Daftar Blog Saya

Jumat, 30 Januari 2009

VALENTINE'S DAY


HARI KASIH SAYANG
oleh Pak Ali Ghufron *)

Sekitar tahun delapan puluh sembilan puluhan, pada setiap bulan Februari di kalangan Executif muda metropolitan (Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan dsb. ) saling menelpon, membuat janji dengan teman, relasi, kenalan, pada setiap tanggal 14 Februari untuk merayakan kata mereka menyebut “Hari Kasih Sayang”, menirukan artis barat yang mereka kagumi, melalui Televisi Chennel parabola. Dengan cara merayakannya dengan beristirahat di areal kawasan tempat rekreasi, peristirahat an, villa, bungalow, wisma di tempat-tempat hiburan. Cara yang mereka lakukan pada puncak acara adalah saling tukar-menukar “ kunci ” pintu kamar sekaligus isi kamar, hingga pagi hari. Kemudian tiru meniru antar Prodocen terhadap konsumen di Pusat Pertokoan ( Plaza, Mall, restauran, depot, Interten, Night club, Stasiun Televisi dsb. ) dengan memasang simbol dan hiasan menjual cindera mata yang identik dengan Valentine’s Day ; Warna Ungu/ pink, Heart/ hati, merpati sejoli, monyet berpelukan, Tommy -Jerry bergan dengan tangan dengan Timma-Jerra, dsb.
Pernah ada seorang cewek berpenampilan gaul, tinggi semampai, wajah lumayan minta ijin kepada seorang guru sekolah Muslim, menyampaikan maksudnya di suatu Sekolah Islam walau tempatnya di jantung kota, begini kejadiannya, ada seorang tamu Cewek di sekolah tsb.
Cewek berpenampilan gaul: “ Apakah boleh saya menawarkan dagangan cindera mata/ hadiah kepada siswa-siswa bapak berupa pernak-pernik untuk memeriahkan Valentine’s Day ?”,
Jawab Pak Guru di sekolah tersebut : ” Maaf mbak ya ini sekolah Muslim !”
Balik bertanya si cewek gaul tadi :” Lho ini untuk remaja, Pak, bukan untuk Bapak !, sambil menunjukkan yang dipegang (pernak-pernik Valentine’s Day )
Jawab Pak Guru : “ Valentine’s Day, itu bukan perayaannya siswa-siswa Muslim !” cewek berpenampilan gaul :” kalau begitu saya ingin tahu, apa dan mengapa sih (Ada apa Dengan …. ) kok saya ditolak?”
Pak Guru menjawab : “ e…Karena :

1. Asal muasal Valentine’s Day mengambil istilah nama dari seorang Pastor (Pemuka agama Katolik) yang bernama SANTO VALENTINO, yang hidup pada abad ke-3 Masehi di Roma. Pastor Valentino pada masa hidupnya sangat mencintai semua orang tanpa kecuali, dia menjadi tumpuan keluh kesah, menyampaikan curahan hati (curhat), baik remaja laki-laki lebih-lebih perempuan. Kebaikan, keramahtamahan Pastor Valentino berpengaruh yang luar biasa di kalangan remaja, sehingga di gudang bawah gereja tidak jarang cewek sampai rela menyerahkan kehormatannya, bahkan menurut tulisan pada Majalah remaja puluhan sudah yang telah berkasih sayang dengannya. Dan semakin terkenal kasih sayangnya, sehingga penguasa/ raja menganggap akan dapat mengancam pengaruh kekuasaannya terutama simpati rakyat yang mendam bahkan kasih sayang antar sesama manusia, akhirnya Pastor Valentino harus mati dieksekusi tepat tanggal 14 FEBRUARI 270 Masehi. Kemudian hari kematiannya oleh orang-orang KATOLIK dijadikan sebagai “ Hari Kasih Sayang ” atau VALENTINE’S DAY


2. Valentine’s Day pada dasarnya merupakan pola prilaku budaya Barat yang cenderung hidup bebas tanpa batas dalam pergaulan lawan jenis. Mengapa bisa merembes ke Indonesia yang sudah sekian abad terkenal dengan keIslamannya. Dengan modernisasi segala bidang terutama Informasi, sudah selayaknya jika perkembangan mengimbas kemana-mana dise babkan adanya kontak budaya antar negara, bahkan antar benua. Mula-mula Valentine’s Day dirayakan oleh oleh remaja Nasrani begitu meriah seolah-olah tanpa masalah ( pesta vodca, dansa, pacaran bebas tanpa batas, meluapkan nafsu syahwat tanpa syarat syareat ), memang cinta kasih merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia, anugrah Yang Maha Kuasa yang dalam penyalurannya dibatasi oleh Agama dan Adat istiadat, terutama agama “ Agama untuk mengatur manusia, bukan manusia mengatur agama”. Maka jika meniru seca ra serta merta budaya Barat tanpa “ filter “ Agama (aturan dari Allah untuk hamba-Nya) dan Adat istiadat Timur (Indonesia ) yang sarat dengan unggah ungguh, tata krama, sopan santun, maka cinta yang suci yang diawali Nabi Adam mencintai Sayidatina Hawa’ melalui proses pernikahan terlebih dahulu dengan Aqad Nikah, ada Ijab Qobul, mahar/ maskawin, telas sah, barulah mamadu kasih. Namun cinta yang suci itu bisa menjadi cinta erotic dimana dua sejoli remaja timbul hasrat untuk saling menikmati indahnya cinta kasih, mereka lepas kontrol Agama dan Adat istiadat Timur, akhirnya terjerumus dalam jebakan lingkaran syetan, yang termasuk dosa besar.

3. Valentine’s Day, bukan perayaan umat Islam, tetapi memperingati khaul (selamatan) Pastor, umat Islam tidak dapat dihitung dengan jari kalau urusan acara ritual keagamaan. Seperti : Ramadhan sebulan penuh, Idul Fitri tujuh hari masih ramai, Dzul hijjah ada hari raya Besar, Muharram Tahun Baru Umat Islam (peringatan hijrahnya Nabi Muhammad SAW.), Maulid Nabi di bulan Rabiul Awwal, Rajab ada peringatan Isra’ Mi’roj, ada yang namanya Manaqiban; membacakan sejarahnya Sulthonul Auliya’ Syeh Abdul Qodir Aj-Jaillani, itu belum acara-acara lain : Tasyakkur ini dan Tasyakkur itu yang tidak ada hitungannya.

4. Valentine’s Day, adalah khaul atau semacam Manaqiban “ Kasih sayang”. Dalam Islam : selama bulan Ramadhan dan Idul Fitri sangat penuh dengan “ Super Kasih Sayang”, tidak hanya sehari, dalam arti mengasihi orang-orang yang lemah (kaum Dhuafa’). Bukan hari saling mengumbar nafsu syahwat. Nafsu syahwat adalah anugrah Allah SWT. boleh disalur kan melalui Aqad Nikah terlebih dahulu dengan ada calon mempelai, orang tua (ayah kandung) wanita, dua orang saksi, Ijab qobul, dan mahar, selain itu menjerumuskan seseorang mengakibatkan penyesalan yang tiada hentinya sampai akhir hayat dan bahkan ada sanksinya di hadapan Mahkamah Tuhan kelak di alam setelah alam dunia ini.

Jawab cewek berpenampilan gaul : “ Oh…..saya baru tahu sekarang ini pak kalau perayaan Valentine’s Day itu juga bukan milik saya, karena saya dan orang tua saya Muslim, muslimah”.

PEMPERTIMBANGKAN DAHULU SEBELUM IKUT ARUS BUDAYA YANG DAHSYAT, SEDAHSYAT TSUNAMI, BAHKAN LEBIH DARI ITU !
Insya Allah akan Selamat !

*) Drs. H. M. Ali Ghufron R.
Staf Pengajar di YP.Almaarif Singosari (SMAI & MA ) Singosari, YAPISH (SMA Shalahuddin) Malang, SMK TI,(PP. Al Ishlahiyyah) Singosari. Muballigh dan Mantan Ketua IPNU (1979-1983) , Mantan Ketua GP. Ansor Ancab. Singosari (1993-1998), Wakil Ketua GP. Ansor Kab. Malang (1995 – 1999), berkhidmat di Bagian (MWC NU) Singosari.dan Anggota LDNU Kab. Malang.

Tidak ada komentar: