Daftar Blog Saya

Kamis, 15 Oktober 2009

malang sedang ceramah


"Puncak Dzikir Adalah Alloh Ghoyatuhu (Alloh tujuan Nya)


( Intisari Khutbah Jum’at tanggal, 04 April 2008 M / 27 Rabiul Awal 1429 H )
Oleh : KH.Moh. Arifin Ilham

Tiada sikap yang lebih baik dan mulia, sebagai hamba Alloh bertauhid, cepat atau lambat pasti berjumpa dengan-Nya kecuali langkah taqwa menyertainya. Di manapun, kapanpun, dalam situasi apapun. Hamba Alloh yang senantiasa berdzikir kepada Alloh jalla jalaluhu, Alloh pun berdzikir kepada hamba itu
فَاَذْكُرُوْنىِ اّذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْالىِ وَلاَتَكْفُرُوْنِ
“Maka ingatlah, berdzikirlah kepada-Ku, Akupun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku” (QS. 2 Al Baqarah : 152)
Alloh banggakan hamba yang menyebut asma Alloh. Dari sekian banyak hikmah-hikmah yang Alloh berikan, kepada hamba yang terus menerus berdzikir dari rahmat Alloh, Huwalladzi yusholly ‘alaikum (QS. 33 Al-Ahzab : 43), mengundang perhatian para malaikat wamalaikatuhu, Alloh keluarkan kegelisahan kepada ketenangan, kemalasan kepada ketekunan, riya sum’ah ujub kepada keikhlasan, Liyukhrijakum minazhzhlumati ilan nuur, diampuni dosa-dosa mereka, yang berdzikir mendapat ganjaran yang amat sangat besar.
وَالذَّاكِرِيْنَ الله َكَثِيْرًا وَّالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّالله ُ لَهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًاعَظِيْمًا
“… Laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Alloh, Alloh telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar” (QS. 33 Al Ahzab : 35).
Kaum Muslimin dan Muslimat yang banyak berdzikir kepada Alloh, Alloh telah persiapkan untuk mereka ampunan dosa dan ganjaran yang mulia
وَمَنْ يَعْشُ عَنْ ذِكْرِالرَّحْمَنِ نُقَيِّضْ لَهُ شَيْطَنًا فَهُوَلَهُ قَرِيْنٌ
“Dan barangsiapa berpaling dari dzikir (pengajaran) Alloh Yang Maha Pengasih. Kami biarkan setan (menyesatkannya) dan menjadikan teman karibnya” (QS.43 Azzukhruf : 36).
Dari sekian banyak hikmah-hikmah yang Alloh berikan kepada hamba yang berdzikir ialah puncak yang dirindukan hamba yang terus menerus berdzikir adalah ; hafizhallah qolbahu ‘an dzikrihi ; Alloh jaga hati hamba, dan selalu ingat Alloh jalla jalaluhu, dan itu buah dari mujahadah / kesungguhan, ketulusan, istiqomahnya hamba itu terus menerus berdzikir kepada Alloh, hingga hatinya dijaga Alloh, untuk selalu ingat Alloh, di mana kapan dalam situasi apapun. “Kana Rasulullah sholluhu ‘alayhi wa alihi wa sallam fadzkurullaha kulla ahyanin” Rasul SAW senantiasa hati beliau dijaga oleh Alloh sampai tidurpun, mata tertutup tapi hati beliau ingat Alloh ”yanam wala yanam” karena beliau hamba Alloh selalu berdzikir kepada Alloh.
Karena itulah hamba-hamba yang selalu berdzikir ada suasana yang membuat dia takut, kalau lupa kepada Alloh. Karena itu mereka selalu berdzikir dan berdo’a
رَبِّ اَعِنِّى عَلىَ ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
“Ya robbi tolonglah hati ini selalu ingat kepadamu, selalu mensyukuri ni’matmu dan selalu dapat menegakkan ibadah terbaik kepadamu” Mereka yang banyak berdzikir, akan banyak syukurnya kepada Alloh, dan mereka yang banyak syukurnya kepada Alloh, maka akan menegakkan ibadah baik kepada Alloh sebagai wujud syukur atas segala ni’mat-ni’mat yang Alloh berikan kepada dirinya. Di antara tanda-tanda cintanya Alloh kepada hamba, maka hamba itu diberi oleh Alloh kelezatan dalam berdzikir dan inilah surga sebelum surga. Lezatnya dunia ini, tatkala kita merasakan kelezatan berdzikir, karena hamba Alloh yang berzikir dan taat kepada Alloh bagaimana tidak taat, karena dia ingat Alloh yang menciptakan alam semesta ini, Alloh yang akan menghidupkan dan mewafatkannya.
Alloh menatap, mendengar, dan memperhatikannya. Tidak ada tempat, waktu, dan tidak sempat terlintas berfikir untuk melakukan ma’siat, yang ada khauf / takut kepada-Nya dan roja’ mengaharap amat sangat kepada-Nya. Mahabbah memburu cinta-Nya sehingga alunan dzikir subhanallah wal hamdulillah wala ilaha illalah wallohu akbar, terjemahan wirid hatinya rindu cinta dan takut kepada Alloh sehingga ia merasakan keagungan, keni’matan, kemuliaan bahkan kedahsyatan tenggelam cintanya kepada Alloh اَلاَ بِذِكْرِ اللهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوْبُ “ingatlah, hanya dengan mengingat Alloh hati menjadi tenang” (QS. 13 Ar Ra’d : 38). Ia menemukan taman surga, sebelum hakekat taman surga, karena dzikir telah menjadi kepribadiannya. Buah dari mujahadahnya terus berdzikir kepada Alloh, kalau hamba itu berdiam berdzikir, Alloh mendekatinya dengan berjalan kalau hamba berjalan maka Alloh mendekatinya berlari, kalau hamba itu berlari dengan dzikirnya maka Alloh terbang mendekati hamba itu. Ingatlah Aku kata Alloh, maka Aku ingat kamu, siapa yang ingat Alloh saat senang maka saat ia susah Alloh akan menolong.
Hamba yang selalu berdzikir menjadikan Alloh ghoyatuhu ( غَايَتُهُ ) Alloh tujuannya. Apa yang ada dihatinya dipikirkan, diucapkan dan diamalkan tidak ada intrik-intrik tidak ada retorika, tapi ada kesan tawadhu’ tidak ada yang dibuat-buat, karena ia tahu hidup ini sebentar, dan akan hidup selama-lamanya di akhirat. Kerinduannya adalah liqo Alloh / berjumpa dengan Alloh, maka itulah Alloh tujuannya. Di antara hamba-hamba Alloh mewakafkan, bukan hanya hartanya tapi jiwa raganya untuk mencari ridho Alloh. Karena Alloh tujuan hidupnya maka ia butuh teladan, yang mendapat ridho Alloh, dipuji oleh Alloh, sebaik-baik teladan wa innaka la’ala khuluqin adziim pujian Pencipta kepada ciptaannya, Alloh memuji nabi Muhammad SAW, karena itulah rasul sebagai uswah, qudwah dalam setiap langkah kehidupannya. Sehingga disekitarnya pun dapat berkah. Buah dari rindunya kepada ridho Alloh, rasul sebagai teladannya sehingga dunia ini menjadi majlis dzikir.
الَّذِيْنَ يَذْكُرُوْنَ الله َقِيَامًا وَقُعُّوْدًا وَعَلىَ جُنُوْبِهِمْ
“Orang-orang yang mengingat Alloh sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring” (QS.3 Ali Imran : 191). Di rumah di jalan, di kantor ingat Alloh, maka dunia ini terhampar luas bagi majlis dzikir, karena apa yang di lihat, di dengar makhluk Alloh, dimiliki oleh Alloh, digerakkan oleh Alloh ; inilah pesona Ilahi yang membuat ia semakin terkagum-kagum. Bumi ini menjadi masjid, dan ia yang senang berdzikir, QS. 24 An-Nur 36.
فىِ بُيُوْتٍ اَذِنَ الله ُ اَنْ تُرْفَعَ وَيُذْكَرَ فِيْهَا اسْمُهُ يُسَبِّحُ لَهُ فِيْهَا بِالْغُدُوِّ وَاْلاَصَالِ
“( Cahaya itu) di rumah-rumah yang di sana telah diperintahkan Allah untuk memuliakan dan menyebut nama-Nya, di sana bertasbih (menyucikan) nama-Nya pada waktu pagi dan petang” (QS.24 An Nur : 36)(fds/hj)


Memantapkan Tali Ukhuwah Islamiyah dan Wathoniyah

( Intisari Khutbah Jum’at tanggal, 28 Maret 2008 M / 20 Rabiul Awal 1429 H)
Oleh : KH. Abdurrasyid Abdullah Syafi’ie

Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang telah menganugerahkan kepada kita karunia-Nya yang terbesar itulah nikmat Iman dan nikmat Islam. Pemberian nikmat-nikmat dari Allah teramat banyak, sehingga pastilah kita hamba-Nya takkan mampu menghitungnya. Allah nyatakan dengan firman-Nya :
وان تعدوا نعمت الله لا تحصُوْهَا
“Dan jika kamu menghitung ni’mat Allah niscaya kamu takkan sanggup menghitungnya karena teramat banyaknya” (QS. 14 Ibrahim : 34)
Allah SWT wajibkan kepada kita hamba-Nya yang hidup hanya sekali saja di dunia agar beribadah, firman Allah :
وِمَاخَلَقْتُ الجِنَّ وَاْلاِنْسَ اِلاَّ لِيَعْبُدُوْنِ
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku” (51 : 56) dan firman-Nya lagi :
وَأعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يِأِْتيَكَ الْيَقِيْنَ
“Dan sembahlah Tuhanmu hingga sampai yakin datang kepadamu yang diyakini (ajal)”. (QS.15 Al Hijjr : 99)
Kita sebagai rakyat dan bangsa Indonesia telah diikat dalam tali persaudaraan sesama orang-orang yang beriman dan sesama umat Islam. Allah SWT berfirman ; إنَّمَاالمُؤْمِنُوْنَ إِخْوَةٌ
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu bersaudara”, (QS. 49 Al Hujurat : 10)
Pada saat ini kita telah sama-sama mengetahui rakyat dan bangsa Indonesia sedang banyak menerima peringatan-peringatan dan teguran-teguran dari Allah SWT. Musibah datang silih berganti tsunami, gempa, longsor, lumpur, kebanjiran kecelakaan transportasi baik di udara, laut dan juga di darat. Oleh karena itu sekian banyak saudara-saudara kita bahkan, yang hidup dibawah garis kemiskinan, yang menderita kelaparan, kekurangan gizi dan lain-lainnya, maka marilah kita yang lebih beruntung yang Allah karuniakan rizki kepada kita yang cukup.
Mari kita buktikan bahwa kita peduli kepada mereka, ingatlah sabda Nabi Muhammad SAW
لاَيُؤْمِنُ اَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ ِلأَخِيْهِ مَايُحِبُّ لِنَفْسِهِ
yang artinya : “Belum sempurna imanmu sehingga ia mencintai kepada saudaranya sama seperti ia mencintai dirinya sendiri”. (HR. Bukhari)
Kalau benar-benar kita mengaku sebagai mukminin, muslimin mari betul-betul kita menjunjung tinggi dan mari kita merawat dan memelihara yang pokok-pokok di antaranya rukun Islam yang lima perkara, rukun iman yang enam perkara, kemudian diri pribadi berakhlakul karimah, hal-hal inilah yang memantapkan tali ukhuwah Islamiyah dan wathoniyah.
Dimana saja bumi Allah yang luas ini termasuk di negara kita Indonesia seandainya umat Islam muslimin dan muslimat dan kita masyarakat beriman dan bertaqwa kepada Allah pastilah kita akan bangkit dan jaya. Allah SWT berfirman : وَلَوْاَنَّ أَهْلَ اْلقُرَى أَمَنُوْا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِّنْ السَّمَآءِ وَاْلأَرْضِ
“Dan sekiranya penduduk negeri mereka betul-betul beriman dan bertaqwa pasti Kami bukakan pintu keberkahan dari langit dan bumi”. (QS. 7 Al A’raf : 96).
Oleh karenanya marilah kita betul-betul merawat iman, Islam, melaksanakan syariah Islam dan jauhilah perbuatan maksiat yang menyebabkan kita banyak berdosa. Jauhkanlah pergaulan bebas, perzinahan, korupsi, suap, berjudi, dan narkoba, karena perbuatan-perbuatan itu akan mengakibatkan kehinaan, bencana dan kehancuran bagi seluruh rakyat dan bangsa. Umat itu tegak dan berdiri selama mereka berakhlak mulia, namun dikala satu saat akhlak mulia itu runtuh maka akan runtuhlah dan lenyaplah bangsa tersebut.
وَإِنَّمَا الأُمَمُ الأَخْلاَقُ مَا بَقِيَتْ وَإِنْ هُمُوْ ذَهَبَ أَخْلاَقُهُمْ ذَهَبُوْا
Di dalam mengarungi lautan kehidupan yang singkat namun penuh gelombang, maka marilah kita sebagai umat Nabi Muhammad SAW berpegang teguh apa yang disabdakan oleh Nabi kita Muhammad SAW. Nabi kita bersabda
تّرَكْتُ فِيْكُمْ اَمْرَيْنِ مَالَنْ تَضِلُّوْا تَمسَّكتُمْ بِهِمَا اَبَدًا كِتَابَ اللهِ وَسُنَّةَ رَسُوْلِ للهِ (مسلم)
Aku telah tinggalkan untukmu dua pusaka selama kamu berpegang teguh kepada keduanya kamu tidak akan tersesat : 1. kitaballah dan wasunnatarasulih. Kitab Allah ialah Al Qur’an mukjizat terbesar dari Nabi kita Muhammad SAW 2., sunnah Rasul, sunnah-sunnah rasulnya dan sabda-sabda Nabi, pesan-pesan Nabi, arahan-aahan Nabi, nasihat-nasihat Nabi yang sangat cinta kepada umatnya, marilah kita pegang teguh Al Qur’an imam kita yang wajib kita ikuti, maka mari Al Qur’an kita pelajari, amalkan, ajarkan kepada keluarga kita disabdakan oleh Nabi
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْأَنَ وَعَلَمَهُ (البخارى)
“paling baik di antara kamu adalah orang yang belajar Al Qur’an dan mengajarkannya”. Maka marilah kita mohon taufiq dan hidayah kepada Allah SWT semoga hidup kita selamat dari dunia dan akhirat. Amin (fds/hj)