang digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT., baik berupa binatang sembelihan atau yang lain.
Sedangkan Udhhiyyah atau Dhahiyah atau Adh-ha adalah Udhahi, diartikan binatang yang disembelih pada suatu hari yang disebut hari Adh-ha ( Idul Adhha) dan hari-hari Tasyriq yang disebut dhahiyah.
Umur minimal bagi binatang qurban adalah sebagi berikut :
1. Kambing biasa berumur dua tahun lebih
2. Kambing domba, berumur satu tahun lebih atau sudah berganti gigi (poel= Jw.)
3. Sapi atau kerbau, berumur dua tahun keatas.
4. Onta, berumur lima tahun keatas
Seekor kambing hanya untuk satu orang, Sapi, kerbau dan onta dapat untuk qorban sebanyak tujuh orang.

Ibadah kurban ini, keutamaannya, antara lain ;
1. Sebelum darah binatang kurban menetes sampai ke bumi, Allah telah menerima pahala orang yang berkurban tersebut kepadanya. Alangkah besarnya keutamaan ibadah ini.
2. Kebajikan yang akan diperoleh (berdasarkan Hadits Nabi), Setiap satu helai rambut atau bulu setiap satu ekor kambing atau sapi atau onta, kita tak akan sanggup menghitungnya.
3. Diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan Tirmidzi dari sahabat Abdullah Ibn Abbas bahwa Rasulullah SAW. pernah bersabda yang maksudnya kurang lebih adalah sebagai berikut : “ Tidaklah ada perbuatan anak Adam yang dilakukan pada hari kurban, yaitu tanggal 10 Dzulhujjah yang lebih disukai Allah selain daripada mengalirkan darah kurban. Sebab, binatang-binatang kurban itu kelak di hari kiamat akan didatangkan secara utuh oleh Allah beserta dengan tanduknya, kukunya dan bulunya. Dan sebelum darah kurban menetes di bumi, pahala kurban itu telah diberikan oleh Allah. Maka laksanakanlah kurban untuk membersihkan jiwa kalian. “
4. Pada hadits yang lain diriwayatkan oleh beliau berdua yakni Ibnu Majah dan Tirmidzi, Rasulullah pernah menjelaskan: “ Para shahabat bertanya, Apakah kurban-kurban ini ?, Beliau menjawab, Ini adalah sunnah Bapak kalian Ibrahim, Lantas mereka bertanya lagi; Kita dapat apa dari kurban-kurban itu ?, Jawab beliau; Dengan setiap rambut kita dapat satu kebajikan, Lalu mereka bertanya lagi; Kalau bulunya ?, Beliau kembali menjawab; Dengan setiap bulupun kita dapat satu kebajikan”.
5. Hadits yang diriwatkan oleh Thabrani, Rasulullah bersabda : “ Barang siapa berqurban dengan tulus hati dan melakukan kurbannya itu karena Allah, maka yang demikian itu adalah menjadi dinding peng halang baginya dari neraka”.

B. Di dalam ibadah qurban ini, terdapat beberapa hikmah yang dapat kita jadikan pelajaran. Di antaranya adalah :
1. Sifat-sifat kebinatangan yang sering merendahkan martabat manusia, hendaknya tidak kita perturutkan, karena binatang hanya diberi nafsu dan insting tanpa diberi akal. Manusia sebagi makhluk yang yang telah dimulyakan oleh Allah dengan kelebihan-kelebihan yang tidak diberikan kepada makhluk lain, hendaknya dapat mempertahankan martabatnya sebagi khalifatullah di bumi.

KHUTHBAH IDUL ADHA

KETUNDUKAN KEPADA ALLAH ADALAH SYARAT MUTLAK MENJADI PANUTAN YANG BAIK
(Sebuah Refleksi Dari Kisah Hidup Nabi Ibrahim)

الْحَمْدُ لله الْمَلِكِ الْعَلاَّمِ غَافِرِ الذَّنْبِ وَقاَبِلِ التَّوْبِ شَدِيْدِ الْعِقاَبِ ذِيْ الطَّوْلِ وَاْلإِنْعاَمِ أَنْزَلَ الْكِتاَبَ فَعَلَّمْ وَشَرَعَ فَأَحْكَمْ أَحْمَدُهُ عَلىَ جَزِيْلِ نِعَمِهِ وَأَشْكُرُهُ عَلىَ غَزِيْرِ فَضْلِهِ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ نَبِيُّ الْهُدَى وَالرَّحْمََة خَيْرُ الْبَرِيَّة وَأَفْضَلُ الْبَشَرِيَّة صَلَوَاتُ اللهِ وَسَلاَمُهُ عَلَيْهِ وَعَلىَ آلِهِ وَصْحِبِهِ وَمَنْ اهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْحَشْرِ وَالْمَعاَدِ.
أَيُهاَ النَّاسُ اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ التَّقْوَى وَرَاقِبُوهُ فِي السِّرِّ والنَّجْوَى فَإِنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِذَلِكَ فَقَالَ :
{ يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ}
الله أكبر الله أكبر الله أكبر لا إله إلا الله الله أكبر الله أكبر ولله الحمد،
Kaum Muslimin hafhizhakumullahu, lantunan takbir yang dibarengi rasa syukur seperti di pagi hari ini terasa begitu indah dan nikmat, hari raya yang bahagia bagi segenap kaum muslimin di manapun mereka berada. Lantunan tahmid dan tahlil membumbung ke angkasa menembus cakrawala mengingatkan akan hakikat diri dan curahan nikmat tiada hingga, Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar Laa Ilaaha Illal Laahu wallahu Akbar Allahu Akbar walillahil Hamd.
Ma’asyiral muslimin hafhizhakumullahu, Nabiyullah Ibrahim u adalah tokoh sentral yang selalu dikenang di setiap Iedul Adha dan beliau patut untuk itu dari pengorbanan yang luar biasa dalam ketundukan kepada Allah I yang berwujud pada ketaatan agung tidak tertandingi mulai dari hijrah hingga keikhlasan mengorbankan puteranya dalam peristiwa penyembelihan yang berakhir dengan syariat berkurban hingga saat ini. Beliau dipanuti karena kesempurnaannya sebagai hamba Allah I dalam segala hal, di dalam al-Qur’an surah an-Nahl (16): 120, Allah I berfirman:
{إِنَّ إِبْرَاهِيمَ كَانَ أُمَّةً قَانِتًا لِلَّهِ حَنِيفًا وَلَمْ يَكُ مِنَ الْمُشْرِكِينَ}
“Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif, dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan)”.
Di samping sebagai Rasul utusan Allah I yang sempurna menjalankan tugas berat tersebut, beliau dalam kehidupan kemanusiaannyapun berhasil mendidik istri dan keturunan beliau berjalan di atas jalan Allah I. Di dalam Qs. al-Baqarah (02): 132
}وَوَصَّى بِهَا إِبْرَاهِيمُ بَنِيهِ وَيَعْقُوبُ يَابَنِيَّ إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَى لَكُمُ الدِّينَ فَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ{
“Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya`qub. (Ibrahim berkata): “Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam”.
Kaum Muslimin hafhizhakumullahu, kunci kesempurnaan Khalilullah (Kekasih Allah I) Ibrahim u dalam ketundukan kepada Rabbnya adalah rasa tsiqah (yakin) beliau kepada segala perintah-perintahNya bahwa di dalamnya pasti terkandung maslahat nampak atau tidak, saat ini atau di kemudian hari. Rasa tsiqah ini berwujud iman dan yakin yang senantiasa memenuhi relung hati, lisan dan perbuatan beliau sehingga kalimat yang keluar di saat datang perintah adalah sebagaimana firman Allah I dalam Qs. al-Baqarah (02):131,
{إِذْ قَالَ لَهُ رَبُّهُ أَسْلِمْ قَالَ أَسْلَمْتُ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ}
“Ketika Tuhannya berfirman kepadanya: “Tunduk patuhlah!” Ibrahim menjawab: “Aku tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam”.

Allahu Akbar, Allahu Akbar wa Lillahil Hamd
Kaum Muslimin Rahimakumullah, dari sifat Nabiyullah Ibrahim u di atas setidaknya bagi kita untuk zaman seperti sekarang ini membutuhkan dua hal penting:
Rasa tsiqah (yakin) kepada ketetapan Allah I yang menghasilkan keimanan nan kuat akan segala janjiNya I berupa kebahagiaan bagi yang taat dan tunduk serta kebinasaan bagi yang membenci, menolak atau menggantinya.
Allah I berfirman dalam Qs. Muhammad (47): 9
{وَالَّذِينَ كَفَرُوا فَتَعْسًا لَهُمْ وَأَضَلَّ أَعْمَالَهُمْ 0
ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَرِهُوا مَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأَحْبَطَ أَعْمَالَهُمْ}
“Dan orang-orang yang kafir maka kecelakaanlah bagi mereka dan Allah menghapus amal-amal mereka. Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka benci kepada apa yang diturunkan Allah (Al Qur'an) lalu Allah menghapuskan (pahala-pahala) amal-amal mereka”.
Di dalam ayat lain Qs. Thaha (20): 75-76, Allah I berfirman:
{وَمَنْ يَأْتِهِ مُؤْمِنًا قَدْ عَمِلَ الصَّالِحَاتِ فَأُولَئِكَ لَهُمُ الدَّرَجَاتُ الْعُلا 0 جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَذَلِكَ جَزَاءُ مَنْ تَزَكَّى}
“Dan barangsiapa datang kepada Tuhannya dalam keadaan beriman, lagi sungguh-sungguh telah beramal saleh, maka mereka itulah orang-orang yang memperoleh tempat-tempat yang tinggi (mulia), (yaitu) surga `Adn yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, mereka kekal di dalamnya. Dan itu adalah balasan bagi orang yang bersih (dari kekafiran dan kemaksiatan)”.

Kaum Muslimin yang berbahagia, syariat Allah I bukanlah untuk diperdebatkan atau dipertentangkan apalagi dijadikan sebagai bahan pooling pendapat untuk disetujui atau tidak, ia adalah ketetapan yang mutlak harus diterima sebab datangnya adalah dari Sang Pencipta Yang Maha Mengetahui segala-galanya, Ialah satu-satunya yang mengetahui mashlahat dan mudharat bagi umat manusia, ketetapanNya penuh keadilan, hukum-hukumNya penuh kebijakan, tidaklah Ia ditanya tentang perbuatanNya sebaliknya umat manusialah yang berhak untuk itu.
Merubah satu dari ketetapan Allah I, atau membenci apalagi sampai menolaknya dengan alasan apapun adalah bentuk-bentuk kekufuran yang pelakunya terancam murtad dari agama Islam, sebaliknya menerima hukum-hukumNya adalah syarat mutlak benarnya iman seseorang sebagaimana yang tersebut di dalam Qs. an-Nisaa (04): 65, Allah I berfirman:
{فَلا وَرَبِّكَ لا يُؤْمِنُونَ حَتَّى يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لا يَجِدُوا فِي أَنْفُسِهِمْ حَرَجًا مِمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا}
“Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya”.
Saat ini tidak sedikit hukum Allah I yang diperdebatkan, ironisnya justru oleh orang yang kurang faham agama sehingga tidak jarang hukum-hukum tersebut ditolak hanya dengan alasan logika yang sangat pendek, sebutlah sebagai misal hukum poligami dan larangan mengucapkan selamat kepada orang kafir pada hari raya mereka yang ditentang oleh sebagian masyarakat kita dengan dalih tidak sesuai dengan keadaan zaman yang demokratis atau diskriminasi terhadap kaum wanita atau terkadang mengangkat dalil agama yang dipelintirkan tidak sesuai dengan maksud dan tujuannya diturunkan. Tidakkah orang-orang itu sadar bahwa yang mereka tentang adalah hukum Allah I bukan hukum buatan manusia ? Tidakkah lagi ada rasa takut dalam diri kita semua jika terang-terangan menolak hukumNya ? Jika Abu Bakar as-Shiddiq t saja berkata: “Langit manakah yang akan menaungiku, bumi manakah yang akan menerimaku jika aku berkata tentang al-Qur’an sesuatu yang tidak aku ketahui ?” Maka kita semua akan berkata apa melihat kelakuan sebagian umat kita seperti ini tanpa ada rasa takut kepada Allah I sedikitpun ? Kemanakah orang-orang beriman yang mengaku tunduk kepada Allah I dan senantiasa menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar ? Sadarlah wahai umat Islam dari segala musibah dan bencana yang menimpa kita selama ini bahwa ia adalah teguran Allah I akibat kelalaian dan keteledoran kita, bangkitlah dan katakan TIDAK kepada segala bentuk penentangan terhadap hukum-hukum syariat, nyata ataupun tersembunyi dengan mentakwil-takwilkannya.
{أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ ءَامَنُوا أَنْ تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللَّهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ الْحَقِّ وَلا يَكُونُوا كَالَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ الأَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوبُهُمْ وَكَثِيرٌ مِنْهُمْ فَاسِقُونَ}
“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik”.

Qudwah Shalihah atau panutan yang baik. Kita butuh kepada siapa yang bisa mewujudkan Islam hakiki dalam kehidupan sehari-harinya sebab tabiat setiap manusia memang adalah memanuti orang lain. Ia mewarisi dari Rasulullah e dan para shahabat beliau y sunnah yang suci dan menghidupkannya dalam perilaku lurus dan bersih, perbuatannya sesuai perkataannya, tegas dalam kebenaran dan sayang kepada pengusungnya.
Kaum muslimin yang berbahagia, setiap dari kita dapat menjadi panutan jika bisa menjaga perbuatan baik dan konsisten dalam menjalankan syariat Allah I sebagai bentuk ketundukan kepadaNya. Hal ini sebagaimana firman Allah I dalam Qs. al-Furqan (25): 74
{ وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا}
“Dan orang-orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa”.
Para mufassirin -di antaranya adalah Abdullah ibnu Abbas t- berkata: “imam” artinya pemimpin yang menjadi panutan dalam kebaikan.
Krisis panutan saat ini begitu terasa bagi kita kaum muslimin, walau di antara kita tidak sedikit yang punya ilmu tentang Islam atau yang begitu hebat berbicara tentang agama, namun yang menghidupkan Islam dalam kehidupannya dari semua yang ada tersebut masih sangat sedikit, bahkan terkadang justru para tokoh yang disebut “pakar” atau “cendekia” itulah yang membuat kebingungan di tengah umat akibat perkataan dan perbuatannya yang berbeda-beda atau bertentangan. Padahal seorang qudwah adalah dia yang bukan saja memberikan keteduhan kepada umat karena wejangan dan nasihatnya yang senantiasa membawa mashlahat tapi juga ketaatannya kepada Allah I begitu besar karena rasa takut yang terpatri di dalam dadanya. Di dalam Qs. Fathir (35): 28, Allah I berfirman:
{إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ}
“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama”.
Salah seorang tabi’in yaitu Said ibnu Jubair rahimahullah berkata: “rasa takut adalah yang menghalangi seseorang dari maksiat kepada Allah I”.
Ibnu Katsir rahimahullah berkata: “Yang demikian itu adalah karena siapa yang pengetahuannya tentang Allah I lebih sempurna maka rasa takutnya kepada Allah I juga semakin tinggi”.
Saatnya problema panutan ini diatasi dengan mendidik diri dan keturunan kita untuk tunduk dan patuh kepada ketetapan Allah I dengan berislam yang utuh dan mendalam. Semoga Allah I menambahkan hidayahNya buat kita semua.
Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahil Hamd
Kepada kaum muslimah, jagalah diri dan jangan terperdaya oleh tipu muslihat kaum syahwati. Simaklah firman Allah I sebagaimana yang terdapat dalam Qs. an-Nisa’ (04): 27
{وَاللَّهُ يُرِيدُ أَنْ يَتُوبَ عَلَيْكُمْ وَيُرِيدُ الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ الشَّهَوَاتِ أَنْ تَمِيلُوا مَيْلاً عَظِيمًا}
“Dan Allah hendak menerima taubatmu, sedang orang-orang yang mengikuti hawa nafsunya bermaksud supaya kamu berpaling sejauh-jauhnya (dari kebenaran).”
Allah I mengajak anda ke syurga dengan jalan yang mudah yaitu dengan menerima sepenuh hati segala ketetapanNya dalam agama ini serta melaksanakan anjuran Rasulullah e dalam hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad ibnu Hambal dari Abdurrahman ibnu Auf t
(( إِذَا صَلَّتْ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا وَصَامَتْ شَهْرَهَا وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا قِيلَ لَهَا ادْخُلِي الْجَنَّةَ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ ))
“Jika seorang wanita telah melaksanakan shalat lima waktu, puasa di bulan Ramadhan, menjaga harga diri dan kemuliaan, serta taat kepada suaminya maka akan dikatakan buatnya masuklah ke dalam syurga dari pintu mana saja yang engkau mau.”
Tidak sedikit gerakan-gerakan feminis saat ini yang mengatas namakan perjuangan buat kaum wanita namun tidak diridhoi Allah I akibat penentangan mereka terhadap prinsip agama dan moral kaum muslimin, sadarlah bahwa hanya Islamlah satu-satunya sistem hidup yang memuliakan kaum wanita, jika anda mencari selain Islam maka justru kehidupan anda hanya akan menjadi bahan komoditas yang laku ketika masih segar namun dicampakkan setelah renta dan layu.
Buat para pemimpin negeri ini kami serukan untuk menjadikan syariat Allah I sebagai pedoman dalam negara sebab tiada keberuntungan ataupun kebahagiaan kecuali dengannya. Dengannya anda mengundang keridhaan Allah I Pencipta dan Penguasa alam semesta serta dengannya pula anda dapat memberikan kesejahteraan kepada umat dan masyarakat yang anda pimpin. Kami sadar bahwa memimpin negeri ini memang sulit namun dengan bantuan Allah I lalu kebersamaan kaum muslimin semua amanah dan kewajiban dapat diatasi insya Allah. Syariat Allah I adalah adil dan tidak diskriminatif dapat berlaku bagi semua umat manusia yang sadar akan eksistensi dirinya sebagai makhluk, maka tidak usah takut dan khawatir akan adanya penindasan terhadap kaum minoritas, toh dalam sejarah pun hal tersebut tidak pernah terjadi.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah ketahuilah bahwa hari ini adalah hari suci, maka mari bersihkan diri kita dari segala kesyirikan dan dosa serta harta kita dengan bersedekah, juga mengikuti anjuran Allah I dan Rasulullah e untuk berkurban dengan menyembelih hewan kurban (udhiyah).
Hewan yang disembelih itu adalah berupa domba yang genap berusia 6 bulan, atau kambing yang genap setahun, atau sapi yang genap 2 tahun dengan syarat hewan kurban tersebut tidak memiliki cacat dan penyakit yang bisa berpengaruh pada daging, kwantitas maupun kwalitas (rasanya) misalnya: kepicakan pada mata, kepincangan pada kaki dan penyakit pada kulit, kuku dan mulut.
Seekor sapi boleh disembelih untuk tujuh orang, adapun kambing ia hanya boleh untuk satu orang saja, kecuali berserikat dalam pahala maka dibolehkan pada semuanya tanpa batas. Sebaiknya si pemiliklah yang menyembelih hewan kurbannya, namun boleh saja diwakilkan kepada penjagal dengan syarat ia adalah seorang muslim yang menjaga shalatnya, tahu hukum-hukum menyembelih dan upahnya tidak diambilkan dari salah satu bagian hewan kurban itu sendiri, kulit ataupun daging, meskipun ia juga bisa mendapat bagian dari hewan tersebut bila ia berhak.
Bacaan sebelum menyembelih adalah:
بِسْمِ اللهِ والله أَكْبَر اللَّهُمَّ هَذَا عَنْ ...
Lalu menyebut nama yang berkurban.
Hewan yang telah disembelih dapat dibagi tiga, sepertiga buat pemiliknya, sepertiga buat hadiah dan sepertiga buat sedekah kepada fakir miskin, meskipun bila disedekahkan semua juga boleh. Waktu penyembelihan dimulai sejak usai shalat Idul Adha hingga tiga hari tasyriq setelahnya dan dimakruhkan menyembelih di malam hari. Nilai dari hewan kurban seseorang di sisi Allah bukanlah saja dari banyaknya daging dan darah yang dikucurkan namun lebih dari itu yang sampai kepada Allah I adalah ketaqwaan dan keikhlasannya, maka luruskanlah niat kita hanya mengharap balasan dariNya semata.
Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahil Hamd
Akhirnya marilah bersama menundukkan hati dan jiwa kita kepada Allah Yang Maha Perkasa, menengadahkan tangan kita kepada Dia Yang Maha Melihat, meminta dan memohon belas kasih dariNya Yang Maha Mendengar dan Memberi,
الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين ،
Ya Allah, Tuhan kami, kembali di hari suci ini kami menghadapkan wajah kami kepadaMu memohon belas kasih dan ampunanMu, kami sadar akan kesalahan dan kelalaian kami, nikmat dan anugerah yang banyak dariMu belumlah kami balas dengan penghambaan yang semestinya kepadaMu, bahkan dosa dan kekeliruan tidak pernah luput dari keseharian kami, Ya Allah, Tuhan kami, namun kamipun sadar dengan segala keyakinan bahwa kasihMu tak bertepi, ampunanMu tak terbatas ampunkanlah dosa dan kesalahan kami, curahkanlah belas kasihMu kepada kami.
Ya Allah, kedua ayah ibu kami yang masih hidup ataupun yang telah kembali kepadaMu adalah orang yang pertama kali berjasa kepada kami, memperkenalkan kami kepadaMu, merawat, mendidik dan membimbing kami dengan penuh kesabaran, tak jarang airmata mereka tumpah karena ulah kami, kami mengingat NabiMu pernah bersabda bahwa siapa yang tak mampu berterima kasih kepada sesama manusia tak akan mampu bersyukur kepadaMu, Ya Allah tak ada yang mampu kami berikan kepada kedua orang tua kami kecuali seuntai doa kepadaMu untuk mengampunkan kekhilafan dan kesalahan mereka, melimpahkan kasih sayang dan rahmat kepada mereka, ampunkan mereka yang telah wafat, bimbing dan tunjuki mereka yang masih bersama kami dan jadikanlah kami orang yang mampu berbakti kepada mereka sesuai tuntunanMu, Engkaulah Dzat Yang Maha Mendengar dan Maha Mengabulkan Doa.
Ya Allah, di sini di hari ini kami bergembira, hati kami dipenuhi rasa suka dan cita, namun sepenggal hati kami ini pula diselimuti duka dan kesedihan bila mengingat ada sebagian saudara kami di sana tak mampu seperti kami merayakan hari ini, mereka terusir dari tanah tempat tinggal mereka, terkekang oleh tirani jahat yang tak pernah rela akan agamaMu, terintimidasi oleh kekuatan zhalim yang gemar keangkuhan dan kepongahan. Ya Allah, masukkan rasa gembira ke dalam hati saudara-saudara kami sebagaimana yang Engkau berikan kepada kami walaupun hanya setetes, sampaikan kepada mereka bahwa sukacita kami hari ini dikabungi duka nestapa mereka, Ya Allah hanya kepadaMu kami adukan besarnya kezhaliman musuh-musuhMu atas saudara-saudara kami, balaslah mereka dengan balasan setimpal, hancurkan kekuatan mereka, timpakan atas mereka apa yang telah mereka timpakan atas kami, Ya Allah Engkaulah satu – satunya Penolong dan Pelindung kami.
Ya Allah, di hari ini kami bertekad untuk tunduk dan patuh hanya kepadaMu, menekuni agamaMu dan mewarnai hidup kami dengannya, Ya Allah selamatkanlah kami semua dari segala kejahatan dan kecelakaan, janganlah Engkau timpakan atas kami musibah dari perbuatan orang-orang zhalim di antara kami, dan anugerahkanlah buat kami panutan yang baik dari kalangan kami sendiri, Ya Allah kamilah hambaMu yang sangat butuh akan belas dariMu.
Ya Allah kabulkanlah doa kami, penuhi permintaan kami ini, kamilah hambaMu yang lemah, harapan kami hanya kepadaMu, Engkau Maha Melihat, Engkaulah Penguasa Satu-satunya Yang Haq, Engkaulah Sebaik-baik harapan.
رَبَّناَ لاَ تُزِغْ قُلُوْبَناَ بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَناَ وَهَبْ لَناَ مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ ، رَبَّناَ آتِناَ فِي الدُّنْياَ حَسَنَةً وَفِي اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِناَ عَذاَبَ النَّارِ، اللَّهُمَّ رَبَّناَ تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَتُبْ عَلَيْناَ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ ، سُبْحاَنَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُهُ الظَّالِمُوْنَ وَسَلاَمٌ عَلىَ الُْمْرسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وصَلِّ اللَّهُمَّ عَلىَ نَبِيِّناَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ .



Foto saat berdakwah di Stasiun Televisi Malang, Malang TV saat Ramadlan


STRATEGI DAKWAH
Drs. H. M. Ali Ghufron Risyam

A. Pengertian Dakwah ;
1. Dakwah adalah “ Mendorong agar memperbuat kebaikan menurut petunjuk. Menyeru mereka berbuat kebaikan dan dan melarang mereka dari perbuatan munkar, agar mere ka mendapat kebahagiaan di dunia dan akhira t”.( Syeh Ali Mahfudz, Hidayatul Mursyi din, terjemah Shadijah Nasution, Usaha Penerbitan Tiga A 1970, hal 17)
2. Dakwah adalah “ Setiap usaha atau aktivitas dengan lisan atau media apa saja, yang bersifat menyeru, mengajak, memanggil manusia lainnya untuk beriman dan menta’ati Alloh SWT., sesuai dengan garis-garis Aqidah dan Syari’ah serta Akhlaq Islamiyah “ ( H.M.S. Nasaruddin Latif, Teori dan Praktik Dakwah Islamiyah, Penerbit Firma Dara, Jakarta, hal. 11).
3. Pada intinya, Dakwah itu mempunyai pengertian” merubah situasi kepada situasi yang lebih baik”. Dengan kata lain : “ Dakwah menjadi seluas kehidupan ”.

B. Langkah-langkah persiapan Dakwah
Yang dimaksud persiapan, adalah meliputi 3 syarat pokok
a. Kesehatan Jasmani dan rohani. Dalam keadaan sehat, bila kesehatannya terganggu be tapapun lengkapnya persiapan yang lain kesuksesannya sangat diragukan.
b. Kesiapan Ilmu, materi bahasan. Kesiapan Ilmu meliputi ;
1. Soal Penguasaan bahasa, komunikatif, alur yang disampaikan mudah dimengerti.
2. Pengetahuan pendukung (dalil Naqliyah ; Alquran, Alhadits, Kata hikmah dsb.)
c. Saat Penampilan ; Kerapian Busana, Kewajaran sikap dan gaya, Penyesuaian gerak gaya dan mimik, Menjaga keakraban dengan pendengar/ pengunjung.

C. Media Dakwah
a. Lisan; Ceramah, tabligh, khithobah/ khuthbah, pengajian, pelatihan, seminar, diskusi.
b. Tulisan; Artikel pada Koran, majalah, Brosur, Selebaran Mimbar Jum’at, buku-buku.
c. Peragaan; seperti Televisi, Sinetron, pementasan drama, gambar, spanduk, dsb.
d. Teladan; dengan memberi contoh/ petunjuk, baik secara langsung atau tidak langsung.

D. Metode Dakwah
1. Metode IMPROTU (Irtijaly) ; metode serta merta berdasarkan kebutuhan sesaat.
2. Metode MENGHAFAL ; dengan persiapan secara terperinci, menuliskannya lalu meng hafalkannya secara harfi
3. Metode NASKAH ; atau ceramah berteks, Biasanya untuk acara=acara resmi/ formal.
4. Metode EKSTEMPORAN ; metode yang sangat dianjurkan, karena caea ini adalah jalan tengah di antara metode-metode di atas.

E. Proses Penyelenggaraan Dakwah
a. Dakwah harus dilakukan dengan sadar dan sengaja
b. Dikehendaki oleh pelakunya, karena perbuatan ini mengandung maksud tertentu
c. Dakwah merupakan amal ibadah yang harus dilakukan dengan sebaik-baiknya, sebagai mana perbuatan ibadah lainnya.
d. Media pendukung dipersiapkan secara matang, dengan memperhitungkan segenap segi dan faktor yang mempunyai pengaruh suksesnya pelaksanaan.

F. Obyek Sasaran Dakwah
a. Obyek dakwah adalah masyarakat manusia yang bermacam-macam, sifat, karakter, status sosial, pendidikan, jenis kelamin, tingkatan usia, keadaan ekonomi, etnis dsb.
b. Kapan dan dimana, kepada siapa, Untuk apa Dakwah yang disampaikan ?.

G. Tujuan Dakwah
Termasuk sasaran Srtategi Dakwah atau kebijaksanaan operasional. Karean itu pelaku Dakwah harus memiliki skop aktivitas yang dapat dikerjakan, selain harus pandai menyusun tindakan dak wah, menganalisa, evaluasi dengan tetap berpedoman pada tujuan dakwah. Singkatnya, tujuan adalah merupakan “ kompas pedoman”, yang tidak boleh diabaikan dalam proses dakwah.


Televisi Sebagai Media Dakwah


Era perkembangan teknologi telah menjamur di kalangan kita seka rang ini. Terutama teknologi informasi dengan makin banyak bermunculan stasiun-stasiun televisi swasta nasional seperti Rajawali Citra TV (RCTI), ANTV, INDOSIAR, Trans TV, Metro TV, TV One, TV 7, JTV dan besar kemungkinan masih banyak stasiun-stasiun televisi swasta baru lainnya yang akan bermunculan, terlebih TV tingkat lokal seperti Batu TV, ATV, Malang TV, Mahameru TV menuju regional. Hal ini makin melenyapkan batasan ruang maupun waktu antara komunitas satu dengan yang lain.

Masing-masing stasiun televisipun seakan berlomba mendapatkan perhatian dengan menayangkan acara-acara menarik yang menyedot perhatian penonton atau pemirsa dari segenap lapisan masyarakat, juga para sponsor acara. Dengan fenomena di atas, maka dibutuhkan suguh an acara yang menarik dan menantang serta penyejuk qalbu pencerah kehidupan yang membumi dan santai untuk dikemas dan disuguhkan kepada penonton/emirsa untuk dapat diikuti setiap hari atau setiap pekan. Untuk itu kepekaan terhadap konsumtif masyarakat yang butuh selain hiburan, pendidikan, penerangan, penyuluhan juga sentuhan penyejuk qalbu pencerah kehidupan sangat diperlukan untuk bersaing antar sesama stasiun televisi tersebut.

Oleh karena itu kami ingin turut serta dalam mengisi acara program TV yang dapat menambah wawasan mengajak dalam kebaikan dan mencegah untuk kerusakan bagi pemirsa, karena kita tahu masyarakat kita sekarang ini butuh di samping hiburan juga wawasan keagamaan yang menarik dengan tidak menggurui secara langsung, tetapi dengan sentuhan humor yang santun, informasi sebagai sosuli dari permasalahan rohaniah.
Insya Allah kami telah mimiliki persiapan dan bekal yang cukup guna merealisasikan acara tersebut bila berkenan.
Dengan keseriusan dan kajian-kajian yang matang dan membumi diselingi dengan diseling humor, sajian sejenis yang seolah bicara langsung dengan penonton atau penikmat, humor segar yang etis dan santun dengan materi yang berkompeten akan siap bersaing, maka secara langsung pada tampilan ini. Keakraban yang tidak mengurangi bobot materi sajian yang berdurasi waktu antara 10 (sepuluh) atau 30 (tiga puluh) menit, dengan diselingi “pesan sponsor” atau” pariwara” penyaji siap ikut terlibat memberikan atau mempersilahkan dan sebagainya, terserah program stasiun TV ini.

Dari pengalaman yang kami petik selama ini, kami telah pula mendapat kepercayaan selama 4 (empat bulan) mulai bulan September sampai dengan Desember 2004 yang lalu malang melintang kurang lebih 53 (lima puluh tiga) kali tayang September 2004 sd. Februari 2005 dalam acara ceramah agama “ MUTIARA KEHIDUPAN ” durasi waktu 30 menit & “ Kultum ” durasi waktu 10 menit, di TV swasta tepatnya Malang TV kota Malang ( Malang Raya).

Selain itu sudah sering mendapat kepercayaan ceramah atau pengajian umum di berbagai Instansi Pemerintah dan swasta, di Jawa Timur dan luar Jawa ( 3 kota Irian Jaya dan Denpasar Bali ).

Untuk itu kami bermaksud menyediakan diri untuk kerjasama yang ber kesinambungan atas dasar saling percaya untuk kemajuan pertelevisian dengan mengisi acara “ Mimbar Agama ” secara monologis dengan sajian yang familier dan humoris atau Nada & Dakwah pada stasiun TV yang 'Ingin bekerjasama dengan kami', Insya Allah kami bersedia.

Sponsor dan waktu acara mengikuti program yang telah diagendakan atau diprogramkan oleh stasiun yang ada.

Foto-foto saat berdakwah :

Foto saat berdakwah di Stasiun Televisi Malang, Malang TV bersama Siswa SMAI dan Madrasah Aliyah Al Maarif Singosari Malang

Saat berdakwah diSampoerna Percetakan Nusantara Pandaan-Jawa Timur

Foto saat berdakwah " Mulid Nabi SAW. "di Masjid Shalahuddin Malang


*) Drs. H. M. Ali Ghufron R.
Staf Pengajar di YP.Almaarif Singosari (SMAI & MA ) Singosari, YAPISH (SMA Shalahuddin) Malang, SMK TI,(PP. Al Ishlahiyyah) Singosari. Muballigh dan Mantan Ketua IPNU (1979-1983) , Mantan Ketua GP. Ansor Ancab. Singosari (1993-1998), Wakil Ketua GP. Ansor Kab. Malang (1995 – 1999), berkhidmat di Bagian (MWC NU) Singosari.dan Anggota LDNU Kab. Malang.

PUISI dan SYI'IRAN BASA JAWA (Sangka Santri....)


PAK ALI GHUFRON SINGOSARI MALANG SEDANG EKSPRESSI PUISI.......

KUMPULAN PUISI SAAT TERJADINYA SUNAMI ACEH 2006


TRAGEDI TANAH RENCONG
Ali Ghufron, Singosari Malang, 2 Januari 2005

Di Tanah rencong yang dibanggakan
Menjerit-jerit kesakitan, menyebut-nyubut Asma Mu, Ya Alloh….
Astaghfirullohal ‘Adhim, Lahaula walaquwwata illah billahil ‘aliyyil ‘adhim
Kau luluh lantakkan Banda Aceh rata dengan tanah, tiada beda dengan tanah lapang air tergenang, segala hilang tak terbilang

Ya Alloh….
Tak ada lagi mahkota jabatan
Tak ada lagi harta kebanggaan
Tak ada lagi rumah tinggal
Tak ada lagi sanak keluarga
Tak ada lagi cengkrama permainan
Tak ada lagi tetangga kenalan
Tak ada lagi kecantikan
Tak ada lagi kegagahan
Tak ada lagi kesombongan
Tak ada lagi
Rontok….
digoyang dendang makhluk Mu, gempa tektonik berulang-ulang

Apakah ini tadzkirah peringatan Mu
Apakah ini fitnah cobaan Mu
Apakah ini adzab hukuman Mu

Ya Alloh….
Tak ada lagi hiruk pikuk kendaraan
Tak ada lagi lalu lalang kesibukan
Tak ada lagi gemerlap lampu penerang
Tak ada lagi bebunyian hiburan dan rekreasi
Tak ada lagi senyum sapa ucapan salam
Tak ada lagi transaksi dan perdagangan
Tak ada lagi sekolah dan perkuliahan
Tak ada lagi komunikasi pembicaraan
Tak ada lagi !
Rata…..
dihempas libas makhluk Mu gelombang Tsunami si ombak kobra menerjang

Hanya Masjid-masjid tempat pasujudan bertengger kokoh atas Izin Mu,

Apakah ini tadzkirah peringatan Mu
Apakah ini fitnah cobaan Mu
Apakah ini adzab hukuman Mu

Puing sisa berikan bukti,
Mayat-mayat kaku jadikan saksi sebagai musyahidin,
Mencari sanak saudara silih berganti, ratap tangis memilukan datangkan simpati,
Sunyi sepi nasehat hikmah yang sarat berisi, bagi saudara mereka yang berfikir
Bela sungkawa seantero dunia sumbangkan arti, relawan kemanusiaan berbondong datang ulurkan tangan tuk sesama.

peringatan, cobaan atau hukuman Mu ?


DUKA SERAMBI MAKKAH
Ali Ghufron, Singosari, 2 Januari 2005

Allohu Akbar !
Tersentak oleh keBesaran Alloh Dzat Yang Maha Besar
Betapa amat kecil segala ciptaan
Berpuluh ribu mayat bergelimpangan terbujur kaku dengan segala gerak laku yang qalbu bagai disayat sembilu
Kematian itu satu, sebabnya ada beribu-ribu, dimanapun pasti bertemu
Kiamat kecilkah gerangan ?
Ya…. Kiamat kecil !
Kiamat kecil
Kiamat kecil
Kiamat kecil…….

Innalillahi wainna ilahi roji’un
Sungguh segalanya milik Mu, dan kembali ke haribaan Mu
Duka Serambi Mekah
Datangkan duka dunia
Bela sungkawa berkepanjangan
Akal menjadi dangkal, takdir berdzikir
Mata menjadi saksi
Hati datangkan simpati

Subhanalloh
Maha Suci Dzat Yang Maha Suci
Gempa dan badai Tsunami datangkan hikmah
Tak hanya Pakar, tukang parkirpun bertasbih kepada Mu
Sehabis menyaksikan Maha Suci Mu

Bayi mungil satu setengah bulan bertahan, induknya mati terseret gelombang, ayahnya diam terheran-heran menyaksikan anak kesayangan tersenyum manis menawan
Lelaki di tumpakan sampah sampai enam hari enam malam tak setes airpun ke kerongkongan tak sebutir makanpun ke perutnya, masih bertahan hidup, bicara terbata-bata
Anak berusia lima tahun naik almari terapung nikmat sempat pindah ke springbet ditungganginya seluruh keluarga yang disayangi tak menyaksi kan dan menyahut jeritannya
Masjid putih berkubah hitam Baiturrahman tetap bisa menjadi kebangga an Icon Serambi Makkah ke depan
Satu generasi Kau taburi Rahmat Mu Wahai Dzat Yang Memberi Rahmat

Kiamat kecil gerangan ?
Ya…. Kiamat kecil !
Kiamat kecil
Kiamat kecil
Kiamat kecil, Miniatur kiamat…….


BADAI TSUNAMI SEBUAH NAMA
Ali Ghufron, Singosari, 2 Januari 2005

Lempeng bumi laut bergeser, kata ahlinya
badai tsunami menyapa bumi, puluhan ribu jiwa tersapu mati, tua muda, remaja bay, kaya miskin, tentara polisi, tak peduli
Waktu dhuha dikala gempa, porak porandakan gerak kehidupan,
Andai…. kau datang tengah malam mereka lelap tidur mendengkur betapa lebih mengujutkan seluruh daratan,

Allah Maha Belaskasihan, Allah masih belas kasihan,

Nanggroe Aceh Darussalam,
Aceh yang sarat keagamaan,
Aceh yang indah kebudayaan,
Aceh yang dinamik tari Saman,
Aceh yang bersuara emas kalimah Allah diisenandungkan,
Aceh yang punya kebanggaan Kesultanan Malikus Shaleh tahun seribu dua ratus sekian, sampai seribu dua ratus sekian,
Aceh yang punya Kepahlawanan Tuenku Umar, Cut Nyak Dien, Cut Mutiah, pahlawan nasional,
Aceh yang Serambi Makkah, orang manapun kalau naik haji melalui pelabuhan Sabang,
Aceh yang daratanmu mirip di Mesopotamia, indah molek menawan,
Aceh yang punya tanaman daun impian, daun obat yang banyak disalahgunakan,
Aceh yang punya pemimpin daerah gubernur Abdullah Puteh bernama,
Aceh yang punya masalah dengan pemerintahan,
Allah Maha Belaskasihan, Allah masih meberikan belas kasihan,

Gelombang Tsunami hanya sebuah nama,
Samaran dari Malaikat Izrail sang pencabut nyawa,
Gelombang Tsunami hanya sebuah nama,
Titisan air bah di zaman Nabi Nuh ‘Alaihissalam, yang meneng gelamkan seluruh daratan,
Gelombang Tsunami hanya sebuah nama,
Mungkin samaran Nabi Khidir ‘Alaihissalam, yang mencekik anak kecil calon misionaris kafir
Gelombang Tsunami hanya sebuah nama,
Seperti bencana alam zaman Nabi Luth ‘Alaihissalam, membalikkan kaun homosexsual yang berlebihan dan mencibirkan ajaran Nabi mereka,
Gelombang Tsunami hanya sebuah nama,
Reingkarnasi generasi yang akan dartang,
Wallahua’lamu bishshowab.

Allah Maha Belaskasihan, Allah masih meberikan belas kasihan,



ACEH…. ! SETIAP MUSIBAH BERHIKMAH
Ali Ghufron, Singosari, 2 Januari 2005

Kematian datang, jerit tangis mengiang
Puluhan ribu mayat dikuburkan, shalat ghoib dimana-mana
Beribu-ribu pengungsi, bermilyard-milyard santunan simpati
Beribu-ribu yatim piatu, berjuta-juta mengangkatmu,

Musibah yang ada, hikmah yang tersisa
Kau jarang disentuh bapakmu, akan diprioritaskan
Kau dianak tirikan, akan dimanjakan
Kau dibilang penghianat, akan dijadikan pahlawan
Kau dibilang kampungan, akan lebih kota di mata dunia

Musibah yang ada, hikmah yang tersisa
Sejarah yang terkuburkan, terungkap jasa baikmu
Semerbak wangi dibuat tawar, kan lebih wangi ke penjuru
Serentah takabbur, terhina sampai ke liang kubur
Sekelompok sombong, seluruh hamparan terbengong

Musibah yang ada, hikmah yang tersisa



BELA SUNGKAWA DAN DOAKU PADAMU
Ali Ghufron, Singosari, 2 Januari 2005


Aku berbela sungkawa
Syahidin berbangga

Aku berbela sungkawa
Para relawan berdatangan

Aku hanya bisa berbela sungkawa
Para malaikat memanjakanmu

Aku sekedar bisa berbela sungkawa
sedang malaikat penjaga sorga kan menyambutmu dengan ramah

Aku dengan berbela sungkawa
Panjatkan doa kepada Rabbiku, smoga dirahmati, peroleh ampunanNya.


GEMURUH TAHLIL DAN DOA TUK NANGGROE ACEH DARUSSALAM
Ali Ghufron, Singosari, 2 Januari 2005

Saudara kita berduka
Masih ada tersisa dalam tanya
Masihkan akan hidup berikutnya
Sebuah kota menjadi bisu, mati, mencekam dengan mayat-mayat bergelimpangan di pinggiran jalan

Secercah harapan tinggal harapan
Tak lagi ingat saudara, anak, istri, apalagi sesuku
Aceh yang ceria tiba-tiba meledak dengan jerit tangis bersautan
Terhempas gejala alam badai tsunami menggulung seluruh isi hanyut dengan hitungan detik meregang ribuan nyawa

Tersiar kabar duka berjuta saudara kita
Selembar sajadah serambi Makkah robek sudutnya di banda kota sejarah penuh kenangan
Di hari libur Ahad Pahing dua puluh enam Desember penghujung tahun dua ribu empat
Gelombang pasang hempaskan sayap berbisa datang kematian ratusan ribu jiwa

Saudara kita berduka
Masih ada tersisa orang-orang yang takziyah ikut berduka
Dengan gemuruh membaca kalimah tahlil dan shalat ghoib mintakan ampunan
Masih ada kepedulian sesama, walau sebelumnya sempat tak tegur sapa
Bahkan ingin menghabisi mereka Gerakan Aceh Merdeka

Saudara kita berduka
Masih ada belas kasihan penghuni dunia
Masih tersisa orang arif bijaksana, ikut mendoakan dengan doa sejadi-jadinya
Bersedia menolong dengan berbagai kelebihan yang ada
Saudara, semoga arwamu dibalas sorga,

Amin, semoga Allah mengabulkan.


AKU BERTANYA KEPADAMU TENTANG GELOMBANG KOBRA TSUNAMI
Ali Ghufron, Singosari, 2 Januari 2005

Wahai Allah….aku bertanya kepada Mu

Mengapa Kau ciptakan bumi ?
Untuk kau pakai hidup, dan kelola sumber alamnya !
Bila berlebihan, Aku tidak suka kepada mereka yang berlebih-lebihan
Kan binasalah kau dengannya

Wahai Allah….aku bertanya kepada Mu

Mengapa Kau ciptakan laut ?
Untuk kau pakai hidup, dan kelola sumber alamnya !
Bila berlebihan, Aku tidak suka kepada mereka yang berlebih-lebihan
Kan binasalah kau dengannya

Wahai Allah….aku bertanya kepada Mu

Mengapa Kau ciptakan gelombang kobra Tsunami yang mematikan ?
Untuk Kupakai menunjukkan Kebesaran Ku, dan ambilah hikmahnya !
Bila berlebihan, Aku tidak suka kepada mereka yang berlebih-lebihan
Kan binasalah kau dengannya

Aku faham, bahwa Engkau Maha Kuasa
Engkau ciptakan bumi untukku
Aku faham, bahwa Engkau Maha Kuasa
Engkau ciptakan laut untukku
Aku faham, bahwa Engkau Maha Kuasa
Engkau ciptakan gelombang kobra Tsunami yang mematikan saudaraku

Tapi aku belum mampu mengambil hikmahnya, Astaghfirullah…..

Wahai Allah….aku bertanya kepada Mu
Tegurankah itu…. Astaghfirullah…..

Wahai Allah….aku bertanya kepada Mu
Cobaankah itu…..Astaghfirullah…..

Wahai Allah….aku bertanya kepada Mu
Hukumankah itu….. Astaghfirullah…..

Aku terlelap tidur, dalam mimpi lelaki berjubah bersorban putih membisiku “ engkaupun harus hati-hati “

Astaghfirullah…..
Akupun terbangun, mengapa aku bertanya pada Tuhan ? seharusnya bertanya pada diriku sendiri…. Astaghfirullah…..

SEMENTARA ACEH DAN SUMATERA UTARA
Ali Ghufron, Singosari, 2 Januari 2005

Ya Allah, Wahai yang terkandung dalam seluruh nama-nama Allah,
Dia Yang menciptakan langit dan antariksa yang tiada saka,
mencipta bumi dan segala kelengkapan tambang tiada batas,
dan gerak pergeseran serta gejala alam, tanah longsor, banjir bandang, angin gending, angin beliung, gempa Vulkanik, gempa Runtuhan, gempa tektonik, gelombang tsunami dengan korbannya atas Kehendak Mu belaka, yang tiada Tuhan selain Dia, tiada sembahan selain Dia, tiada wajib ditaati selain Dia
Dialah yang wajib dipuji yang benar-benar kuasa di atas segala-galanya, Wahai yang terkandung dalam seluruh nama-nama Allah, Ya Allah

Ya Rahman, Wahai Yang Maha Pengasih, semua tak terkecuali masih Engkau Kasihi, masih ada sisa yang hidup di antara yang mati. Baik kepada yang iman maupun yang ingkar kepada Mu, Wahai Yang Maha Pengasih, Ya Rahman

Ya Rahim, Wahai Yang Maha Penyayang, Dialah Yang Maha Penyayang kepada hambaNya yang mau beriman. Dialah yang memberi Rahmat yang besar tak dapat dinilai dengan harta benda dan kenikmatan di dunia, inilah yang diberikan kepada mayat-mayat korban syahidin, bayi dan kanak-kanak, ahli ibadah dan kebaikan, Wahai Yang Maha Penyayang, Ya Rahim

Ya Malik, Wahai Yang Maha Mengusai dan merajai segala-galanya, KeMaha Kuasa MU yang tiada tara, KeMaha Kuasa MU yang telah merendam daratan seketika, mematikan, menghidup kan, menggerakkan, dan mendiamkan, menumbuhkan kembali, Andai Kau tunjukkan yang lebih dahsyat tak kuatlah menerimanya, Wahai Yang Maha Mengusai dan merajai segala-galanya alangkah Kuasanya Engkau, Ya Malik

Ya Quddus, Wahai Yang Maha Suci, Yang bersih dari sifat kurang, tak kurang suatu apapun Engkau, skenario Mu dalam kejadian teramat bersih, terbukti tempat suci Mu tetap tegar tak bergeming diterjang badai tsunami yang menghancurkan, bayi mungil yang suci Kau hidupkan, walau ibundanya tenggelam, Alangkah Suci Wahai Yang Maha Suci, Ya Quddus

Ya Salam, Wahai Yang Maha Sejahtera, Dia lah yang memegang kendali kesela matan seluruh alam, dan hanya Dia lah dari segala cacat dan kekurangan. Salah satu bukti pada keluarga Konbes Polri yang sempat berucap memuji Mu dengan :” Ya Salam, Ya Salam, Ya Salam” Kau selamatkan dari malapetaka yang Kau kirimkan, hanya itu yang ku tahu, Wahai Yang Maha Sejahtera, Dia lah yang memegang kendali keselamatan seluruh alam, Ya Salam

Ya Mukminu, Wahai Yang Maha Pemberi keamanan, Dia lah yang mengaman kan seluruh makhluk Nya. Selain yang Kau beri petaka, masih lebih banyak yang Kau amankan dari gelombang kobra tsunami, hanya ujung barat, Aceh dan sebagaian Sumatra Utara, Sri Langka India, pantai Thailan saja, Dia lah yang mengamankan seluruh makhluk Nya, Wahai Yang Maha Pemberi keamanan, Ya Mukminu

Sementara tak kuasa aku melanjutkan memuji Mu dengan Asmaul Husna(8 –99)
Sementara kilu lidahku tuk membaca ayat-ayat Mu yang amat sempurna
Sementara tak mampu mengeja huruf Alif Lam Mim Mu, Ya Sin Mu
Sementara tak jelas dengarkan Nama Besar Mu dikumandangkan dari Masjid Mu



ACEH....YA HUA, KAU YANG MAHA MENJAGA

Masihkah ada penjagaan untukku
Sedang aku jarang terjaga untuk Mu
Aku sering alpa untuk Mu dari pada mengingat Mu
Kau Yang Maha Menjaga dalam keabadian Mu, Ya Hafid

8. Yang Maha Menjaga ,
9. Yang Maha Mulia,
10. Yang Maha Perkasa,
11. Yang Maha Mengatasi segala sesuatu,
12. Yang Maha Pencipta,
13. Yang Maha Mengadakan,
14. YangMaha Pemberi bentuk,
15. Yang Maha Pengampun,
16. Yang Maha Memaksa,
17. Yang Maha Pemberi,
18.Yang Maha Pemberi rizqi,
19. Yang Maha Pembuka pintu rahmat,
20.Yang Maha Mengetahui,
21. Yang Maha Penahan,
22. Yang Maha Mela­pangkan,
23. Yang Maha Merendahkan derajat,
24. Yang Maha Men­gangkat (derajat),
25. Yang Maha Pemberi kemuliaan,
26. Yang MahaPemberi kehinaan,
27. Yang Maha Mendengar,
28. Yang Maha Meli­hat,
29. Yang Maha Bijaksana,
30. Yang Maha Adil,
31. Yang Maha Halus (lemah lembut),
32. Yang Maha Waspada,
33. Yang Maha Pen­yantun ,
34. Yang Maha Agung,
35. Yang Maha Pengampun,
36. Yang Maha berterima kasih,
37. Yang Maha Tinggi,
38. Yang Maha Besar,
39. Yang Maha Memelihara,
40. Yang Maha Mengawal,
41. Yang Maha Penghitung,
42. Yang Maha Pemilik Kebesaran,
43. Yang Maha Mulia,
44. Yang Maha Mengawasi,
45. Yang Maha Mengabulkan,
46.Yang Maha Luas (karunia-Nya),
47. Yang Maha Bijaksana,
48. Yang Maha Penyayang,
49. Yang Maha Menang,
50. Yang Maha Membangkit­kan,
51. Yang Maha Menyaksikan,
52. Yang Maha Benar,
53. Yang Maha Mengurusi,
54. Yang Maha Kuat,
55. Yang Maha Kukuh,
56. Yang Maha Memimpin,
57. Yang Maha Terpuji,
58. Yang Maha Menghitung,
59. Yang Maha Memulai,
60. Yang Maha Mengembalikan,
61. Yang Maha Menghidupkan,
62. Yang Maha Mematikan,
63. Yang Maha Hidup,
64.Yang Maha Tegak,
65. Yang Maha Menemukan,
66. Yang Maha MuliaKeadaan-Nya,
67. Yang Maha Esa,
68. Yang Maha Dimintai,
69. Yang Maha Kuasa,
70. Yang Maha Menguasai,
71. Yang Maha Mendahului,
72. Yang Maha Mengakhiri,
73. Yang Maha Awal,
74. Yang Maha Akhir (tidak ada yang mengakhiri-Nya),
75. Yang Maha Dhahir(jelas Kekuasaan-Nya),
76. Yang Maha Ter sembunyi Dzat-Nya,
77. Yang Maha Memimpin,
78. Yang Maha Mengatasi segala ketinggian,
79. Yang Maha Baik, 80. Yang Maha Menerima Tobat,
81. Yang Maha Menuntut bela,
82. Yang Maha Pemaaf,
83. Yang Maha Kasih sayang,
84. Yang Maha Memiliki sekalian raja,
85. Yang Maha Mem punyai Kebesaran dan Kemuliaan,
86. Yang Maha Adil,
87. Yang Maha Meng himpun segala makhluq,
88. Yang Maha Kaya
89. Yang Maha Menjadi­kan kaya,
90. Yang Maha Menolak,
91. Yang Maha Memberi kemelara­tan,
92. Yang Maha Memberi man faat,
93. Yang Maha Pemberi cahaya,
94. Yang Maha Pemberi petunjuk,
95. Yang Maha Mengadakan sesuatu,
96. Yang Maha Kekal,
97.Yang Maha Mewarisi ( tetap hidup sesu­dah segalanya lenyap),
98. Yang Maha Cerdik,
99. Yang Maha Sha­bar

Foto saat berdakwah di Stasiun Televisi Malang, Malang TV bersama Siswa SMAI dan Madrasah Aliyah Al Maarif Singosari Malang

ISTIGHFAR

Astaghfirullohal Adhim 3X Innalloha Ghofurur rahiim
( Lirik oleh Drs. H.M. Ali Ghufron)

Ojo siro banget banget ngonmu urip ono ndunyo,
Malaikat juru pati ngawasake marang siro.
Malaikat juru pati bakal njabut nyowo iro,
Nggone njabut yo ngenteni dawuh Alloh kang Kuoso.

Sregep ngaji yo ibadah, apik marang podo manungso,
Iku dalan nyang swargo, ugo ngentengake marang sikso.
Males ibadah ngumbar nafsu, dalan jembar nyang neroko,
Mongko sombong lan takabbur, bakale oleh sikso kubur.

Senajan sak iki pada susah rekoso uripe,
Nanging tetep cekelan agama Islam lan imane.
Bakal slamet n ing akherat uga gampang ing lanjrate,
Sebab ikhlas madep matep nyembah marang Pengerane.

Nanging wong kang sregep ibadah limang waktu ora bubrah,
Mangko bakal oleh nikmah, oleh swarga Fa Insya Alloh.
Iman marang gusti Alloh ibadah klawan Istiqomah,
Shalat, poso, zakat, haji sarana lillahita’ala.

Wong kang sregep ibadahe, ngati-ati oleh njabute,
Koyo narik rambut ing glepung alus krono sakakene.
Nanging wong kang keset-males nyembah gusti kang kuoso,
Yo bakal piwales nazak pati nemen rekosone.

Koyo narik eri salak, kang ditarik songko sutro,
Dedel duel kahanane koyo sembrono mongso uripe.
Manungso bakal dikumpulake karo wong-wong kang dadi srawungane,
Mongko mumpung isih sempat sak durunge ketekan patine.

Mugi kula lan njenengan angsal syafaat Rasulillah,
Ten dina kiamat mangke ra ketemu rasa susah.
Anak bojo ora kenal bapak ibu pada pisah,
Sing nulungi amung siji catetan amal ibadah.

Poro Sederek
( Lirik oleh Drs. H.M. Ali Ghufron)

Poro sederek kulo sedoyo, jaler estri enom lan tuwo 2X, Mumpung urip no alam dunyo, saben waktu podo ilingo.

Ngelingono yen ono timbalan timbalane ra keno wakilan 2X, Timbalane kang Moho Kuoso gelem ora bakale lungo.

Yen lungane ora dinyono, sugih miskin bakale mrono 2X, Dunyo brono ditinggalno, sing digowo amal ing dunyo.

Disalini penganggo putih yen wis budal ora biso mulih 2X, Tumpakane kereta jawa roda papat rupa manungsa.

Jujugane omah guwo tanpo bantal tanpo keloso 2X, Yen omahe gak ono lawange turu dewe gak ono rewange.

Ditutupi anjang-anjang, diuruki den siram kembang 2 X, Tanggo dulur podo sambang podo nangis koyo wong nembang.

Lamun ing kubur bakal ditarap, dikoni karo malaikat 2 X, Takon sepisan ora den jawab daging balunge pating pencelat.

Mulo dulur podo’o tobat sak durunge ketekan sekarat 2 X, Ayo podo ngelakoni sholat, bakal slamet dunyo akherat.

Rugi Dunyo
Rugi dunyo gaksepiro’o, rugi akherat bakal ciloko 2 X, Sebab dunyo wot-wotane, kangge nuju akherate.

Wong uripe sregep ibadah, ono ing kubur bakale nikmat 2 X, Wong kang akeh mak siyate, nang neroko piwalese.

Urip ndik ndunyo mung sedelo, sing suwe ana akhirate 2 X, Bejo temen wong kang ibadahe ciloko kang akeh maksiyate.

Jelatah-pangkat pepaesing dunyo, ibadah-maksiyat pilihan iro 2 X, Akeh maksiyat olehe neroko, sregep ibadah oleg swargo.

DULUR-DULUR
( Lirik oleh Drs. H.M. Ali Ghufron)
DULUR-DULUR MUSLIMIN MUSLIMAT
AYO PADA NGGOLEK SANGU AKHIRAT
SAK DURUNGE KETEKAN SEKARAT
ANA ING KUBUR BAKAL DITARAP

BAKAL DITAKONI KARO MALAIKAT
AMAL KITA ORA ANA SING KLIWAT
AYO PADA NGELAKONI SHOLAT
RINA WENGI MUMPING SIK SEMPAT

ZAMAN SAK IKI WIS JEDEK KIAMAT
AKEH WONG SENENG NGEKONI MAKSIYAT
NINGGALNO SHOLAT LAN EMOH MBAYAR ZAKAT
WIS KADUNG KROSO NIKMAT LALI AKHIRAT

DULUR-DULUR AYO PADA SREGEP NGAJI
SAK DURUNGE KETEKAN PATI
TINIMBANG GETUN ONOK ING DINO MBURI
URIP NDIK NDUNYA ORA BISA DIBALENI

KONCO-KONCO SING SIK SENENG NDEM-NDEMAN
DULUR-DULURKU SING SENENG TOGELAN
AYO PODO DICEGAH GAK TERUS-TERUSAN
SEBAB MENDEM KOYA WONG EDAN, SENENG TOGELAN NGRUSAK MASA DEPAN

SENENG TOMBOKAN GAK ISO DADI JUTAWAN
SING AKEH MARI OLEH TAMBAH JORJORAN
WONG MAIN NGONO DIREWANGI SYETAN, DIJAK SENENG GAE KONCO LANGGANAN

KONCO NOM-NOMAN SING SREGEP NYELENGI,
YEN WIS AKEH DUETE DIGAWE RABI
CALON BOJONE YO ISO NYENENGI, MOROTUWANE YO MELOK NYENENGI
SREGEP TANGI ING TENGAH WENGI
DULUR-DULUR AYO PADA SADAR,
SAK DURUNGE KETEKAN MODAR
TINIMBANG GETUN GAK KENEK DIBAYAR
URIP NDIK NDUNYA IKU MUNG SAK GEBYAR