Daftar Blog Saya

Rabu, 30 Maret 2011

NGAJI ITU PERLU AGAR TIDAK INGKARUSSUNNAH


H.M. ALI GHUFRON SEDANG PENGAJIAN UMUM DI PONDOK PESANTREN BAHRUL ULUM TAMBAK BERAS JOMBANG JAWA TIMUR

SHALAWAT BADR ( WULAN POSO )

WULAN POSO WULANE IBADAH
TETEP SREGEP YEN GOLEK NAFKAH
MUGO OLEH REJEKI BAROKAH
NGGO NAFKAH BOJO LAN BOCAH-BOCAH

NYAMBUT GAWE AYO SING JUJUR
AWAK KABEH SUPOYO MUJUR
REJEKI NGONO WIS ONO SING NGATUR
YO GUSTI ALLOH KANG MOHO LUHUR

HIDUP DI DUNIA ITU AMANAH
KITA HANYA MENJALANINYA
ADA YANG KURANG ADA YANG BERADA
ITU SEMUA HANYA ROMANTIKA

KERJA KITA JADIKAN SEBAGAI IBADAH
NAFKAH KELUARGA SEBAGAI SEDEKAH
SEMOGA KITA MENDAPAT RAHMATNYA
SELAMAT DUNIA DAN AKHIRATNYA

DADI UWONG OJOK MOKONG-MOKONG
SUGIH TITIK NANG TONGGO SOMBONG
SUGIH NDUNYO KANDELE KANTONG
AKEHNO AMALE SAK DRUNGE DIPOCONG

DOWO UMUR DUNGANE UWONG
LEMU AWAKE YO KOYOK KINGKONG
SOPAN SANTUN MENYANG UWONG
ONO BANGUN MASJID YO MELOK NYOKONG

H.M. Ali Ghufron Singosari

PUASA ROMADHON DAN MASALAHNYA

Oleh : Drs. H. M. Ali Ghufron Risyam*)

PENGERTIAN PUASA

Puasa dalam bahasa Islamnya adalah as shiyam artinya menurut ilmu bahasa : “Menahan diri dari sesuatu perbuatan yang bisa membatalkan puasanya itu. Adapun menurut arti istilah yang di maksud puasa oleh Islam ialah : Menahan diri dari makan, minum dan ber setubuh di siang hari, mengeluarkan air mani dengan sengaja, dan mengeluarkan muntah dengan sengaja, memasukkan sesuatu ke jalan makan dan minum dengan sengaja, semenjak waktu terbit fajar sampai terbenamnya matahari dengan niat untuk mengharap ridlo Allah dan penuh keikhlasan kepada Allah swt. dan melatih untuk mengendalikan nafsu.

BERKURANGNYA PAHALA PUASA

Artinya : “ Lima perkara yang membatalkan puasa (menghilangkan paha puasa ) : berdusta, bergunjing, menghasut/ profokasi, sumpah palsu dan memandang dengan syahwat”. (hadits)

Termasuk sempurnanya puasa : menyegerakan buka (takjil) dengan air atau makanan yang sunnahnya tidak diproses dengan api, meneliti makanan untuk berbuka, atas perkara yang halal dan tidak memperbanyak makan.

DASAR HUKUM PUASA

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagai mana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa”.

“ Yaitu dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barang siapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka) maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa), membayar fidyah, (yaitu) : memberi makan seorang miskin. Barang siapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan maka itulah yang lebih baik baginya, dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahuinya.” (Q.S. Al Baqarah : 183-184 )

HUKUM RUKSHOH ( KERINGANAN )

Orang-orang yang diperbolehkan berbuka pada bulan Romadhon adalah sebagai berikut:

1. Orang yang sakit apabila tidak kuasa berpuasa, atau apabila berpuasa maka sakitnya akan bertam bah parah atau akan melambatkan sembuhnya menurut keterangan yang ahli dalam hal itu. Maka orang tersebut boleh berbuka, dan ia wajib mengqadha(mengganti) apabila sudah sembuh, sedangkan wak tunya adalah sehabis bulan puasa nanti.

2. Orang yang dalam perjalanan jauh ( 80,640 km ) boleh berbuka, tetapi ia wajib mengqada puasa yang ditinggalkan itu di hari lain sehabis bulan puasa nanti.

3. Orang tua yang sudah lemah, tidak kuat lagi berpuasa karena tuanya, atau karena memang lemah fisiknya, bukan karena tua. Maka ia boleh berbuka, dan ia wajib membayar fidyah (bersedekah) tiap hari 3/4 liter beras atau yang sama dengan itu ( makanan yang mengenyangkan) kepada fakir dan miskin.

4. Orang hamil dan orang yang menyusui anak. Kedua perempuan tersebut, kalau takut akan menjadi mudarat kepada dirinya sendiri atau beserta anak nya, boleh berbuka, dan mereka wajib mengqada sebagaimana orang yang sakit. Kalau keduanya hanya takut akan menimbulkan mudarat terhadap anaknya (takut keguguran, atau kurang susu yang dapat menyebabkan si anak kurus kering), maka keduanya boleh berbuka serta wajib qada dan wajib fidyah (memberi makan fakir miskin, tiap-tiap hari 3/4 liter).

HIKMAH DALAM ARTI PEMBINAAN PRIBADI

Ditinjau dari segi kerohanian maka puasa mempunyai hari depan bagi pribadi dan masyarakat yang sangat baik. Sebab puasa ialah latihan untuk membentuk berbagai watak yang baik sadar akan keberadaannya di dunia sebagai hamba Al Khaliq. Manusia yang tunduk dan disiplin kepada undang-undang agama dan negara. Jadi hikmah puasa mempunyai dampak positif yang sangat banyak bagi yang mengerjakan sepenuhnya. Antara lain :

1. Membentuk manusia disiplin

Manusia disiplin ialah manusia yang patuh pada peraturan, sebab dengan berpuasa ia harus mematuhi peraturan-peraturan puasa, me matuhi perintah Tuhannya yaitu peraturan yang melarang untuk ma kan dan minum sampai waktunya berbuka. Ia menyadari dan disiplin menurut aturan agama. Ia mengharap ridlo Allah semata-mata. Semoga Allah rela ia menjadi orang yang bertaqwa. Ingatlah disiplin adalah sarat untuk mencapai keberhasilan. Maka puasa adalah merintis ke jalan sukses.

2. Mawas diri

Orang berpuasa dalam keadaan lapar akan bisa merasakan bagaimana rasanya fakir miskin menderita lapar karena ketiadaan yang dimakan. Oleh sebab itu puasa adalah melatih diri untuk peka terhadap penderitaan orang lain yang kelaparan. Kalau ada orang kaya sakit perut karena kekenyangan, maka disebrang sana ada orang miskin sakit perut karena kelaparan. Sebab itu orang yang berpuasa menyederhanakan makan. Jangan sampai berlebih-lebihan, tak habis dimakan yang akhirnya dibuang ke tempat sampah, padahal di tempat lain banyak orang mati kelaparan. Kalau hal ini diperhatikan dan diambil hikmahnya, maka akan timbul kesadaran kepedulian sosial di antara sesama.

3. Mengekang dan mengendalikan hawa nafsu

Nafsu bagi manusia adalah semangat yang perlu dikobarkan. Namun nafsu yang tak terkendali akan merusak jiwa raga manusia. Sebab itu orang yang berpuasa harus berjuang untuk menguasai atau mengendalikan serta menundukkan hawa nafsunya. sikap yang demikian dengan sendirinya akan mempertinggi alam pikirannya. Ia akan berpikir ini baik ini buruk, ini berman faat ini mudharat. Sebab itulah nafsu harus dilatih untuk selalu kepada yang baik, yang berprikemanusiaan terjauh dari sifat tercela misalnya : bengis, ke jam dan dholim.

4. Mempunyai ketabahan dan kuat mental

Orang yang berpuasa akan tabah hati, sebab jasmani dan rohani terlatih menderita lapar dan dahaga dengan dasar kepatuhan kepada Allah SWT semata, karena hanya dia sendiri yang tahu kalau sedang berpuasa. Ia sanggup menderita, sanggup berkorban demi mengharap ridlo Allah SWT. belaka. Orang -orang demikianlah yang tidak egois, yang akan sanggup berjuang dan bertahan menghadapi segala macam kesulitan yang selalu menghadang, karena hanya pengabdian kepada Allah semata dalam hidupnya, walaupun menjani berbagai profesi dalam kehidupan bermasyarakat.

5. Sehat jasmani dan rohani

Demi untuk kesehatan, normalisasi pencernaan makanan, sekali-kali me merlukan istirahatnya. Lihat saja mesin yang dipakai non stop, bisa-bisa ti dak tahan lama. Yang mana direncanakan tahan enam puluh tahun, baru empat puluh tahun sudah rusak. Selain itu dalam istilah kedokteran puasa atau diet untuk mereka yang sakit tertentu adalah anjuran dari dokter. Misalnya penyakit kegemukan, lemah jantung dan kencing manis dll.

Banyak orang-orang yang menderita sakit, dengan suatu keyakinan, ia lan tas berpuasa, tak lama kemudian penyakitnya sembuh. Hal ini berpuasa adalah mempunyai hikmah yang sangat penting untuk kesehatan jasmani dan rohani.

6. Untuk terkabulnya doa

Muslim-muslimat atau non-Islam banyak mempraktekkan puasa .Untuk suatu maksud mereka melakukan puasa, tirakatan, bertapa, pasabrata dll.

Keprihatinan hati dalam mengharapkan pemberian apa yang dimaksudkan dari yang maha Kuasa sangat didambakan. Oleh sebab itu ia beristirahat, berpuasa dan bertapa, bersemedi dan lain-lain agar harapannya segera dikabulkan. Memang berpuasa sangat penting untuk terkabulnya doa. Banyak praktek-praktek seperti : Seorang jejaka agar disenangi perawan dan sebaliknya gadis supaya dicintai jejaka. Mereka melakukan puasa. Pejabat yang ingin naik pangkat agar tidak sebel. Orang miskin supaya di beri rizki yang halal, ia menjalankan puasa. Petani dan nelayan agar hasil taninya jadi atau ikannya tambah banyak, mereka menjalankan puasa. Tak ketinggalan pemimpin yang bertanggung jawab berpuasa agar diberi petunjuk oleh Allah, ia melakukan puasa. Tujuan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta ini di semua Agama Samawi memang diajarkan untuk puasa, terlebih agama Islam, untuk menjadi Muttaqin (Orang yang bertaqwa).

Mari kita jaga puasa kita agar tidak tercemari dengan hal-hal yang dapat merusak pahala puasa. Sebagaimana hadits Nabi ; “ Berapa banyak orang yang berpusa, tetapi tidak mendapatkan pahala puasa kecuali lapar dan dahaga saja” ( Al-Hadits). Maka agar puasa kita lebih meningkat diban ding dengan tahun-tahun sebelumnya, maka perlu untuk menyelamatkan dari 5 hal yang merusak pahala puasa, disertai mencari peluang pahala dengan banyak Tafakkur, dan dzikir yang dianjurkan Rasulullah SAW. :

“ Asyhaduallailaha illallah, astahfirullah, as-aluka ridhaaka waljannata, wa ‘auudzubika min saqatika wannaar”. “Allahumma innaka afuw wungkarim tuhibbul afwa wa’fu anni”.

Semoga kita dijadikan oleh Allah sebagai orang-orang yang muttaqin dan anak kita dijadikan putra/putri yang sholehin dan sholihat mampu melanjutkan perjuangan ulama’ Warasul Ambiya’, para umara’ (pemimpin) yang jujur dan adil demi kemakmuran rakyat. Kepada para shoimin dan shoimat

Selamat bekerja, belajar, berjuang dan beribadah puasa untuk meraih Piala Muttaqin.


PUASA MEMBENTUK PRIBADI SECARA UTUH

Oleh : Ust. Drs. H. M. Ali Ghufron Risyam *)

Ditinjau dari segi kerohanian maka puasa mempunyai hari depan pribadi yang sangat baik. Sebab pua sa ialah latihan untuk membentuk watak-watak yang baik dan terpuji. Orang yang berpuasa adalah yang tunduk dan disiplin kepada undang-undang agama. Jadi hikmah puasa mempunyai efek yang sa ngat banyak bagi yang mengerjakan sepenuhnya.

Pertama, Membina disiplin menjadi manusia yang patuh pada peraturan, sebab dengan berpuasa ia harus mematuhi peraturan-peraturan puasa, mematuhi perintah Tuhannya yaitu peraturan yang melarang untuk makan dan minum sampai waktunya berbu ka. Ia menyadari dan disiplin menurut aturan agama. Ia mengharap ridlo Allah semata-mata. Disiplin adalah sarat untuk mencapai keberhasilan. Maka puasa dapat merintis ke jalan sukses.

Kedua, Orang berpuasa dalam keadaan lapar akan bisa merasakan bagaimana rasanya fakir miskin menderita lapar. puasa adalah melatih diri (riyadhah) untuk peka terhadap penderitaan orang lain. Karena orang yang berpuasa menyederhanakan makan, minum, bicara, berfikir negatif.

Ketiga orang yang berpuasa berju ang menguasai dan mengendalikan serta menundukkan hawa nafsunya. Dari nafsu syaitoniyah, kepa da nafsu malaikatiyah, dari hayawaniyah menuju nasfu insaniyah, dari nafsi laammaratussuk pada naf su muthmainnah.

Keempat, Orang yang berpuasa akan tabah hati, sebab jasmani dan rohani ter latih menderita lapar dan dahaga dengan dasar kepatuhan kepada Allah. Ia sanggup menderita, sang gup berkorban demi mengharap ridlo Allah. Orang-orang demikianlah, orang-orang yang tidak egois, ini lah orang yang sudah pasti akan sanggup berjuang dan bertahan menghadapi segala macam kesulitan yang menghadang, pecahlah segala macam keruwetan yang semrawut dan tenanglah pikirannya walau halilintar bermain api didepan matanya. Tak ada ketakutan, tak ada kegelisahan. Hanya pengabdian kepada Allah semata dalam hidup ini.

Kelima, Banyak orang-orang yang menderita sakit, dengan suatu keyakinan, ia lantas dengan ikhtiyar puasa dan berdoa, tak lama kemudian penyakitnya sembuh. Hal ini berpuasa adalah mempunyai hikmah yang sangat penting untuk kesehatan jasmani dan rohani seseorang dengan pertolongan Allah Swt.

Keenam, orang muslim maupun orang non muslim banyak mempraktekkan. Untuk suatu maksud mereka melakukan puasa, tirakatan, bertapa, semedi, cegah lek, cegah makan, cecah minum untuk dikabulkan hajatnya. Keprihatinan hati dalam mengharapkan pem berian apa yang dimaksudkan dari yang maha Kuasa sangat didambakan. Oleh sebab itu ia beristira hat, berpuasa dan bertapa, bersemedi dan lain-lain agar harapannya segera dikabulkan. Memang berpuasa sangat pentingdalam terkabulnya doa. Banyak praktek-praktek seperti : Seorang jejaka agar disenangi prawan dan sebaliknya gadis supaya dicintai jejaka, mereka melakukan puasa. Pejabat yang ingin naik pangkat, agar tidak sebel., supaya diberi rizki yang halal, ia menjalankan puasa. Petani dan nelayan agar hasil taninya jadi atau ikannya tambah banyak, mereka menjalankan puasa. Tak keting galan pemimpin berpuasa agar diberi petunjuk oleh Allah, ia melakukan puasa sebagai pengorbit doa (Washilah). Dengan demikian puasa adalah latihan, bagai kawah candradimuka, agar seusainya menjadi manusia yang utuh, sehat lahir dan sehat batin dan Taqwa sebagai puncak tujuan puasa, sebagaimana Firman Allah dalam Alquran : Surat Al-Baqarah : 183, Artinya :

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa”.( Q.S. Al-Baqarah : 183 )

PUASA & ZAKAT SEBAGAI PENAWAR SIFAT ADIGANG, ADIGUNG, ADIGUNA

Oleh : Drs. H. M. Ali Ghufron Risyam *)

Bagi yang telah puasa ramadan dan menunaikan zakat dan shadaqoh dengan sungguh-sungguh karena iman dan ihlas hanya karena-Nya, maka, Pertama, akan mendapat ampunan segala dosanya yang te lah lalu. Dengan demikian ia telah bersih dari dosa dan kembali pada fitrah, kemudian masa datang akan selalu terditeksi dan terkontrol bila akan melakukan pelanggaran dan dosa. Kedua, menguasai, mengendalikan, mengontrol nafsu. Nafsu bagi manusia adalah suatu potensi yang perlu berikan porsi pengendaliannya. Nafsu yang tak terkendali akan menyeret pada kekejian hewani, bahkan lebih hina. Puasa dan zakat adalah berjuang menundukkan nafsu untuk dikuasai atau dikendalikan. Dari puasa dan zakat akan mempertinggi pikiran nya, etika, dan estetika, sebab itulah kelebihan manusia jika dibanding kan dengan hewan. Agar tidak punya aji-aji hewani, yakni ; Adigang, adigung, adiguna. Adigang, andalannnya Kijang, membanggakan loncatannya yang jauh, lincah, gesit. Adigung, andalan nya gajah, karena kebesarannya, dan Adiguna, andalannnya ular, karena mempunyai bisa yang mema tikan, sehingga meremehkan orang lain. Padahal di atas langit masih ada langit, di atas yang pandai masih banyak yang lebih pandai. Ketiga, menjadikan sehat jasmani rohani , Sabda Nabi Saw.: ”Shuu mu tashihhu ”. Artinya : “Puasalah kalian, niscaya kalian akan sehat”. (H. R. Ath- Thabrani). Hal ini berpuasa adalah mempunyai hikmah yang sangat penting un tuk kesehatan jasmani dan rohani dan Zakat sebagai penyuci jiwa dan shadaqoh sebagai to lak balak (celaka). Keempat, dapat memberi ja lan ruh untuk berkomunikasi dan berdekat-dekat kepada Allah Saw. (Taqarruban ilallah) untuk mera ih kebahagiaan yang hakiki. Imam Al-ghazali menjelas kan dalam kitab (Kimyaus Sa’adah) “ bahwa pada diri manusia terdapat berbagai karakter, ada karakter hewan, karak ter binatang buas, setan dan ada karakter ma laikat. Dan untuk masing-masing karakter me miliki kebutuhan makanan dan keman jaannya sendiri. Kebutuh an makanan dan kemanjaan karakter hewan terletak pada makan, minum, ti dur, hubungan seksual. Jika kita hanya tekun , tidak membatasi atau mengontrol nafsu-nafsu pemuas mulut, perut, kelamin (walud), tak lebih kita sama dengan hewan. Adapun ma kanan dan keba hagia an karakter binatang buas terletak pada terkaman, gigitan pada mu suh, sedang kebahagiaan setan ter letak pada keja hatan, tipu daya, pengelabuhan, ngibul, jika kita tidak mam pu menguasai maka kita pun termasuk dalam golongan mereka para se tan. Dan yang tera khir kebutuhan dan kebahagiaan ka rakter Malaikat. Kabahagian terletak ini terdapat pada kesak sian pa da keindahan hakikat ketuhanan. Dan tak ada celah nafsu angkara murka untuk mencapai kebahagiaannya. Kalau kita ingin mencapai haruslah menghayati ibadah-ibadah kita, sehingga akan terlepas dari belenggu nafsu angkara murka. Selain itu rakitan berbagai karakter dalam diri kita, bukannya manusia menjadi tawanan-Nya, namun Allah Swt. menjadikan sebagai tawanan kita agar dapat kita kendalikan dan berguna bagi spirit ibdah yang memetik sukses dunia dan di akhirat nanti. Kelima, menambah nilai taqwa seseorang dan menja di insan pari purna. Suka tak suka tetap ingat dan menyadari, hakekat ibadah kebaikannya kembali pada pelakunya, bukan kepentingan Allah Swt. Walau tak ada umat yang puasa dan zakat, Allah Swt. tak terpangaruh, tetap sebagai Tuhan semesta alam dengan sifat Keagungan Nya. Untuk itulah manusia diwajibkan ibadah untuk membedakan dengan makhluk binatang, gunung, laut dan sebagainya. Karena manusia telah berjannji untuk mau melaksanakan ibadah/ mengabdi dan mengelola alam, sebagai abid dan khalifahtullah fil ardi. Maka sangat perlu puasa, zakat, agar dapat menikmati Idul Fitri (kembali ke fitrah)nya sebagai manusia.


*) Ust. Drs. H. M. Ali Ghufron Risyam : Muballigh, Penulis, Pengamat Budaya Islami, Staf Pengajar di YAPISH Malang SMA Shalahuddin Malang dan Y.P. Almaarif Singosari SMAI dan MA serta Yayasan Pondok Pesantren Al Ishlah, SMK TI Singosari Malang.