Daftar Blog Saya

Rabu, 12 November 2008

Fotoku Sedang Ngaji





A. PENGERTIAN KALIGRAFI

Ungkapan KALIGRAFI (dari bahasa Inggris yang disederha-nakan Calligraphy) diambil dari bahasa Latin "kalios" yang berarti "Indah" dan "graphy" berarti " tulisan atau aksara". Arti seutuhnya kata "kaligrafi" adalah: kepandaian menuLIS indah, atau tulisan elok. Bahasa Arab sendiri menyebutnya "khoth" yang berarti GARIS atau tulisan INDAH. Garis lintang, equator atau khatulistiwa diambil dari kata Arab "khaththulistiwa", melintang elok membelah bumi jadi dua bagian yang sangat indah.

B. ASAL USUL KALIGRAFI
Beragam pendapat dikemukakan, tentang : siapa yang mula- mula menciptakan kaligrafi. Barangkali cerita-cerita keagamaan adalah yang paling dapat dijadikan pegangan. Para pekabar Arab atau Muarrikh mencatat, bahwa Nabi Adam Aslah yang pertama kali mengenal kaligrafi. Pengetahuan tersebut datang dari Allah Swt. sendiri melalui wahyu. Agaknya, inilah yang dimaksud:
"Allah mengajari Adam pengetahuan tentang semua nama", seperti yang diterangkan dalam al Qur'an (Surat Al Baqarah, ayat 31).
Dikatakan, bahwa 300 tahun sebelum wafatnya, Adam menulis di atas lempengan tanah yang selanjutnya dibakar menjadi tembikar.
Setelah bumi dilanda banjir bah di zaman Nabi Nuh As. dan air sudah surut, setiap bangsa atau kelompok turunan mendapatkan tembikar bertulisan tersebut. Ini pulalah yang dianggap, bahwa setiap bangsa telah punya tulisan masing-masing.

C. SENI KALIGRAFI
Seni kaligrafi adalah: seni tulis yang indah, model tulisan Arab, Latin, India, Cina, Jawa dan model tulisan lainnya. Seni kaligrafi ini dapat dipelajari oleh siapa saja yang berminat, baik bagi yang berbakat dalam bidang seni, seniman bukan
bukan seniman, karena keseharian selalu melakukan kegiatan me-
nulis. Pembelahan seniman dan bukan seniman, anggapan ini me-
nimbulkan rasa pesimis untuk belajar atau memulai belajar tu-
lisan indah. Sebab baik dan jeleknya tulisna bukan faktor bakat
seni saja, namun tolok ukurnya juga masalah belajatr dan
berlatih secara konsisten dan tekun, disamping faktor sarana a-
lat dan bahan.

D. KALIGRAFI "MURNI" dan "LUKISAN" KALIGRAFI
Beberapa tahun terakhir ini muncul "wabah" demam kaligra-
fi Indonesia. Sering diistilahkan adanya jenis kaligrafi "mur-
ni" dan "lukisan" kaligrafi.

1.Kaligrafi "murni", dimaksudkan sebagai kaligrafi yang meng- ikuti pola-pola kaidah yang sudah ditentukan dengan ketat dan konvensional atau pakem, patokan. Yakni bentuk yang te-
tertentu.melintang oresi kaligrafi. Disamping harganya tidak terjangkau, biasanya suka menonjolkan warna-warna dasar lukisannya daripada apuan kaligrafi yang difokuskannya.
Dengan demikian masyarakat memasangnya setelah menggunting
dari kalender dan bingkainya dijadikan dekorasi ruang. Dan
kalau kita simak dan amati lebih banyak yang memasang kali -
grafi berkaedah, untuk dipasang di rumah-rumah dan musholla,
surau, langgar atau masjid. Lebih mudah dibaca atau
barangkali lebih mempunyai nilai religius atau keagamaan
yang ornamental spiritual. Menurut sejarah kaligrafi di
negara-negara Timur Tengah tulisan-tulisan tersebut sudah
melalui perjalanan dan ujian ratusan tahun. Barangkali seni
lukis kaligrafi Islam "di" Indonesia yang melahirkan lintas-
an estetis, keragaman bentuk kaligrafi akan menjadi kaligra-
fi khas Indonesia. Kita berharap demikian hendaknya. Amin.
Beberapa contoh Lukisan Kaligrafi :

BAB II. MODEL KALIGRAFI YANG BERKAEDAH atau "MURNI"

Seni kaligrai yang merupakan kebesaran seni Islam,
lahir di tengah-tengah dunia arsitektur dengan segar bugar.
Ini dapat dibuktikan pada aneka ragam hiasan kaligrafi yang
memenuhi masjid-masjid dan bangunan lainnya, yang dituangkan
dalam paduan ayat-ayat suci Al Qur'an, Hadits Nabi dan kata
Hikmah Ulama arif bijaksana. Demikian pula mushaf-mushaf Al
Qur'an banyak ditulis dengan pelbagai model kaligrafi yang
digores corak-corak hias puspa ragam mempesona. Tidak dapat
disangkal lagi , bahwa penerimaan seni kaligrafi sebagai
kesukaan merata di kalangan umat Islam adalah pengaruh
motivasi Al Qur'an untuk mempelajarinya. Ayat-ayat Al
Qur'an, Sabda-sabda Nabi Muhammad SAW berulang-ulang
menyebut "fadhilah" benda-benda (Pena, tinta dan kertas).

Ada beberapa model kaligrafi yang berkaedah atau kali -
grafi murni, antara lain sebagai berikut :

A. NASKHI, tulisan model ini yang turun temurun sejak kelah
irannya hingga kini tetap digunakan dalam pelbagai penulisan
naskah-naskah ilmiyah (kitab), majalah, surat ka -
bar dan lain-lain. Terutam dalam Al Qur'an ataupun Hadits
serta kitab Tafsir, Fiqih, Nahwu-Sorof dan sebagainya.
Tulisan model inilah yang banyak tersebar luas ke seluruh
permukaan bumi ini. Tulisan ini mudah dikenal dan dipahami,
karena disamping bentuknya yang sederhana , luwes juga tidak
banyak Variasi.
Contoh :




B. TSULUTSI, tulisan tersebut lebih bersifat monumental,
terutama dipakai untuk tujuan-tujuan dekorasi dalam dunia
mediamasa cetak, buku-buku ilmiyah, dan sekarang banyak
dipakai untuk menghiasi tembok-tembok gedung. Tsulutsi kerap
digunakan untuk judul-judul, gelar-gelar dan nama-nama
penerbitan. Teks buku yang keseluruhannya menggunakan tsu
lutsi kini sudah tidak ada lagi, karena dipandang lebih
pantas untuk corak-corak hiasan.
Contoh :




C. RAYHANY, pada suatu sumber menyebutkan, bahwa Rayhany
berasal dari Naskhi. Namun ditilik dari bentuknya juga
bagian dari Tsulutsi dengan lebih banyak diberi variasi. Hu-
ruf-hurufnya mempunyai keistimewaan dengan bentuk alif
pitusrat ( ), melengkung pada bagian atas huruf.
Contoh :




D. DIWANI, tulisan ini beberapa abad digunakan untuk menulis
pada dewan-dewan (perkantoran) Pemerintahan Islam. Dipergu -
nakan dalam hal-hal yang bersifat seni, seperti judul
karangan, nama-nama, brosur dan lain-lain yang menitikberat-
kan nilai-nilai artistiknya. Bentuknya sangat condong, ber -
susun-susun saling tumpang tindih , saling bersambungan dan
jarang memakai harokat atau baris. Bentuk huruf diperoleh
dengan memainkan pena agar menjadi huruf-huruf berekor.
E. DIWANI JALI, sama dengan diwani, namun dikenal juga
dengan nama HUMAYUNI (=kekaisaran, kerajaan). Ada yang
menamakan MUQADDASI, penamaan ini dimaksudkan untuk tulisan
yang digunakan oleh para sultan penguasa dengan lindungan
Alloh Swt. Ciri yang paling tampak adalah hiasan yang sangat
dalam bentuk dekorasi yang terfokus pada susunan padat
berkerumun menjadikan bentuk-bentuk geometrikal. Kegunaan
nya seperti Diwani, untuk keartistikan yang maksimal.
Contoh :


F. FARISI, tulisan ini lahir di Persia (Arab-Furs). Khot ini
sumbernya dari khoth naskhi, yaitu pada bentuk-bentuk huruf
yang belum disambung. Posisinya condong ke kanan, sedangkan
khoth naskhi ke kiri. Banyak dipaki untuk suatu judul dalam
mediamasa dan buku ilmiyah.
Contoh :

G. KUFI, tulisan ini lahir di Koufah (Irak), melalui proses
uji ratusan tahun, sehingga menjadi semacam "isme" yang di -
nasabkan dari nama kota kelahirannya, koufah. Pada waktu ke-
jayaan Daulat Abasiyah dipergunakan penghias bangunan yang
ditulis dan diukirkan dengan bentuk timbul. Sekarang dipakai
penulisan mediamasa, buku dan lain-lain.
Contoh :

H. RIQ'I, adalah model yang paling mudah, karena itu paling
sering digunakan untuk menulis, disamping penulis dapat
menulis dengan capat juga khoth ini tanpa variasi bahkan ba-
nyak penyederhanaan. Titik dua dapat dibentuk menjadi satu
garis pendek, gigi-gigi huruf sin dibentuk satu garis, huruf
hak di akhir kalimah dibentuk segitiga.
Contoh :


BAB III. ALAT dan BAHAN

Untuk membuat tulisan indah Arab atau "kaligrafi Arab", di -
perlukan beberapa alat dan bahan sebagai berikut :
1. Pensil, segala jenis 6. Bambu tipis, dipotong miring
2. Kuas, kecil atau besar 7. Rotan dipotong miring
3. Spidol, dipotong miring 8. Kapur tulis, dipotong miring
4. Pena, dipotong miring 9. Tinta hitam (tinta bak)
5. Kalam, dipotong miring 10. Cat, berbagai macam jenisnya
11. Penggaris, setip, trekpen,

dan lain-lain.


BAB IV. PETUNJUK PRAKTIS PEMBUATAN LAFAT CARA TRADISIONAL
Sangat sering kita jumpai karya kaligrafi yang disebut lafal sebagai penghias sekaligus "self symbul" (beragama Islam) dalam kehidupan sehari-hari. Ada yang terbuat dari
kaca bening dengan cat warna tua dan muda sering menjadi kombinasinya.
Langkah-langkah pembuatannya sebagai berikut :
1. Membuat pola/modeblat pada kertas transparan/tipis (Ker -
tas HVS, kertas roti, kertas minyak, kertas kalkir).
Ditulisi secara langsung atau mengeblat dari reproduksi atau
lafal jadi. Untuk memperoleh contoh, bisa dengan jalan foto
copy dari kaligrafi berukuran kecil yang diperbesar beberapa
kali. Setelah diblat dengan pensil, ditimpali garis spidol
hitam. Bila telah selesai kertas tipis pola dibalik dan juga
diperjelas dengan spidol hitam. Dengan posisi terbalik
tulisannya itulah pola ditempelkan pada kaca yang akan
diproses, dengan mengecat dasaran/begron terlebih dahulu,
atau tulisannya yang didahulukan, terserah pembuatnya. Ter -
masuk pula hiasan tepi dan variasi-variasi lain.

2. Kaca bening/transparan, tebal 2 mm atau 3 mm, sedangkan
panjang dan lebarnya disesuaikan dengan kebutuhan, panjang
dan tinggi tulisan serta hiasan tepi, barangkali diberi
hiasan.

3. Cat minyak untuk kayu atau besi, kelompok warna gelap
(hitam, biru tua, hijau tua, coklat tua, merah tua dan seba-
gainya) dan kelompok warna terang ( putih, biru muda, hijau
muda, coklat muda, merah muda dsb.). Bila tulisan warna tua,
maka begron/dasaran warna muda, begitu sebaliknya.
Penggunaan minyak cat/tinner juga harus sama, tulisan dengan
tinner A, begron dengan menggunakan tinner A, agar tidak ru-
sak.

4. Kuas, gunakan kuas kecil untuk mengecat huruf/tulisan dan
bidang-bidang kecil, atau menggunakan TREKPEN. Kuas besar
untuk mengecat begron/dasaran, atau dengan cara cat semprot/
spet/spray, lebih cepat dan lebih rata.
5. Bila pengecatan tulisan sudah kering, barulah disusul
pengecatan bgronnya. Dan bila begron sudah kering, maka
tinggal membingkai dengan kayu bingkai. Bagian belakang
diberi karton tebal dan sipaku kecil yang dipakukan pada ka-
yu bingkai. Terakhir memasang kawat sangkutan. dan lafal
telah bisa dipasang pada tembok sebagai hasil karya seni ke-
rajinan yang berfungsi sebagai seni dekorasi.
Bila menghendaki produksi secara kolektif/dengan jumlah
banyak, proses sablon merupakan alternatif paling praktis
dan ekonomis.


ALAT DAN BAHAN untuk LAFAL CARA TRADISIONAL

1. Pensil 2 buah 8. Minyak cat/tinner
2. Kuas, besar dan kecil 9. Bingkai kayu
3. Cat kayu/besi 10. Karton
4. Kaca transparan/bening 11. Kain lap
5. Spidol hitam 12. Paku kecil
6. Contoh khoth 13. Palu dan gergaji
7. Pentrik/Trekpen 14. Kawat, untuk sangkutan

Cara pembuatan kaligrafi/lafal pada kaca bening :

DAFTAR KEPUSTAKAAN

1. D. Sirajuddin AR, Drs. SENI KALIGRAFI ISLAM, Penerbit
Pustaka Panjimas, Jakarta, 1985.

2. Ghufron, Ali, Drs. Diktat PENDIDIKAN SENI 1 dan 2, 1985.

3. Muhamad, Hashim, Al Khattat, RULES FOR ARABIC PENMANSHIP,
The Institute Of Fine Arts, Baghdad, 1381 A.H. -1961 A.D.

4.Majalah, LISAN, IKIP Malang, Bulan Ke-3, 1404 H. -1984 M.

5. Rifan S, M, Contoh Aneka Model Huruf Seri Arab, CV. Al-
Ihsan, Surabaya, Tanpa Tahun.


6.Shofwan, A. Aziz, SENI RUPA, Diktat, Batu, 1982.

7.Shiddiq, Noor Aufa, KALIGRAFI ARAB, Penerbit Bintang Ter
ang, Surabaya, 1409 H.

Tidak ada komentar: