Daftar Blog Saya

Rabu, 26 Januari 2011

TEKS MC, PIDATO, CERAMAH

Membaca Shalawat Nabi, Saat Perismian Gedung Madrasah Aliyah Almaarif Singosari


HAKEKAT RETORIKA

Oleh Drs. H. M. Ali Ghufron R.

A. PENDAHULUAN

Retorika, pidato, bicara di depan hadirin, kita agar mengenai sasaran dan dimengerti, maka harus mengenal situasi dan kondisi baik kejiwaan mapun waktu terhadap mustamiin, audiens, pendengar, penerima, pendengar, hadirin. Untuk mengerti tentang masyarakat yang kita hadapi, maka perlu adaptasi. mem perhatikan dan mengamati lingkungan sebelum kita tampil. Pemakaian dalil Naqli ; Alqur’an, Hadits Nabi dan qau ul hikmah yang sesuai, terma suk sarah atau keterangannya. Saat ini ayat suci dibaca tartil sebagaimana orang sedang me ngaji. Jika mungkin gunakan dalam posisi yang strategis agar didengar oleh hadirin jika pada acara lesehan (duduk di bawah).

B. PENGERTIAN RETORIKA

Pidato mempunyai arti “melahirkan isi hati atau mengutarakan pikiran dengan rangkaian kata-kata yang memikat (Maidhutul Hasanah)”. Karena kaitanya dengan “kata-kata”, maka se seorang yang ingin menjadi ahli pidato harus memiliki perbendaharaan kata-kata Naqliyah, (Qur’an dan Hadits), mutiara hikmah, cerita, anekdot, hikayat sebanyak mungkin.

C. MAKSUD

Setiap seorang berpidato atau membawakan acara mengandung salah satu dari empat tuju an besar, yaitu :

1. Menambah kesan atau keyakinan sesu atu perkara atau masalah.

2. Menjelaskan sesuatu persoalan.

3. Mendorong orang agar berbuat atau melalukan perbuatan” Baik ”.

4. Mengandung unsur-unsur yang menyang kut hiburan, rekreasi, se lingan dan sebagainya.

Secara teoristis, sasaran dari tujuan ini ialah ;

a. Mempengaruhi perseorangan atau masa;

b. Membentuk pendapat umum (publik opinion/ opini publik);

c. Menyimpulkan pembicaraan (materi pidato);

d. Menyampaikan pesan, saran kebaik an ( dari sebelum pada yang ideal).

D. TUJUAN DAN LANGGAM RETORIKA

Tujuan pokok Pembawa Acara agar acara dapat dilakukan dengan urut dan nyaman serta etis, Pidato atau Sambutan ialah; membawa masyarakat supaya berpikir atau berbuat sesu atu sesuai dengan apa yang dikehendaki, serta berusaha mencari pengaruh di kalangan massa, mendatangkan simpati perasaan khalayak ramai, membentuk dan membimbing publik opinion. Karena sangat luasnya ruang lingkup tujuan pembawa acara dan pidato, maka persiapan bahan atau materi harus selalu siap sedia. Bagi pembawa acara hendak nya koordinasi terlebih dulu terhadap ketua penyelenggara, agar lebih pas dan sesuai.

1. Langgam Agama (Sakral Religius ); Langgam Sakral Religius atau Agama Mempunyai suara yang kadang kala naik dan menurun dengan ucapan yang lambat, lantang, man tap dan ceremonis. Pada umumnya dipakai oleh para Muballigh, Ustadz, Kyai, Khotib, Pendeta, Pastur, Pedanda, atau pemuka-pemuka agama lainnya di hadapan para pengi kut atau umat agama masing-ma sing di kala ber khothbah, cera mah, tabligh, da’ wah, konsolidasi, mission agama dan se bagainya.

2. Langgam Agitator; Langgam ini disampaikan secara agresif atau eksplosif, dan banyak digu nakan kampanye partai politik, pilihan presiden, pilihan kepala desa atau propagan da mendukung suatu program tertentu dan sebagainya.

3. Langgam Konversasi; Langgam ini disampaikan secara bebas, jelas tenang, terang. Penggunaanya yang paling tepat di dalam pertemuan-pertemuan, rapat-rapat sifatnya terbatas. Langgam ini banyak persamaannya seperti orang yang se dang berbicara bia sa seperti yang sering kita dengar.

4. Langgam Didaktik; Langgam ini disampaikan secara teoritis, seperti guru atau kyai, us tadz mengajar di seko lah, kuliah ataupun pondok pesantren, majlis ta’ lim. Langgam ini seperti orang yang sedang me ngajar, memberi kuliah, me nyampaikan pengaji an biasa seperti yang sering kita lihat, kita kerjakan, pada saat sekolah atau mengaji di pondok pesantren.

5. Langgam Sentimentil; Langgam ini disampaikan yang dapat me nyentuh kalbu, dengan kata-kata sindiran, kata-kata hikmah pertaubatan, penyesalan, banyak Istighfar mo hon ampun kepada Alloh SWT. Pada umumnya dalam acara doa bersama , upacara pembe rangkatan jenazah ke makam atau perpisahan, antara yang akan berangkat ibadah Haji dengan yang ditinggalkan di tanah air, acara Haul (peringatan kematian), menyantuni Ya tim-piatu, dhuafak, fakir miskin, anak jalanan, tuna wisma dan sebagainya.

6. Langgam Statistik; Langgam ini disampaikan secara teoritis sesuai dengan topik, deng an menggunkan pro sentase dan data jumlah, hasil penelitian, hasil angket, hasil wawan cara, kemudian dibanding kan dan dibahas. Pada acara for mal atau semi formal. Disam paikan secara umum ke khusus atau dari khusus ke umum.

7. Langgam Theateral; Langgam ini disampaikan secara peraga an, acting, atau didrama kan dalam menjelaskan masalah. Juga menirukan suara seseorang dialog dengan orang lain, menirukan suara satwa, angin, senjata api, kapal, mobil dan sebagainya. Penyampaian ini biasanya sangat memikit pendengar atau hadirin karena dilakukan seca ra atraktif, tetapi jangan over acting.

8. Langgam Audotirial; Langgam ini disampaikan di studio baik radio ataupun studio Tele visi, se hingga pende ngar berada di tempat terpisah dengan pembicara. Karena di de pan camera tapi harus seperti berhadapan dengan pemirsa, maka ha rus menggunkan pembicaraan secara wajar seperti sedang berbi cara dengan orang di depannya.

9. Langgam Kombinasi, campuran; Langgam ini disampaikan secara bervariasi atau cam puran langgam 1 sd. 8. Semacam ini lebih sulit, maka harus sering berlatih, baik lang sung maupun direkam dan disimak sebagai latihan, memperhatikan bagian mana seba gai; narasi, intonasi agitatif, dialog biasa, mengguman, intermezo atau illustrasi/ selingan, namun hendaknya yang bersifat mendidik atau informa si wawasan. Juru pidato harus sering mencoba agar lebih berkembang dan akan mengalami kemajuan. Perlu diingat, jangan menyampaikan materi yang sama pada daerah yang berdekatan tempat acara sedang hadir in sebagian pernah mendengar. Hal ini menghindari kebosanan dan keje nuhan, hadirin akan berkata” tetap” itu-itu saja, “bosan”. Kiranya ada seba gian materi tetap namun divariasi dengan materi lain yang baru dan segar, sehingga seperti tidak statis, materi berkembang dan menyenangkan mustami’in atau audiens.

B. CONTOH PEMBAWA ACARA, RETORIKA ATAU PIDATO

Dalam sebuah qaidah dinyatakan: “ ASSALAAMU QABLAL KALAAM”.

“ Mengucapkan Salam itu sebelum berbicara apapun”

Pembawa acara, maupun Sambutan, lebih-lebih Penceramah, perlu mem perhatikan Koidah Assalamu qoblal kalam” artinya : “Mengucapkan Salam itu sebelum berbicara apapun/ sekatapun”. Oleh karena itu ja nganlah meniru tradisi yang seolah-olah baik tapi justru salah. Seperti yang sering kita jumpai sebelum mengucapkan salam awal mengucapkan : ” Yang terhormat Bapak Walikota/ Bupati beserta ibu”

” Yang terhormat Bapak Kapolresta/ Kapolres beserta ibu”

” Yang terhormat Bapak Kodim beserta ibu” dan para Bapak, Ibu, saudara hadirin undangan yang kami hormati”. Asasamu’alaikum Warahmatullohi Wabarokaatuh !

Hal seperti itu kurang tepat, maka ucapan salam dahulu, barulah menye butkan satu persatu undangan VIP tersebut. Atau ucapan Basmalah sebelum salam, seyogyanya diucapkan secara sirri atau pelan saja, jangan ter lalu keras pada mike, barulah mengucapkan Salam.

SAMBUTAN PANITIA OLEH KETUA OSIS dsb. SEBAGAI PANITIA PENYELENGGARA

Assalaamu’alaikum Warahmatullohi Wabarokaatuh !

ALHAMDULILLAHI RABBIL ‘ALAMIN, WASSHALATU WASSALAMU ‘ALA ASYRAFIL ANBIYAAK-I WAL MURSALIN, SAYYIDINA MUHAMMADIN SHALLALLOHU ‘ALAIHI WASALLAM WA’ALAA AALIHI WASHAHBIHI AJMA’IiN, AMMA BA’DU

o Yang kami muliakan para Alim Ulama, Ustadz, Sesepuh, dan tokoh masyarakat ;

o Yang terhormat Bapak Kepala SMA / Lurah beserta staf, Bapak-Ibu Ketua RW, Para Ketua RT…...-……, RW….., beserta Pengurus ;……………(menyesuaikan)

o Yang terhormat Saudara/ bapak ketua PKK RT, dan RW beserta pengurus ;

o Bapak, Ibu, Saudara-saudara undangan, hadirin yang berbahagia.

Pertama marilah kita bersyukur Alhamdulillah ke hadirat Alloh SWT. yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah dan inayah-Nya kita sekalian dapat berkumpul bersama di tempat ini,

Shalawat dan salam mudah-mudahan tetap tercurahkan kepada junjung an Nabi Muhammad SAW. yang telah membawa hidayah Islam, sehingga kita tidak tersesat dari jalan yang dimurkai Alloh, Kejahiliyahan.

Tidak ada komentar: